26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Bersamaan dengan Pemilu dan Pilkada Serentak, PON 2024 Berpotensi Ditunda

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Sumut-Aceh tahun 2024 berpotensi ditunda. Selain faktor PON XX Papua yang diundur setahun karena pandemi Covid-19, ada juga faktor lain yakni agenda politik Pemilu serentak 2024.

“Kami menduga, karena adanya Pilkada, Pileg, dan Pilpres, apa mungkin PON XXI tetap digelar di 2024? Jangan-jangan bergeser juga nanti,” kata Gubernur Aceh, Nova Iriansyah kepada wartawan, usai berkunjung ke Kantor Gubernur Sumatera Utara dan bertemu Gubsu Edy Rahmayadi, Selasa (11/1).

Nova mengaku, Pemprov Aceh sudah melakukan persiapan hingga akhir tahun 2023 mendatang. Dengan begitu, dia yakin Provinsi Sumut dan Aceh akan siap melaksanakan even olahraga terbesar di Tanah Air ini. “Kita gak tahu pasti, apakah PON 2024 akan bergeser setahun atau tidak,” tutur Nova.

Namun menurut Nova, pertemuan dengan Gubsu itu tidak terlalu spesifik membicarakan tentangn

persiapan PON XXI tahun 2024. Menurut politisi Partai Demokrat ini, pertemuannya dengan mantan Pangkostrad itu hanya silaturahim biasa. “Sebenarnya ini silaturahim biasa. Setiap ada kesempatan, saya dengan senior Pak Gubernur Sumut, selalu diskusi. Jadi tidak spesifik masalah PON. Masalah PON, saya pikir sudah mengalir seperti apa adanya, KONI yang urus,” ungkapnya.

Nova mengaku, ia ingin mengajak Gubsu Edy Rahmayadi dan masyarakat Sumut, untuk menikmati destinasi wisata yang ada di Sabang. “Pak Gubsu ini, kan ada jejak sejarahnya di Sabang. Saya mau mengundang beliau main ke Sabang. Supaya nanti orang-orang Sumut bisa banyak mengenal Sabang,” sebutnya.

Secara umum, sebut Nova, pertemuan dirinya dengan Gubsu Edy Rahmayadi, membahas potensi yang dimiliki kedua provinsi.”Secara umum kita berharap, hubungan Aceh dan Sumut terus meningkatkan,” tandasnya.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi juga mengamini pernyataan Nova Iriansyah. Edy mengatakan, pertemuan itu lebih membicarakan banyak hal di luar PON 2024. “Kita sampaikan, tidak secara khusus bicara PON. Kita bicara ekonomi, sosial budaya, adat istiadat. Kita kan tetangga yang dekat, orang Sumatera Utara banyak di Aceh. Begirtu juga orang Aceh banyak di Sumatera Utara. Silaturahim setiap saat dilakukan, kami diskusi, banyak yang bisa dimanfaatkan, di semua bidang,” pungkasnya.

 

Gubsu Diminta Fokus PON 2024

Sementara, puluhan massa tergabung dalam kelompok Mahasiswa Peduli Olahraga Sumatera Utara menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumut, di Jalan Diponegoro, Kota Medan, Selasa (11/1) siang. Mereka meminta Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi untuk fokus dalam persiapan pelaksanaan PON XXI Tahun 2024.

“Sangat diharapkan Bapak Gubernur mengambil langkah tegas dan sigap dalam untuk mempersiapkan atlet-atlet sumut yang nantinya akan mengikuti pertandingan sejumlah cabang olahraga (Cabor),” kata kordinator aksi, R Habibi Daulay dalam orasinya.

Habibi mengungkapkan, pihaknya sangat berharap Sumut menorehkan prestasi dan masuk 5 besar pada PON Sumut-Aceh mendatang. Untuk itu, massa menuntut Edy Rahmayadi selaku pemimpin tertinggi di Sumut untuk dapat persiapan para atlet. Tentunya, harus seiring dengan kesigapan dan ketekunan para pelatihnya. “Kami dorong bapak gubernur untuk secara ketat menseleksi para pelatihnya juga. Jangan rekrut pelatih yang cengeng,” kata Habibi dengan tegas.

Untuk meningkatkan prestasi para atlet di Sumut. Habibi mengatakan, Edy Rahmayadi harus mengevaluasi kinerja kepengurusan KONI. Karena, dianggap telah gagal meraih prestasi di PON Papua XX beberapa waktu lalu.Sumut hanya meraih 10 medali emas, 22 perak dan 23 perunggu. “Prestasi itu menurun dibanding PON 2016 di Bandung, Jawa Barat. Padahal dana yang dikucurkan Pemerintah Provinsi Sumut Sudah cukup signifikan dengan jumlah Rp 60 Miliar,” kata Habibi.

Habibi mengatakan pihaknya tentunya turut mendukung Indonesia Khususnya Sumatera Utara Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Demi terwujudnya Sumut Yang Bermartabat. “Kami berharap anggaran yang digelontorkan ke KONI Sumut terlihat lah hasilnya,” ungkap Habibi.

Disinggung soal pelatih cengeng dengan kaitan Pelatih Biliar Sumut, Khairuddin Aritonang alias Coki yang sempat menangis saat Konferensi pers terkait polemik jewer. Habibi membantahnya, karena mereka berharap Gubernur Sumut melalui KONI Sumut yang mampu mengukir prestasi untuk PON Tahun 2024.

