SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Aura Mutiara boru Lubis (2) menderita tumor sejak lama, upaya orangtuanya untuk menyembuhkannya seakan tidak membuahkan hasil, karena setelah melakukan operasi yang pertama tumor tersebut terus tumbuh dan semakin membesar.
Bocah ini kini tinggal di rumah orangtuanya berukuran sekitar 4×6 meter di Huta 3, Dolok Siantar, Nagori Dolok Parmonangan, Kecamatan Bandar Huluan. Rumah yang dibangun dengan tembok permanen hanya sekitar satu meter tersebut dipadu dengan papan di bagian depan dan tepas di bagian belakangnya. Aura ditidurkan di lantai semen yang hanya beralaskan karpet plastik dan beberapa lembar kain.
Anak bungsu dari empat bersaudara pasangan Mursin Lubis (41) dan Irma Yunita (33) tersebut pernah menjalani operasi saat anaknya masih berusia sembilan bulan. Namun, operasi yang dilakukan tidak membuahkan hasil, setelah empat bulan selesai menjalankan operasi benjolan di kemaluan anaknya tersebut kembali tumbuh. Tak banyak yang bisa dilakukan keluarga serba kekurangan tersebut. Mereka hanya bisa berharap agar anak mereka mendapatkan bantuan dari tangan dermawan untuk kembali melakukan operasi untuk mengangkat tumor tersebut.
Namun, seiring berjalannya waktu, tumor yang diderita Aura tersebut terus berkembang. Hingga kini Aura hanya bisa tergeletak mengharapkan bantuan.
Ayah bocah, Mursin mengatakan, operasi yang pertama kali dilakukan pada saat anak tersebut berusia 9 bulan ia mengaku melihat ada benjolan kecil sebesar kacang tanah yang tumbuh di samping kemaluan anaknya. Dengan mengusahakan segala cara ia membawa menyembuhkan penyakit anaknya. Ia mengenal seorang perawat yang dinggal di lingkungan sekitarnya dan menyarankan untuk konsultasi dengan dokter di Pematangsiantar.
Setelah melakukan konsultasi dokter tersebut menyarankan agar anaknya dibawa ke Rumah Sakit Adam Malik, agar menjalani oprasi. “Kami kira setelah oprasi tidak akan tumbuh lagi tumornya, rupanya setelah empat bulan tumbuh lagi dan sekarang sudah sebesar ini,” jelasnya seraya menunjuk anak perempuannya.
Namun, untuk kembali mengoperasi anaknya harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Ia hanya bisa berharap agar pemerintah atau lainnya mau memberikan uluran tangannya untuk menyembuhkan penyakit anaknya tersebut. “Untuk makan saja susah, apalagi untuk biaya operasi. Kami berharap opemerintah mau memperhatikan kami,” ucap pria yang kesehariannya hanya sebagai buruh tani tersebut.
Irma mengaku tidak banyak yang bisa ia lakukan selain berdoa agar ada keajaiban Tuhan untuk menyembuhkan penyakit anaknya. Ia harus ada di samping anak bungsunya tersebut setiap saat karena anaknya tidak dapat beraktifitas semenjak menderita penyakit tersebut.
Akibat penyakit yang diderita anaknya tubuh anaknya semakin kurus dan pucat serta lemas. “Kalau buang air dia sering nangis karena harus menahan rasa sakit. Terkadang enggak tega melihatnya seperti ini terus,” ucapnya.
Sementara Aura yang ditemui enggan memberikan komentar selain menangis meminta ibunya terus menemaninya, jelas terlihat wajah penasaran dengan kehadiran orang asing ke rumahnya. Dengan telaten dan penuh kasih sayang ibunya terus berada di sampingnya. (lud/smg)