26.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

KPU Sumut Dituding Tak Netral

Foto: Andika/Sumut Pos
LAUNCHING: Gubsu HT Erry Nuradi (batik) bersama Ketua KPU RI dan Komisioner KPU Sumut saat launching Pilgubsu di Hotel Tiara, Minggu (9/10) malam.

SUMUTPOS.CO – Hiruk pikuk pelaksanaan Pemilihan Calon Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018 dimulai. Hal itu ditandai dengan peluncuran maskot dan jingle, Minggu (9/10) malam. Namun launching itu dicederai dengan segaram para Komisioner KPU.

Pada acara yang turut diramaikan Gordang Sembilan tersebut, seluruh komisioner KPU Sumut dan Komisioner KPU RI yang hadir kompak mengenakan seragam warna biru cerah. Seragam tersebut identik dengan salah satu partai politik (Parpol).

Akibat seragam tersebut, muncul tudingan miring terhadap KPU Sumut. Lembaga penyelenggara Pilkada tersebut dituding sudah berafiliasi dengan parpol tertentu.

”Pakaian yang dipergunakan oleh Komisioner KPU Sumut dan KPU RI saat peluncuran Pilgubsu 2018 kurang tepat. Bisa memicu pandangan miring masyarakat,” ujar Pengamat Politik, Faisal Akbar kepada wartawan, Senin (9/10).

Dijelaskan, semua pihak sudah tahu bahwa salah satu calon yang akan maju di Pilgubsu sangat identik dengan warga seragam warna biru. Hal itu akan memunculkan tanggapan dari masyarakat bahwa KPU tidak netral, karena sudah berafiliasi dengan parpol tertentu.

Faisal menyarankan, seharusnya seluruh komisioner KPU Sumut dan KPU RI yang hadir dalam kesempatan itu mengenakan pakaian yang netral. “Misalnya pakai batik, itu sepertinya lebih netral. Gubernur saja memakai batik, kenapa KPU malah berbuat sebaliknya,” tuturnya.

Faisal mengaku belum bisa memastikan apakah pakaian seragam yang dikenakan seluruh komisioner KPU Sumut dan KPU RI itu merupakan seragam kerja.

“Bisa ditanyakan apakah ada kebijakan seragam dari KPU RI. Kalau itu boleh saja, tapi jangan hanya satu warna yang identik dengan salah satu parpol. Misalnya 5 hari kerja itu dimasing-masing hari ada seragam, intinya tidak hanya satu warna. Atau malah tidak ada kebijakan itu, seragam yang dikenakan kemarin khusus untuk launching Pilgubsu, itu yang aneh,” jelasnya.

Dia juga mengaku bingung dengan motif KPU Sumut dalam menentukan warna seragam saat peluncuran Pilgubsu 2018. “Berikan penjelasan, agar tidak menjadi bola liar,” paparnya.

Sedangkan Komisioner KPU Sumut, Benget Silitonga saat dikonfirmasi mengenai seragam itu tidak memberikan penjelasan yang jelas. Bahkan dia menanggapinya sekaligus berkelakar.

“Seragam, memang sengaja warna biru, biar dibilang Nasdem,” kata Benget singkat seraya berlalu pergi meninggalkan wartawan.(dik/dek)

 

 

Foto: Andika/Sumut Pos
LAUNCHING: Gubsu HT Erry Nuradi (batik) bersama Ketua KPU RI dan Komisioner KPU Sumut saat launching Pilgubsu di Hotel Tiara, Minggu (9/10) malam.

SUMUTPOS.CO – Hiruk pikuk pelaksanaan Pemilihan Calon Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018 dimulai. Hal itu ditandai dengan peluncuran maskot dan jingle, Minggu (9/10) malam. Namun launching itu dicederai dengan segaram para Komisioner KPU.

Pada acara yang turut diramaikan Gordang Sembilan tersebut, seluruh komisioner KPU Sumut dan Komisioner KPU RI yang hadir kompak mengenakan seragam warna biru cerah. Seragam tersebut identik dengan salah satu partai politik (Parpol).

Akibat seragam tersebut, muncul tudingan miring terhadap KPU Sumut. Lembaga penyelenggara Pilkada tersebut dituding sudah berafiliasi dengan parpol tertentu.

”Pakaian yang dipergunakan oleh Komisioner KPU Sumut dan KPU RI saat peluncuran Pilgubsu 2018 kurang tepat. Bisa memicu pandangan miring masyarakat,” ujar Pengamat Politik, Faisal Akbar kepada wartawan, Senin (9/10).

Dijelaskan, semua pihak sudah tahu bahwa salah satu calon yang akan maju di Pilgubsu sangat identik dengan warga seragam warna biru. Hal itu akan memunculkan tanggapan dari masyarakat bahwa KPU tidak netral, karena sudah berafiliasi dengan parpol tertentu.

Faisal menyarankan, seharusnya seluruh komisioner KPU Sumut dan KPU RI yang hadir dalam kesempatan itu mengenakan pakaian yang netral. “Misalnya pakai batik, itu sepertinya lebih netral. Gubernur saja memakai batik, kenapa KPU malah berbuat sebaliknya,” tuturnya.

Faisal mengaku belum bisa memastikan apakah pakaian seragam yang dikenakan seluruh komisioner KPU Sumut dan KPU RI itu merupakan seragam kerja.

“Bisa ditanyakan apakah ada kebijakan seragam dari KPU RI. Kalau itu boleh saja, tapi jangan hanya satu warna yang identik dengan salah satu parpol. Misalnya 5 hari kerja itu dimasing-masing hari ada seragam, intinya tidak hanya satu warna. Atau malah tidak ada kebijakan itu, seragam yang dikenakan kemarin khusus untuk launching Pilgubsu, itu yang aneh,” jelasnya.

Dia juga mengaku bingung dengan motif KPU Sumut dalam menentukan warna seragam saat peluncuran Pilgubsu 2018. “Berikan penjelasan, agar tidak menjadi bola liar,” paparnya.

Sedangkan Komisioner KPU Sumut, Benget Silitonga saat dikonfirmasi mengenai seragam itu tidak memberikan penjelasan yang jelas. Bahkan dia menanggapinya sekaligus berkelakar.

“Seragam, memang sengaja warna biru, biar dibilang Nasdem,” kata Benget singkat seraya berlalu pergi meninggalkan wartawan.(dik/dek)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/