26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Karyawan PDAM Tirtasari ‘Kegemukan’

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtasari Kota Binjai dilaporkan terus merugi. Tak ayal, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Binjai terus tersedot untuk menutupi gaji karyawan.

KETERANGAN: Wali Kota Binjai H Amir Hamzah saat menyampaikan keterangan di Rumah Dinas Wali Kota Binjai.TEDDY AKBARI/SUMUT POS.

Wali Kota Binjai H Amir Hamzah, pun berang menyikapi persoalan tersebut. Dia mengaku, keuangan PDAM Tirtasari KOta Binjai defisit setiap tahunnya. Menurut Amir, hal tersebut terjadi karena jumlah karyawan yang ‘kegemukan’. Sementara pelanggan PDAM Tirtasari Kota Binjai, ada sebanyak 12.000 orang.

“Jumlah karyawannya antara 160 sampai 170 orang. Kalau dilihat dari rasio berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri), satu orang karyawan melayani 100 orang pelanggan. Artinya dengan 12.000 pelanggan, PDAM hanya butuh 120 karyawan,” ungkap Amir pada rapat paripurna dengan agenda mendengar laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD TA 2020 di Gedung Sementara DPRD Binjai, Jalan T Amir Hamzah, Kelurahan Nangka, Binjai Utara, akhir pekan lalu.

Artinya, lanjut Amir, karyawan PDAM Tirtasari Kota Binjai berlebih sekitar 40 sampai 50 orang. Karena itu, perusahaan air minum pelat merah ini, selalu merugi. Bahkan, dia pun heran atas kondisi tersebut.

“Air tidak beli, tapi perusahaan terus rugi, rugi, dan merugi. Jadi, siapapun direkturnya, apabila kelebihan karyawan ini tidak diselesaikan, maka perusahaan itu tidak akan pernah bangkit,” tegas Amir.

Karena itu, Amir pun menilai, kegemukan jumlah karyawan ini menjadi akar masalah terus meruginya PDAM Tirtasari Kota Binjai tersebut. Pengeluaran tak sesuai dengan pendapatan.

“Kita rata-ratakan saja gaji karyawan itu Rp2 juta per bulan, per orang. Dikalikan 50 sesuai dengan jumlah karyawan yang berlebih, dan kalikan 12 bulan. Jadi anggaran yang wajib dikeluarkan untuk beban yang tidak perlu itu, sudah mencapai Rp1,2 miliar,” tuturnya.

Lantas, apakah orang nomor satu di Pemko Binjai ini akan melakukan pengurangan karyawan? Dia mengaku, akan mengevaluasi hal tersebut.

“Akan dievaluasi dulu, baru bertindak,” pungkas Amir. (ted/saz)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtasari Kota Binjai dilaporkan terus merugi. Tak ayal, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Binjai terus tersedot untuk menutupi gaji karyawan.

KETERANGAN: Wali Kota Binjai H Amir Hamzah saat menyampaikan keterangan di Rumah Dinas Wali Kota Binjai.TEDDY AKBARI/SUMUT POS.

Wali Kota Binjai H Amir Hamzah, pun berang menyikapi persoalan tersebut. Dia mengaku, keuangan PDAM Tirtasari KOta Binjai defisit setiap tahunnya. Menurut Amir, hal tersebut terjadi karena jumlah karyawan yang ‘kegemukan’. Sementara pelanggan PDAM Tirtasari Kota Binjai, ada sebanyak 12.000 orang.

“Jumlah karyawannya antara 160 sampai 170 orang. Kalau dilihat dari rasio berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri), satu orang karyawan melayani 100 orang pelanggan. Artinya dengan 12.000 pelanggan, PDAM hanya butuh 120 karyawan,” ungkap Amir pada rapat paripurna dengan agenda mendengar laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD TA 2020 di Gedung Sementara DPRD Binjai, Jalan T Amir Hamzah, Kelurahan Nangka, Binjai Utara, akhir pekan lalu.

Artinya, lanjut Amir, karyawan PDAM Tirtasari Kota Binjai berlebih sekitar 40 sampai 50 orang. Karena itu, perusahaan air minum pelat merah ini, selalu merugi. Bahkan, dia pun heran atas kondisi tersebut.

“Air tidak beli, tapi perusahaan terus rugi, rugi, dan merugi. Jadi, siapapun direkturnya, apabila kelebihan karyawan ini tidak diselesaikan, maka perusahaan itu tidak akan pernah bangkit,” tegas Amir.

Karena itu, Amir pun menilai, kegemukan jumlah karyawan ini menjadi akar masalah terus meruginya PDAM Tirtasari Kota Binjai tersebut. Pengeluaran tak sesuai dengan pendapatan.

“Kita rata-ratakan saja gaji karyawan itu Rp2 juta per bulan, per orang. Dikalikan 50 sesuai dengan jumlah karyawan yang berlebih, dan kalikan 12 bulan. Jadi anggaran yang wajib dikeluarkan untuk beban yang tidak perlu itu, sudah mencapai Rp1,2 miliar,” tuturnya.

Lantas, apakah orang nomor satu di Pemko Binjai ini akan melakukan pengurangan karyawan? Dia mengaku, akan mengevaluasi hal tersebut.

“Akan dievaluasi dulu, baru bertindak,” pungkas Amir. (ted/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/