25 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

TB Silalahi Center Raih Penghargaan Kemendikbud

Dite Surendra/Jawa Pos/jpnn BUDAYA: Penampilan penari dari berbagai suku adat di acara Festival Budaya Batak di TB Silalahi Center Soposurung, Kota Belige, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.
Dite Surendra/Jawa Pos/jpnn
BUDAYA: Penampilan penari dari berbagai suku adat di acara Festival Budaya Batak di TB Silalahi Center Soposurung, Kota Belige, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Warga Batak di dunia bisa berbangga dengan kehadiran Museum Batak Milik TB Silalahi yang berada di Balige Sumatera Utara. Pasalnya, museum yang diberinama TB Silalahi Center mampu meraih penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jumat (5/9) pekan lalu.

Penghargaan yang diberi nama Anugerah Pelestari Cagar Budaya diperoleh oleh TB Silalahi Center karena dianggap memiliki fasilitas publik, kerja sama serta mampu membiayai pembangunan sendiri.

“Secara keseluruhan TB Silalahi Center dilihat mulai dari penataan serta informasi yang tersedia bagi pengunjung yang ingin mengetahui segala sesuatu tentang budaya Batak menjadi faktor penentu,’ ujar Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemdikbud Harry Widianto kepada media.

Melalui penghargaan ini, diharapkan banyak museum-museum swasta lainnya yang mampu bersaing dan menonjolkan kebudayaan daerahnya masing-masing. Selain itu, upaya ini juga mampu melestarikan budaya Indonesia dari tergerusnya zaman. “Pemerintah butuh bantuan masyarakat untuk mengembangkan dan melestarikan budaya, melalui museum bisa menjadi alternatif yang sangat baik,”timpal Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti.

Dijelaskannya, secara keseluruhan museum yang dimiliki pemerintah dan swasta yakni 328. Ia berharap virus mengunjungi museum dapat disebarkan keseluruh masyarakan Indonesia, terutama generasi muda yang sudah mulai lupa dengan budaya tempat kelahirannya. “Kita tidak ingin generasi muda dicap tidak berbudaya,”sebutnya.

Sementara itu, TB Silalahi mengaku mendirikan museum ingin mempromosikan budaya Batak kepada seluruh masyarakat Indonesia dan dunia internasional. Ia sendiri mengaku tidak pernah berharap meraih penghargaan apapaun dan dari manapun dengan didirikannya TB Silalahi Center.

Kedepan, pria Lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) 1961 itu akan berkordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam ajang Festival Danau Toba. “Kegiatan tersebut bisa dijadikan ajang untuk mengenalkan budaya batak kepada wisatawan mancanegara,” katanya.

Lebih lanjut disebutkannya, degan hadir ke TB Silalahi Center masyarakat diharapkan mampu mengetahui semua tentang budaya batak. “Kalau mau tahu tentang batak, silahkan datang ke TB Silalahi Center,” selorohnya.

Di sisi lain, Staf Khusus TB Silalahi, Rina Ginting menyebutkan sejak diresmikan museum pada 2011, sejumlah penghargaan silih berganti datang. “Penghargaan pertama diraih dari kementerian pariwisata pada 2012 dan tahun ini mampu menjadi museum swasta terbaik tingkat nasional,” ujarnya tadi malam.

Rina Ginting menceritakan, motivasi TB Silalahi mendirikan museum yanki karena ada pernyataan yang menyebutkan orang Batak itu tidak berbudaya. “Sejak saat itu Pak TB mulai termotivasi, mulai dari mendirikan bangunan sampai mencari artefak untuk mengisi setiap bagian museum,penghargaan ini didedikasikan untuk seluruh orang Batak yang ada di Indonesia,” sebutnya. (bbs/dik/rbb)

Dite Surendra/Jawa Pos/jpnn BUDAYA: Penampilan penari dari berbagai suku adat di acara Festival Budaya Batak di TB Silalahi Center Soposurung, Kota Belige, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.
Dite Surendra/Jawa Pos/jpnn
BUDAYA: Penampilan penari dari berbagai suku adat di acara Festival Budaya Batak di TB Silalahi Center Soposurung, Kota Belige, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Warga Batak di dunia bisa berbangga dengan kehadiran Museum Batak Milik TB Silalahi yang berada di Balige Sumatera Utara. Pasalnya, museum yang diberinama TB Silalahi Center mampu meraih penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jumat (5/9) pekan lalu.

Penghargaan yang diberi nama Anugerah Pelestari Cagar Budaya diperoleh oleh TB Silalahi Center karena dianggap memiliki fasilitas publik, kerja sama serta mampu membiayai pembangunan sendiri.

“Secara keseluruhan TB Silalahi Center dilihat mulai dari penataan serta informasi yang tersedia bagi pengunjung yang ingin mengetahui segala sesuatu tentang budaya Batak menjadi faktor penentu,’ ujar Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemdikbud Harry Widianto kepada media.

Melalui penghargaan ini, diharapkan banyak museum-museum swasta lainnya yang mampu bersaing dan menonjolkan kebudayaan daerahnya masing-masing. Selain itu, upaya ini juga mampu melestarikan budaya Indonesia dari tergerusnya zaman. “Pemerintah butuh bantuan masyarakat untuk mengembangkan dan melestarikan budaya, melalui museum bisa menjadi alternatif yang sangat baik,”timpal Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti.

Dijelaskannya, secara keseluruhan museum yang dimiliki pemerintah dan swasta yakni 328. Ia berharap virus mengunjungi museum dapat disebarkan keseluruh masyarakan Indonesia, terutama generasi muda yang sudah mulai lupa dengan budaya tempat kelahirannya. “Kita tidak ingin generasi muda dicap tidak berbudaya,”sebutnya.

Sementara itu, TB Silalahi mengaku mendirikan museum ingin mempromosikan budaya Batak kepada seluruh masyarakat Indonesia dan dunia internasional. Ia sendiri mengaku tidak pernah berharap meraih penghargaan apapaun dan dari manapun dengan didirikannya TB Silalahi Center.

Kedepan, pria Lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) 1961 itu akan berkordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam ajang Festival Danau Toba. “Kegiatan tersebut bisa dijadikan ajang untuk mengenalkan budaya batak kepada wisatawan mancanegara,” katanya.

Lebih lanjut disebutkannya, degan hadir ke TB Silalahi Center masyarakat diharapkan mampu mengetahui semua tentang budaya batak. “Kalau mau tahu tentang batak, silahkan datang ke TB Silalahi Center,” selorohnya.

Di sisi lain, Staf Khusus TB Silalahi, Rina Ginting menyebutkan sejak diresmikan museum pada 2011, sejumlah penghargaan silih berganti datang. “Penghargaan pertama diraih dari kementerian pariwisata pada 2012 dan tahun ini mampu menjadi museum swasta terbaik tingkat nasional,” ujarnya tadi malam.

Rina Ginting menceritakan, motivasi TB Silalahi mendirikan museum yanki karena ada pernyataan yang menyebutkan orang Batak itu tidak berbudaya. “Sejak saat itu Pak TB mulai termotivasi, mulai dari mendirikan bangunan sampai mencari artefak untuk mengisi setiap bagian museum,penghargaan ini didedikasikan untuk seluruh orang Batak yang ada di Indonesia,” sebutnya. (bbs/dik/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/