31.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Kapal Terbalik Dihantam Ombak Laut, 7 Nelayan Langkat Selamat

Salah satu nelayan saat di rawat
Salah satu nelayan saat di rawat

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Adapun ketujuh nelayan tersebut, yakni Zainal Abidin alias Buyung (48) selaku nahkoda kapal dan enam Anak Buah Kapal (ABK) diantaranya Razak (25), M NurLian Syah (20), Zulham (43) Anarullah Putra (26), M Toha (39) serta M Sofyan (18). Mereka tercatat sebagai warga Jalan Babalan, Kelurahan Brandan Timur, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat.

Zainal Abidin alias Buyung selaku nahkoda kapal mengatakan, saat itu boat yang dibawanya sedang menuju pulang dari tengah laut. Naas, saat tiba di line 2, boat di hantam ombak besar hingga karam di tengah laut.

“Cuaca malam itu sedang hujan deras, angin dan berombak. Tiba-tiba ombak besar langsung menghantam boat kami. Dengan keadaan boat penuh muatan ikan, boat tak sanggup bertahan dan karam,” kata Buyung, Sabtu (9/11).

Dengan keadaan hujan badai dan ombak, tambahnya, baik dirinya dan para ABK berusaha mencari pelampung untuk menyelamatkan diri. Mereka juga saling bergandengan satu dengan yang lainya agar tidak hilang. “Kondisi saat itu memang sangat menaktutkan, apa lagi saat itu cuaca memang benar-benar tidak bersahabat,” jelasnya.

Beruntung, paparnya, saat terombang ambing di tengah laut guna mencari pegangan agar bisa bertahan. Para nelayan yang terombang ambing ini akhirnya mendapatkan tutup palka ikan. Keseluruhan nelayanpun memegang tutup palka yang terbuat dari fiber glass ini.

“Dalam keadaan gelap gulita di tengah laut dan terhempas ombak kesana kemari. Kami berhasil mendapatkan tutup palka ikan yang terbuat dari sterofoam fiber glass. Itulah yang menjadi pegangan kami,” katanya.

Menurutnya, setelah terapung dan terombang ambing selama 10 jam dengan berpegangan tutup palkah dan satu dengan yang lain. Keesokan harinya, mereka pun diselamatkan nelayan lainnnya yang sedang melaut. “Kami diselamatkan nelayan lain sekitar pukul 12 siang kalau tidak salah, karena saat itu matahari sudah cukup terik. Saat diselamatkan itu, keadaan kami sangat lemas dan kedinginan,” kata Anarullah Putra salah seorang ABK.

Saat ditemukan terapung di tengah laut, para nelayan ini harus menempuh perjalan pulang ke kota Brandan lebih kurang 10 jam dari tengah laut. Sehingga mereka menepi di darat sekitar pukul 21.00 malam. Begitu sampai ke darat, para nelayan langsung dilarikan ke RS Pertamina Pangkalan Brandan untuk mendapatkan perawatan medis.

“Alhamdulillah, mereka semua selamat, saat ini mereka masih mendapatkan perawatan medis, 10 jam di dalam air bukan waktu yang singkat, tentunya kesehatan mereka lebih utama dan kini mereka harus diperiksa dan istirahat,” Syahril Suryadi alias Saleh, pengusaha ikan yang tak lain toke dari para nelayan. “Semua dalam kondisi baik,”sambungnya. (bam/han)

Salah satu nelayan saat di rawat
Salah satu nelayan saat di rawat

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Adapun ketujuh nelayan tersebut, yakni Zainal Abidin alias Buyung (48) selaku nahkoda kapal dan enam Anak Buah Kapal (ABK) diantaranya Razak (25), M NurLian Syah (20), Zulham (43) Anarullah Putra (26), M Toha (39) serta M Sofyan (18). Mereka tercatat sebagai warga Jalan Babalan, Kelurahan Brandan Timur, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat.

Zainal Abidin alias Buyung selaku nahkoda kapal mengatakan, saat itu boat yang dibawanya sedang menuju pulang dari tengah laut. Naas, saat tiba di line 2, boat di hantam ombak besar hingga karam di tengah laut.

“Cuaca malam itu sedang hujan deras, angin dan berombak. Tiba-tiba ombak besar langsung menghantam boat kami. Dengan keadaan boat penuh muatan ikan, boat tak sanggup bertahan dan karam,” kata Buyung, Sabtu (9/11).

Dengan keadaan hujan badai dan ombak, tambahnya, baik dirinya dan para ABK berusaha mencari pelampung untuk menyelamatkan diri. Mereka juga saling bergandengan satu dengan yang lainya agar tidak hilang. “Kondisi saat itu memang sangat menaktutkan, apa lagi saat itu cuaca memang benar-benar tidak bersahabat,” jelasnya.

Beruntung, paparnya, saat terombang ambing di tengah laut guna mencari pegangan agar bisa bertahan. Para nelayan yang terombang ambing ini akhirnya mendapatkan tutup palka ikan. Keseluruhan nelayanpun memegang tutup palka yang terbuat dari fiber glass ini.

“Dalam keadaan gelap gulita di tengah laut dan terhempas ombak kesana kemari. Kami berhasil mendapatkan tutup palka ikan yang terbuat dari sterofoam fiber glass. Itulah yang menjadi pegangan kami,” katanya.

Menurutnya, setelah terapung dan terombang ambing selama 10 jam dengan berpegangan tutup palkah dan satu dengan yang lain. Keesokan harinya, mereka pun diselamatkan nelayan lainnnya yang sedang melaut. “Kami diselamatkan nelayan lain sekitar pukul 12 siang kalau tidak salah, karena saat itu matahari sudah cukup terik. Saat diselamatkan itu, keadaan kami sangat lemas dan kedinginan,” kata Anarullah Putra salah seorang ABK.

Saat ditemukan terapung di tengah laut, para nelayan ini harus menempuh perjalan pulang ke kota Brandan lebih kurang 10 jam dari tengah laut. Sehingga mereka menepi di darat sekitar pukul 21.00 malam. Begitu sampai ke darat, para nelayan langsung dilarikan ke RS Pertamina Pangkalan Brandan untuk mendapatkan perawatan medis.

“Alhamdulillah, mereka semua selamat, saat ini mereka masih mendapatkan perawatan medis, 10 jam di dalam air bukan waktu yang singkat, tentunya kesehatan mereka lebih utama dan kini mereka harus diperiksa dan istirahat,” Syahril Suryadi alias Saleh, pengusaha ikan yang tak lain toke dari para nelayan. “Semua dalam kondisi baik,”sambungnya. (bam/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/