27.8 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Pahlawan Nasional ke-12 asal Sumut, Gubernur Pertama Sumut, SM Amin

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara dan Riau yang pertama, Sutan Muhammad Amin Nasution (SM Amin), menjadi pahlawan nasional ke-12 asal Sumut. Gelar Pahlawan Nasional dianugerahkan oleh Presiden Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/11), bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional. Selain SM Amin, ada lima tokoh lainnya yang juga menjadi Pahlawan Nasional.

PAHLAWAN: Gubernur Sumut pertama, SM Amin Nasution, menjadi pahlawan nasional ke-12 asal Sumut.
PAHLAWAN: Gubernur Sumut pertama, SM Amin Nasution, menjadi pahlawan nasional ke-12 asal Sumut.

GUBERNUR Sumut, Edy Rahmayadi, mengatakan sebelumnya sudah ada 11 pahlawan nasional dari Sumut. Orang pertama asal Sumut yang mendapatkan gelar pahlawan adalah Jenderal Besar AH Nasution. Kemudian, disusul Teuku Muhammad Hasan dan Sisingamangaraja XII.

“Kiras Bangun yang keempat, yang kelima FL Tobing, yang keenam Tengku Amir Hamzah, ketujuh Adam Malik, kedelapan DI Panjaitan, sembilan Zainul Arifin, sepuluh TB Simatupang, sebelas Jamin Ginting. Dan sekarang yang kedua belas, SM Amin Nasution,” kata Edy  saat melakukan syukuran pemberian gelar pahlawan kepada SM Amin di rumah dinas Gubsu, Selasa (10/11)n

Edy mengatakan hingga kini masih ada 10 nama yang sudah diusulkan menjadi pahlawan nasional. Di berharap dengan penambahan pahlawan nasional dari Sumut ini dapat menjadi rakyat Sumut menjadi bangga. “Masih ada 8 sampai 10 yang sedang dikaji, diuji, untuk dijadikan pahlawan nasional asal dari Sumatera Utara. Kita harapkan ini bisa menjadikan kebanggaan masyarakat Indonesia, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang sangat menghormati pahlawannya,” ungkap Edy didampingi Wakil Gubernur (Wagub) Musa Rajekshah.

Edy juga mengajak warga Sumut untuk bersuka cita atas penganugerahan SM Amin sebagai Pahlawan Nasional. “Saya dan kita semua warga Sumut selayaknya bersuka cita dan syukur yang setinggi tingginya atas penganugerahan SM Amin sebagai Pahlawan Nasional,” ujarnya.

Menurutnya, penganugerahan SM Amin Nasution sebagai pahlawan nasional bisa menjadi motivasi rakyat Sumut. Semangat juang SM Amin yang membela bangsanya perlu diteladani oleh generasi muda Sumut.

Menghormati pahlawan bukan hanya sekadar membangun patung atau sejenisnya. “Itu adalah motivasi kita rakyat-rakyat khususnya Sumut, begitu banyaknya pahlawan asal Sumut yang memperjuangkan Republik Indonesia lahir di tahun 1945. Semangat jiwa juang ini yang mencintai bangsanya memperjuangkan negaranya yang saat itu dijajah Belanda,” kata Edy.

Mengenai Hari Pahlawan, Gubernur mengajak seluruh masyarakat untuk mengisi kemerdekaan sebaik-baiknya. “Mengenang hari pahlawan adalah bukti rasa terima kasih kita terhadap pengorbanan dan karena jasa-jasa mereka, sekarang kita dapat menikmati hidup seperti saat ini. Mari kita teruskan semangat juang para pahlawan dan mengisi perjuangan mereka sehingga pada gilirannya bangsa ini semakin makmur dan maju,” pungkasnya.

Banyak Berjasa

Dikutip dari Wikipedia, Sutan Mohammad Amin Nasution adalah juga seorang penulis dengan nama pena Krueng Raba Nasution. Ia juga merupakan Tokoh Pergerakan Sumpah Pemuda, pengacara dan penulis.

Suami dari Cut Maryam ini lahir di Lhoknga, Aceh Besar-Aceh pada tanggal 22 Februari 1904, dari pasangan Muhammad Taif dan Siti Madina. Ayah lima anak ini meninggal umur 89 tahun di Jakarta, persisnya pada 16 April 1993.

Sejarawan Unimed Ichwan Azhari mengatakan, pengajuan SM Amin sebagai Pahlawan Nasional sudah dilakukan sejak tahun 2009. Gubernur Sumut masa itu adalah Syamsul Arifin. Seminar pertamanya dilakukan di Gedung Binagraha Sumut.

SM Amin memiliki banyak jasa bagi Indonesia. Ia aktif di organisasi kepemudaan, salahsatunya membentuk organisasi Jong Sumatera. Ia juga berperan pada Sumpah Pemuda.

SM Amin juga pengacara. Daripada menjadi pengacara Belanda, SM Amin lebih memilih menetap di Aceh menjadi guru dan pengacara. “Dia tidak mau jadi pengacara Belanda, dia adalah sarjana hukum. Dia pergi ke Aceh menjadi guru dan pengacara, dia ingin membuktikan bahwa Indonesia bisa dibangun dari daerah,” kata Ichwan.

