MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Lapas saat dikonfirmasi terkait jaringan pengedar narkoba internasional yang dikendalikan Toni alias TG, seorang narapidana di Lapas Klas II A Lubukpakam, Deliserdang, mengaku sedang berada di jalan.
“Saya lagi di jalan, dipanggil Kanwil (Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Sumut, Red),” sebut Setia Budi Irianto ketika dikonfirmasi via ponsel, Senin (11/4).
Namun, ada hal mengejutkan yang dibeberkannya. Menurut Setia Budi, ada oknum BNN yang juga sering datang ke Lapas Klas II B Lubukpakam. Alasannya, oknum BNN itu ingin bertemu TG.
Dia menambahkan, tujuan BNN datang menemui TG untuk meminta uang. “Oknum anggota BNN sering datang juga mintain duit TG itu. Dari anak buah saya tahu ini,” ungkap Setia Budi.
Kata Setia Budi, TG adalah sosok orang yang enggak jelas jika ditanyai. “Orangnya kalau ngomong ngaco. Ngomongnya enggak jelas,” sebut Setia Budi.
Dia membantah jika Lapas Klas II B Lubukpakam memberikan perlakuan istimewa kepada TG. Menurutnya, TG tidur di ruangan nomor 9 yang jumlah di dalam kamar itu berjumlah 7 orang.
“Semuanya kasus narkoba,” tambahnya. (gus/ted/adz)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Lapas saat dikonfirmasi terkait jaringan pengedar narkoba internasional yang dikendalikan Toni alias TG, seorang narapidana di Lapas Klas II A Lubukpakam, Deliserdang, mengaku sedang berada di jalan.
“Saya lagi di jalan, dipanggil Kanwil (Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Sumut, Red),” sebut Setia Budi Irianto ketika dikonfirmasi via ponsel, Senin (11/4).
Namun, ada hal mengejutkan yang dibeberkannya. Menurut Setia Budi, ada oknum BNN yang juga sering datang ke Lapas Klas II B Lubukpakam. Alasannya, oknum BNN itu ingin bertemu TG.
Dia menambahkan, tujuan BNN datang menemui TG untuk meminta uang. “Oknum anggota BNN sering datang juga mintain duit TG itu. Dari anak buah saya tahu ini,” ungkap Setia Budi.
Kata Setia Budi, TG adalah sosok orang yang enggak jelas jika ditanyai. “Orangnya kalau ngomong ngaco. Ngomongnya enggak jelas,” sebut Setia Budi.
Dia membantah jika Lapas Klas II B Lubukpakam memberikan perlakuan istimewa kepada TG. Menurutnya, TG tidur di ruangan nomor 9 yang jumlah di dalam kamar itu berjumlah 7 orang.
“Semuanya kasus narkoba,” tambahnya. (gus/ted/adz)