25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

1.317 Mata Memetik Manfaat Lewat Baksos ‘Buka Mata’

Presiden Direktur Peter Albert  dalam persiapan melepaskan pasien sukses operasi kembali ke tempat tinggal  mereka.
Presiden Direktur Peter Albert dalam persiapan melepaskan pasien sukses operasi kembali ke tempat tinggal mereka.

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Tambang Emas Martabe bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan A New Vision (ANV) dan didukung Kodam I Bukit Barisan telah menuntaskan pelaksanaan rangkaian kegiatan Bakti Sosial Pemeriksaan Mata dan Operasi Katarak Gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia.

Sejumlah 603 mata berhasil dioperasi di RS Dam I-TNI Padangsidimpuan (2-6 Juni) dan 714 mata di RS Tentara Putri Hijau Medan (8-10 Juni).

Sekitar 100 relawan yang terdiri dari dokter mata, perawat mahir mata, karyawan Tambang Emas Martabe, anggota militer, serta beberapa komunitas bahu membahu demi suksesnya acara ini.

Bakti sosial ini telah menjaring lebih dari 1.000 orang terdiagnosis katarak yang berasal dari berbagai daerah di Sumatera Utara untuk mengikuti operasi. Jumlah ini didapat dari serangkaian tes visus mata yang dilaksanakan antara lain di lokasi pengungsian Gunung Sinabung, Karo (5/4), Denkesyah Sibolga (18/5), Puskesmas Hutabaginda Tarutung (19/5), RS DAM I-TNI Padangsidimpuan (20/5) serta beberapa lokasi lain seperti Siantar, Kisaran, Labuhan Batu, Sergai, dan Sidikalang.

Di samping itu selama pelaksanaan operasi katarak tetap dibuka pendaftaran bagi masyarakat umum dengan gangguan mata untuk turut memeriksakan matanya dan menjalani operasi apabila terdiagnosis katarak.

Tiurmaida (8) asal Sidikalang, tahun ini berhasil mendapatkan penglihatannya kembali setelah operasi katarak. Pada penyelenggaraan operasi katarak sebelumnya di tahun 2012, Tiur terdaftar sebagai pasien namun terpaksa harus batal operasi dikarenakan halangan medis. “Tahun lalu Tiur takut mendapatkan bius lokal, pada saat diperiksa untuk mendapatkan bius total ternyata ada tantangan kesehatan sehingga operasi tidak bisa dilanjutkan. Untungnya masih ada kesempatan di tahun ini bagi Tiur. Kali ini dia berani dan tampak bersemangat menjalani operasi. Setelah bisa melihat, Tiur akan masuk SD. Tidak apa terlambat, yang penting masih ada kesempatan bagi Tiur untuk belajar dan mengejar cita-cita.” ujar Ronal Simanjuntak, ayah Tiurmaida.

Rangkaian operasi katarak ini dilakukan oleh lima dokter spesialis mata handal Indonesia. Beberapa diantaranya berasal dari Sumatera Utara dan telah difasilitasi untuk berangkat ke Tilganga Institute of Ophthalmology di Nepal dan belajar dibawah supervisi langsung dr Sanduk Ruit, penemu teknik operasi katarak berdurasi cepat dengan sayatan kecil dan lensa intraokular buatan dengan biaya relatif murah.

Membangun dan mengembangkan kapasitas dokter spesialis mata lokal merupakan salah satu fokus perhatian pelaksanaan bakti sosial ini untuk memastikan semua lapisan masyarakat siap dan mampu bergerak bersama mengatasi kebutaan akibat katarak. Sejak tahun 2011, sudah lima orang dokter spesialis mata di Sumatera Utara mendapat kesempatan mengembangkan kapasitas mereka dengan belajar intensif di Nepal.

Salah satunya dr Yoice Claudina yang berkesempatan belajar dan menimba ilmu secara langsung dengan dr Sanduk Ruit di Tilganga Institute of Ophthalmology dari 29 April hingga 19 Mei 2014. “Untuk mengurangi penderita katarak di kalangan masyarakat kurang mampu yang tumbuh sangat cepat, saya kira metoda yang saya pelajari di Nepal sangat cocok bagi Indonesia karena dengan waktu operasi yang singkat dapat menangani pasien penderita katarak hingga maksimal 200 orang per hari”, ujarnya.