Kata Ichwan, kepakaran SM Amin di bidang hukum pernah diakui Adnan Buyung Nasution dan Mahfud MD. “SM Amin juga penulis tangguh, ia menulis 15 buku. Bukunya dijadikan referensi oleh Adnan Buyung Nasution dan Mahfud MD di bidang hukum. Kata Adnan Buyung Nasution, SM Amin merupakan Pahlawan Nasional yang sangat penting,” ujar Ichwan.

SM Amin adalah Gubernur Sumut pertama yang dilantik Presiden Soekarno pada tahun 1947. Pada tahun itu pula Ia ditangkap oleh Belanda, lantaran Belanda saat itu belum menganggap Republik Indonesia adalah pemerintahan yang sah.

SM Amin juga sebagai fasilitator pembelian pesawat dari sumbangan masyarakat Aceh. Dia juga menolak menggunakan uang Belanda saat itu. Kemudian membuat uang sendiri pada tahun 1949. “Uang tersebut dicetak di Bukittinggi. Uang itu bukan hanya jadi alat tukar, melainkan juga sebagai alat perjuangan,” ujar Ichwan.

Ahli Waris SM Amin, Aman Nasution, berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut yang telah mengajukan SM Amin sebagai Pahlawan Nasional. “Saya atas nama keluarga SM Amin, saya ucapkan terima kasih atas usulan dari pemerintah daerah supaya SM Amin diangkat sebagai pahlawan nasional,” kata Aman.

Turut hadir Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Kapolda Sumut Martuani Sormin, Pangdam I/BB Irwansyah (diwakili).

Virtual

Sebelumnya, Gubernur dan Forkopimda Sumut juga mengikuti upacara peringatan Hari Pahlawan secara virtual di Pendopo Rumah Dinas Gubernur. Upacara dilaksanakan langsung dari Makam Pahlawan Kalibata Jakarta dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Dan disiarkan melalui aplikasi siaran TVRI/ Youtube

Upacara dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan (Prokes), yakni sebelum memasuki ruangan dilakukan pengecekan suhu tubuh terlebih dahulu dan menggunakan masker.

Kapolda Sumut, Irjen Pol Drs Martuani Sormin MSi, mengatakan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November merupakan kegiatan rutin tahunan, dalam rangka memperingati jasa-jasa Pahlawan yang telah memberikan kontribusi bagi Negara Indonesia. (rel/prn/mag-1)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara dan Riau yang pertama, Sutan Muhammad Amin Nasution (SM Amin), menjadi pahlawan nasional ke-12 asal Sumut. Gelar Pahlawan Nasional dianugerahkan oleh Presiden Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/11), bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional. Selain SM Amin, ada lima tokoh lainnya yang juga menjadi Pahlawan Nasional.

PAHLAWAN: Gubernur Sumut pertama, SM Amin Nasution, menjadi pahlawan nasional ke-12 asal Sumut.
PAHLAWAN: Gubernur Sumut pertama, SM Amin Nasution, menjadi pahlawan nasional ke-12 asal Sumut.

GUBERNUR Sumut, Edy Rahmayadi, mengatakan sebelumnya sudah ada 11 pahlawan nasional dari Sumut. Orang pertama asal Sumut yang mendapatkan gelar pahlawan adalah Jenderal Besar AH Nasution. Kemudian, disusul Teuku Muhammad Hasan dan Sisingamangaraja XII.

“Kiras Bangun yang keempat, yang kelima FL Tobing, yang keenam Tengku Amir Hamzah, ketujuh Adam Malik, kedelapan DI Panjaitan, sembilan Zainul Arifin, sepuluh TB Simatupang, sebelas Jamin Ginting. Dan sekarang yang kedua belas, SM Amin Nasution,” kata Edy  saat melakukan syukuran pemberian gelar pahlawan kepada SM Amin di rumah dinas Gubsu, Selasa (10/11)n

Edy mengatakan hingga kini masih ada 10 nama yang sudah diusulkan menjadi pahlawan nasional. Di berharap dengan penambahan pahlawan nasional dari Sumut ini dapat menjadi rakyat Sumut menjadi bangga. “Masih ada 8 sampai 10 yang sedang dikaji, diuji, untuk dijadikan pahlawan nasional asal dari Sumatera Utara. Kita harapkan ini bisa menjadikan kebanggaan masyarakat Indonesia, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang sangat menghormati pahlawannya,” ungkap Edy didampingi Wakil Gubernur (Wagub) Musa Rajekshah.

Edy juga mengajak warga Sumut untuk bersuka cita atas penganugerahan SM Amin sebagai Pahlawan Nasional. “Saya dan kita semua warga Sumut selayaknya bersuka cita dan syukur yang setinggi tingginya atas penganugerahan SM Amin sebagai Pahlawan Nasional,” ujarnya.

