25.6 C
Medan
Friday, May 3, 2024

DPRD Desak Wali Kota Binjai Copot Kadinkes

dr Mahaniari Manalu.

BINJAI, SUMUTPOS.CO -Kalangan legislatif meminta orang nomor satu di Pemerintah Kota Binjai mencopot jabatan Kepala Dinas Kesehatan, dr Mahaniari Manalu. Pasalnya, wakil rakyat di Kota Rambutan ini menilai, dr Mahaniari Manalu gagal memimpin instansi yang dipimpinnya.

Itu dibeberkan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Binjai, Njoreken Pelawi menyoal seorang pasien tutup usia di Puskesmas Jalan HAH Hasan, Kelurahan Payaroba, Binjai Barat, belum lama ini. Diduga, pasien yang bernama Pringaten Bukit (65) itu meninggal dunia karena tak sempat mendapat perawatan dari dokter. Sebab, tenaga medis tidak  berada di tempat kala itu.  “Saya minta Wali Kota Binjai, segera mencopot Kadis Kesehatan dan Kepala Puskesmas HAH Hasan. Selain itu, berikan juga mereka sanksi tegas,” ujar politisi Partai Demokrat ini, Minggu (10/6).

Sanksi tegas diberikan, kata dia, tujuannya agar tidak terjadi kejadian serupa. Bagi dia, dr Mahaniari gagal memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat. Alhasil, jabatan yang diamanahkan kepada Mahaniari tidak layak lagi diemban oleh yang bersangkutan.

”Ini membuktikan bahwa Kepala Dinas Kesehatan dr Mahaniari Manalu tidak memiliki moral yang baik dalam menjaga kesehatan masyarakat. Jika Kepala Dinas Kesehatan tidak mampu menempatkan PNS dan Dokter di Puskesmas tersebut, sebaiknya diganti. Masih ada orang lain yang memiliki kapabilitas dalam mengelola dinas kesehatan,” tegas Njoreken.

Dari peristiwa tersebut, dia mengaku merupakan bagian dari keluarga pasien. Alhasil, dia menyatakan, kecewa atas buruknya pelayanan di Puskesmas yang berstatus rawat inap 24 jam tersebut.

“Saya tidak ada bermaksud lain, tetapi hendaknya Wali Kota HM Idaham benar-benar menempatkan orang-orang yang memiliki hati saja ditempatkan di sini. Kalau seperti ini, jelas pimpinannya tidak punya hati. Nyawa seseorang seolah-olah tidak begitu dia hargai. Kemudian saya juga takut peristiwa serupa akan dialami oleh pasien lainnya,” tukasnya.

Ketika dikonfirmasi pada akhir pekan lalu, Kepala Puskesmas (Kapus) tak berada di tempat. Bahkan tak seorang pun tampak di Puskesmas Rawat Inap 24 jam tersebut.

Sebelumnya, Pringaten Bukit (56) warga Kelurahan Payaroba, hendak berobat ke Puskesmas Jalan HAH Hasan. Sayang,  dokter yang bertugas tidak ada di tempat, Jumat (8/6) lalu.

Kondisi kesehatan saat itu memburuk. Pun, hal tersebut tak juga mendapat penaganangan. Malah, seorang petugas medis memberi surat rujukan untuk diboyong ke Rumah Sakit Kesrem di Binjai Kota.

Namun, nasib berkata lain, dalam perjalanan menuju RS Kesrem, pasien yang dibawa tiga anggota DPRD Binjai tanpa dokter pendampimg itu menghembuskan napas terakhirnya. (ted/han)

dr Mahaniari Manalu.

BINJAI, SUMUTPOS.CO -Kalangan legislatif meminta orang nomor satu di Pemerintah Kota Binjai mencopot jabatan Kepala Dinas Kesehatan, dr Mahaniari Manalu. Pasalnya, wakil rakyat di Kota Rambutan ini menilai, dr Mahaniari Manalu gagal memimpin instansi yang dipimpinnya.

Itu dibeberkan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Binjai, Njoreken Pelawi menyoal seorang pasien tutup usia di Puskesmas Jalan HAH Hasan, Kelurahan Payaroba, Binjai Barat, belum lama ini. Diduga, pasien yang bernama Pringaten Bukit (65) itu meninggal dunia karena tak sempat mendapat perawatan dari dokter. Sebab, tenaga medis tidak  berada di tempat kala itu.  “Saya minta Wali Kota Binjai, segera mencopot Kadis Kesehatan dan Kepala Puskesmas HAH Hasan. Selain itu, berikan juga mereka sanksi tegas,” ujar politisi Partai Demokrat ini, Minggu (10/6).

Sanksi tegas diberikan, kata dia, tujuannya agar tidak terjadi kejadian serupa. Bagi dia, dr Mahaniari gagal memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat. Alhasil, jabatan yang diamanahkan kepada Mahaniari tidak layak lagi diemban oleh yang bersangkutan.

”Ini membuktikan bahwa Kepala Dinas Kesehatan dr Mahaniari Manalu tidak memiliki moral yang baik dalam menjaga kesehatan masyarakat. Jika Kepala Dinas Kesehatan tidak mampu menempatkan PNS dan Dokter di Puskesmas tersebut, sebaiknya diganti. Masih ada orang lain yang memiliki kapabilitas dalam mengelola dinas kesehatan,” tegas Njoreken.

Dari peristiwa tersebut, dia mengaku merupakan bagian dari keluarga pasien. Alhasil, dia menyatakan, kecewa atas buruknya pelayanan di Puskesmas yang berstatus rawat inap 24 jam tersebut.

“Saya tidak ada bermaksud lain, tetapi hendaknya Wali Kota HM Idaham benar-benar menempatkan orang-orang yang memiliki hati saja ditempatkan di sini. Kalau seperti ini, jelas pimpinannya tidak punya hati. Nyawa seseorang seolah-olah tidak begitu dia hargai. Kemudian saya juga takut peristiwa serupa akan dialami oleh pasien lainnya,” tukasnya.

Ketika dikonfirmasi pada akhir pekan lalu, Kepala Puskesmas (Kapus) tak berada di tempat. Bahkan tak seorang pun tampak di Puskesmas Rawat Inap 24 jam tersebut.

Sebelumnya, Pringaten Bukit (56) warga Kelurahan Payaroba, hendak berobat ke Puskesmas Jalan HAH Hasan. Sayang,  dokter yang bertugas tidak ada di tempat, Jumat (8/6) lalu.

Kondisi kesehatan saat itu memburuk. Pun, hal tersebut tak juga mendapat penaganangan. Malah, seorang petugas medis memberi surat rujukan untuk diboyong ke Rumah Sakit Kesrem di Binjai Kota.

Namun, nasib berkata lain, dalam perjalanan menuju RS Kesrem, pasien yang dibawa tiga anggota DPRD Binjai tanpa dokter pendampimg itu menghembuskan napas terakhirnya. (ted/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/