Presiden Direktur G-Resources Tambang Emas Martabe, Peter Albert menyampaikan, “Komitmen Tambang Emas Martabe terhadap usaha peningkatan kualitas hidup masyarakat dan kontribusi pembangunan Sumatera Utara kembali terwujud melalui bakti sosial ini. Rangkaian bakti sosial ini tidak hanya bertujuan mengurangi kebutaan akibat katarak, tetapi sekaligus juga memberikan kembali daya lihat, kesempatan dan harapan bagi masyarakat pra-sejahtera agar mereka berpeluang mengubah kehidupan mereka. Amat mengesankan bisa melihat banyak orang bisa melihat kembali indahnya dunia dan semangat menata kehidupan mereka ke arah yang lebih baik.”

Sementara itu Senior Manager Corporate Communication Tambang Emas Martabe, Katarina Siburian menyampaikan rasa bahagianya terhadap keberhasilan bakti sosial ini. “Selamat kepada para pasien yang telah berhasil mengucapkan selamat tinggal pada gangguan penglihatan akibat katarak. Semoga anugerah ‘mata baru’ akan mendatangkan banyak manfaat positif bagi diri, keluarga, dan masyarakat sekitar. Kami bangga menjadi bagian dari pemicu terjadi perubahan dalam kehidupan banyak orang. Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan dukungan banyak pihak yang turut menyukseskan kegiatan ini.”

Lebih dari 60 persen kebutaan di Indonesia disebabkan katarak. Hingga saat ini jumlah penderita katarak di Indonesia mencapai lebih dari 2 juta orang atau 1,5 persen dari jumlah penduduk dan setiap tahun terjadi penambahan 240 ribu kasus katarak baru. Jumlah ini menempatkan Indonesia pada posisi tertinggi kedua jumlah penderita katarak terbanyak di Asia Tenggara. Padahal katarak dapat disembuhkan dengan operasi.

Karena itu dalam rangkaian kegiatan sosial “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia”, sebelumnya juga telah dilaksanakan Pekan Informasi Katarak bagi hampir seribu pemuka desa, tokoh masyarakat dan agama, guru, penggerak PKK, aparat, tenaga kesehatan dan kader penyuluh pada 28-30 April 2014 di Makodim Padangsidimpuan, Kantor Kecamatan Batangtoru, Makodim Tarutung dan Makodim Sibolga. Kegiatan ini bertujuan membekali pemahaman dan keterampilan para pihak yang berada di garda terdepan dalam hubungan dengan masyarakat agar secara dini mampu melakukan deteksi penyakit mata dan penanganannya. (rel)

Presiden Direktur Peter Albert  dalam persiapan melepaskan pasien sukses operasi kembali ke tempat tinggal  mereka.
Presiden Direktur Peter Albert dalam persiapan melepaskan pasien sukses operasi kembali ke tempat tinggal mereka.

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Tambang Emas Martabe bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan A New Vision (ANV) dan didukung Kodam I Bukit Barisan telah menuntaskan pelaksanaan rangkaian kegiatan Bakti Sosial Pemeriksaan Mata dan Operasi Katarak Gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia.

Sejumlah 603 mata berhasil dioperasi di RS Dam I-TNI Padangsidimpuan (2-6 Juni) dan 714 mata di RS Tentara Putri Hijau Medan (8-10 Juni).

Sekitar 100 relawan yang terdiri dari dokter mata, perawat mahir mata, karyawan Tambang Emas Martabe, anggota militer, serta beberapa komunitas bahu membahu demi suksesnya acara ini.

Bakti sosial ini telah menjaring lebih dari 1.000 orang terdiagnosis katarak yang berasal dari berbagai daerah di Sumatera Utara untuk mengikuti operasi. Jumlah ini didapat dari serangkaian tes visus mata yang dilaksanakan antara lain di lokasi pengungsian Gunung Sinabung, Karo (5/4), Denkesyah Sibolga (18/5), Puskesmas Hutabaginda Tarutung (19/5), RS DAM I-TNI Padangsidimpuan (20/5) serta beberapa lokasi lain seperti Siantar, Kisaran, Labuhan Batu, Sergai, dan Sidikalang.

Di samping itu selama pelaksanaan operasi katarak tetap dibuka pendaftaran bagi masyarakat umum dengan gangguan mata untuk turut memeriksakan matanya dan menjalani operasi apabila terdiagnosis katarak.