Menurutnya, penganugerahan SM Amin Nasution sebagai pahlawan nasional bisa menjadi motivasi rakyat Sumut. Semangat juang SM Amin yang membela bangsanya perlu diteladani oleh generasi muda Sumut.

Menghormati pahlawan bukan hanya sekadar membangun patung atau sejenisnya. “Itu adalah motivasi kita rakyat-rakyat khususnya Sumut, begitu banyaknya pahlawan asal Sumut yang memperjuangkan Republik Indonesia lahir di tahun 1945. Semangat jiwa juang ini yang mencintai bangsanya memperjuangkan negaranya yang saat itu dijajah Belanda,” kata Edy.

Mengenai Hari Pahlawan, Gubernur mengajak seluruh masyarakat untuk mengisi kemerdekaan sebaik-baiknya. “Mengenang hari pahlawan adalah bukti rasa terima kasih kita terhadap pengorbanan dan karena jasa-jasa mereka, sekarang kita dapat menikmati hidup seperti saat ini. Mari kita teruskan semangat juang para pahlawan dan mengisi perjuangan mereka sehingga pada gilirannya bangsa ini semakin makmur dan maju,” pungkasnya.

Banyak Berjasa

Dikutip dari Wikipedia, Sutan Mohammad Amin Nasution adalah juga seorang penulis dengan nama pena Krueng Raba Nasution. Ia juga merupakan Tokoh Pergerakan Sumpah Pemuda, pengacara dan penulis.

Suami dari Cut Maryam ini lahir di Lhoknga, Aceh Besar-Aceh pada tanggal 22 Februari 1904, dari pasangan Muhammad Taif dan Siti Madina. Ayah lima anak ini meninggal umur 89 tahun di Jakarta, persisnya pada 16 April 1993.

Sejarawan Unimed Ichwan Azhari mengatakan, pengajuan SM Amin sebagai Pahlawan Nasional sudah dilakukan sejak tahun 2009. Gubernur Sumut masa itu adalah Syamsul Arifin. Seminar pertamanya dilakukan di Gedung Binagraha Sumut.

SM Amin memiliki banyak jasa bagi Indonesia. Ia aktif di organisasi kepemudaan, salahsatunya membentuk organisasi Jong Sumatera. Ia juga berperan pada Sumpah Pemuda.

SM Amin juga pengacara. Daripada menjadi pengacara Belanda, SM Amin lebih memilih menetap di Aceh menjadi guru dan pengacara. “Dia tidak mau jadi pengacara Belanda, dia adalah sarjana hukum. Dia pergi ke Aceh menjadi guru dan pengacara, dia ingin membuktikan bahwa Indonesia bisa dibangun dari daerah,” kata Ichwan.

Kata Ichwan, kepakaran SM Amin di bidang hukum pernah diakui Adnan Buyung Nasution dan Mahfud MD. “SM Amin juga penulis tangguh, ia menulis 15 buku. Bukunya dijadikan referensi oleh Adnan Buyung Nasution dan Mahfud MD di bidang hukum. Kata Adnan Buyung Nasution, SM Amin merupakan Pahlawan Nasional yang sangat penting,” ujar Ichwan.

SM Amin adalah Gubernur Sumut pertama yang dilantik Presiden Soekarno pada tahun 1947. Pada tahun itu pula Ia ditangkap oleh Belanda, lantaran Belanda saat itu belum menganggap Republik Indonesia adalah pemerintahan yang sah.

SM Amin juga sebagai fasilitator pembelian pesawat dari sumbangan masyarakat Aceh. Dia juga menolak menggunakan uang Belanda saat itu. Kemudian membuat uang sendiri pada tahun 1949. “Uang tersebut dicetak di Bukittinggi. Uang itu bukan hanya jadi alat tukar, melainkan juga sebagai alat perjuangan,” ujar Ichwan.

Ahli Waris SM Amin, Aman Nasution, berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut yang telah mengajukan SM Amin sebagai Pahlawan Nasional. “Saya atas nama keluarga SM Amin, saya ucapkan terima kasih atas usulan dari pemerintah daerah supaya SM Amin diangkat sebagai pahlawan nasional,” kata Aman.

Turut hadir Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Kapolda Sumut Martuani Sormin, Pangdam I/BB Irwansyah (diwakili).

Virtual

Sebelumnya, Gubernur dan Forkopimda Sumut juga mengikuti upacara peringatan Hari Pahlawan secara virtual di Pendopo Rumah Dinas Gubernur. Upacara dilaksanakan langsung dari Makam Pahlawan Kalibata Jakarta dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Dan disiarkan melalui aplikasi siaran TVRI/ Youtube

Upacara dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan (Prokes), yakni sebelum memasuki ruangan dilakukan pengecekan suhu tubuh terlebih dahulu dan menggunakan masker.

Kapolda Sumut, Irjen Pol Drs Martuani Sormin MSi, mengatakan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November merupakan kegiatan rutin tahunan, dalam rangka memperingati jasa-jasa Pahlawan yang telah memberikan kontribusi bagi Negara Indonesia. (rel/prn/mag-1)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/