“Ya, maksud dari cengeng itu. Kami meminta kepada Gubernur untuk merekrut pelatih yang berkompeten dalam bidang olahraga dan jangan olahraga di politisasi,” sebut Habibi kepada wartawan, usai menggelar aksi.(gus)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Sumut-Aceh tahun 2024 berpotensi ditunda. Selain faktor PON XX Papua yang diundur setahun karena pandemi Covid-19, ada juga faktor lain yakni agenda politik Pemilu serentak 2024.

“Kami menduga, karena adanya Pilkada, Pileg, dan Pilpres, apa mungkin PON XXI tetap digelar di 2024? Jangan-jangan bergeser juga nanti,” kata Gubernur Aceh, Nova Iriansyah kepada wartawan, usai berkunjung ke Kantor Gubernur Sumatera Utara dan bertemu Gubsu Edy Rahmayadi, Selasa (11/1).

Nova mengaku, Pemprov Aceh sudah melakukan persiapan hingga akhir tahun 2023 mendatang. Dengan begitu, dia yakin Provinsi Sumut dan Aceh akan siap melaksanakan even olahraga terbesar di Tanah Air ini. “Kita gak tahu pasti, apakah PON 2024 akan bergeser setahun atau tidak,” tutur Nova.

Namun menurut Nova, pertemuan dengan Gubsu itu tidak terlalu spesifik membicarakan tentangn

persiapan PON XXI tahun 2024. Menurut politisi Partai Demokrat ini, pertemuannya dengan mantan Pangkostrad itu hanya silaturahim biasa. “Sebenarnya ini silaturahim biasa. Setiap ada kesempatan, saya dengan senior Pak Gubernur Sumut, selalu diskusi. Jadi tidak spesifik masalah PON. Masalah PON, saya pikir sudah mengalir seperti apa adanya, KONI yang urus,” ungkapnya.

Nova mengaku, ia ingin mengajak Gubsu Edy Rahmayadi dan masyarakat Sumut, untuk menikmati destinasi wisata yang ada di Sabang. “Pak Gubsu ini, kan ada jejak sejarahnya di Sabang. Saya mau mengundang beliau main ke Sabang. Supaya nanti orang-orang Sumut bisa banyak mengenal Sabang,” sebutnya.

Secara umum, sebut Nova, pertemuan dirinya dengan Gubsu Edy Rahmayadi, membahas potensi yang dimiliki kedua provinsi.”Secara umum kita berharap, hubungan Aceh dan Sumut terus meningkatkan,” tandasnya.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi juga mengamini pernyataan Nova Iriansyah. Edy mengatakan, pertemuan itu lebih membicarakan banyak hal di luar PON 2024. “Kita sampaikan, tidak secara khusus bicara PON. Kita bicara ekonomi, sosial budaya, adat istiadat. Kita kan tetangga yang dekat, orang Sumatera Utara banyak di Aceh. Begirtu juga orang Aceh banyak di Sumatera Utara. Silaturahim setiap saat dilakukan, kami diskusi, banyak yang bisa dimanfaatkan, di semua bidang,” pungkasnya.

 

Gubsu Diminta Fokus PON 2024

Sementara, puluhan massa tergabung dalam kelompok Mahasiswa Peduli Olahraga Sumatera Utara menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumut, di Jalan Diponegoro, Kota Medan, Selasa (11/1) siang. Mereka meminta Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi untuk fokus dalam persiapan pelaksanaan PON XXI Tahun 2024.

“Sangat diharapkan Bapak Gubernur mengambil langkah tegas dan sigap dalam untuk mempersiapkan atlet-atlet sumut yang nantinya akan mengikuti pertandingan sejumlah cabang olahraga (Cabor),” kata kordinator aksi, R Habibi Daulay dalam orasinya.

Habibi mengungkapkan, pihaknya sangat berharap Sumut menorehkan prestasi dan masuk 5 besar pada PON Sumut-Aceh mendatang. Untuk itu, massa menuntut Edy Rahmayadi selaku pemimpin tertinggi di Sumut untuk dapat persiapan para atlet. Tentunya, harus seiring dengan kesigapan dan ketekunan para pelatihnya. “Kami dorong bapak gubernur untuk secara ketat menseleksi para pelatihnya juga. Jangan rekrut pelatih yang cengeng,” kata Habibi dengan tegas.

Untuk meningkatkan prestasi para atlet di Sumut. Habibi mengatakan, Edy Rahmayadi harus mengevaluasi kinerja kepengurusan KONI. Karena, dianggap telah gagal meraih prestasi di PON Papua XX beberapa waktu lalu.Sumut hanya meraih 10 medali emas, 22 perak dan 23 perunggu. “Prestasi itu menurun dibanding PON 2016 di Bandung, Jawa Barat. Padahal dana yang dikucurkan Pemerintah Provinsi Sumut Sudah cukup signifikan dengan jumlah Rp 60 Miliar,” kata Habibi.

Habibi mengatakan pihaknya tentunya turut mendukung Indonesia Khususnya Sumatera Utara Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Demi terwujudnya Sumut Yang Bermartabat. “Kami berharap anggaran yang digelontorkan ke KONI Sumut terlihat lah hasilnya,” ungkap Habibi.

Disinggung soal pelatih cengeng dengan kaitan Pelatih Biliar Sumut, Khairuddin Aritonang alias Coki yang sempat menangis saat Konferensi pers terkait polemik jewer. Habibi membantahnya, karena mereka berharap Gubernur Sumut melalui KONI Sumut yang mampu mengukir prestasi untuk PON Tahun 2024.

“Ya, maksud dari cengeng itu. Kami meminta kepada Gubernur untuk merekrut pelatih yang berkompeten dalam bidang olahraga dan jangan olahraga di politisasi,” sebut Habibi kepada wartawan, usai menggelar aksi.(gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/