Tiurmaida (8) asal Sidikalang, tahun ini berhasil mendapatkan penglihatannya kembali setelah operasi katarak. Pada penyelenggaraan operasi katarak sebelumnya di tahun 2012, Tiur terdaftar sebagai pasien namun terpaksa harus batal operasi dikarenakan halangan medis. “Tahun lalu Tiur takut mendapatkan bius lokal, pada saat diperiksa untuk mendapatkan bius total ternyata ada tantangan kesehatan sehingga operasi tidak bisa dilanjutkan. Untungnya masih ada kesempatan di tahun ini bagi Tiur. Kali ini dia berani dan tampak bersemangat menjalani operasi. Setelah bisa melihat, Tiur akan masuk SD. Tidak apa terlambat, yang penting masih ada kesempatan bagi Tiur untuk belajar dan mengejar cita-cita.” ujar Ronal Simanjuntak, ayah Tiurmaida.

Rangkaian operasi katarak ini dilakukan oleh lima dokter spesialis mata handal Indonesia. Beberapa diantaranya berasal dari Sumatera Utara dan telah difasilitasi untuk berangkat ke Tilganga Institute of Ophthalmology di Nepal dan belajar dibawah supervisi langsung dr Sanduk Ruit, penemu teknik operasi katarak berdurasi cepat dengan sayatan kecil dan lensa intraokular buatan dengan biaya relatif murah.

Membangun dan mengembangkan kapasitas dokter spesialis mata lokal merupakan salah satu fokus perhatian pelaksanaan bakti sosial ini untuk memastikan semua lapisan masyarakat siap dan mampu bergerak bersama mengatasi kebutaan akibat katarak. Sejak tahun 2011, sudah lima orang dokter spesialis mata di Sumatera Utara mendapat kesempatan mengembangkan kapasitas mereka dengan belajar intensif di Nepal.

Salah satunya dr Yoice Claudina yang berkesempatan belajar dan menimba ilmu secara langsung dengan dr Sanduk Ruit di Tilganga Institute of Ophthalmology dari 29 April hingga 19 Mei 2014. “Untuk mengurangi penderita katarak di kalangan masyarakat kurang mampu yang tumbuh sangat cepat, saya kira metoda yang saya pelajari di Nepal sangat cocok bagi Indonesia karena dengan waktu operasi yang singkat dapat menangani pasien penderita katarak hingga maksimal 200 orang per hari”, ujarnya.

Presiden Direktur G-Resources Tambang Emas Martabe, Peter Albert menyampaikan, “Komitmen Tambang Emas Martabe terhadap usaha peningkatan kualitas hidup masyarakat dan kontribusi pembangunan Sumatera Utara kembali terwujud melalui bakti sosial ini. Rangkaian bakti sosial ini tidak hanya bertujuan mengurangi kebutaan akibat katarak, tetapi sekaligus juga memberikan kembali daya lihat, kesempatan dan harapan bagi masyarakat pra-sejahtera agar mereka berpeluang mengubah kehidupan mereka. Amat mengesankan bisa melihat banyak orang bisa melihat kembali indahnya dunia dan semangat menata kehidupan mereka ke arah yang lebih baik.”

Sementara itu Senior Manager Corporate Communication Tambang Emas Martabe, Katarina Siburian menyampaikan rasa bahagianya terhadap keberhasilan bakti sosial ini. “Selamat kepada para pasien yang telah berhasil mengucapkan selamat tinggal pada gangguan penglihatan akibat katarak. Semoga anugerah ‘mata baru’ akan mendatangkan banyak manfaat positif bagi diri, keluarga, dan masyarakat sekitar. Kami bangga menjadi bagian dari pemicu terjadi perubahan dalam kehidupan banyak orang. Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan dukungan banyak pihak yang turut menyukseskan kegiatan ini.”

Lebih dari 60 persen kebutaan di Indonesia disebabkan katarak. Hingga saat ini jumlah penderita katarak di Indonesia mencapai lebih dari 2 juta orang atau 1,5 persen dari jumlah penduduk dan setiap tahun terjadi penambahan 240 ribu kasus katarak baru. Jumlah ini menempatkan Indonesia pada posisi tertinggi kedua jumlah penderita katarak terbanyak di Asia Tenggara. Padahal katarak dapat disembuhkan dengan operasi.

Karena itu dalam rangkaian kegiatan sosial “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia”, sebelumnya juga telah dilaksanakan Pekan Informasi Katarak bagi hampir seribu pemuka desa, tokoh masyarakat dan agama, guru, penggerak PKK, aparat, tenaga kesehatan dan kader penyuluh pada 28-30 April 2014 di Makodim Padangsidimpuan, Kantor Kecamatan Batangtoru, Makodim Tarutung dan Makodim Sibolga. Kegiatan ini bertujuan membekali pemahaman dan keterampilan para pihak yang berada di garda terdepan dalam hubungan dengan masyarakat agar secara dini mampu melakukan deteksi penyakit mata dan penanganannya. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/