25.6 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

40 Ha Tanaman Karet PTPN 3 Mengering

Sengketa Lahan antara Koptan-PTPN 3

LUBUK PAKAM- Akibat dampak sengketa berkepanjangan perebutan lahan eks HGU PTPN3 seluas 345,556 hektar (Ha) antara Koptan Sukses Mandiri dengan PTPN3, sekitar 40 Ha tanaman karet mati mengering.

Pantauan awak Sumut Pos akhir pekan silam dilokasi konflikĀ  di afdeling 1-4 Kebun Sei Putih PTPN3, Kecamatan Galang, terlihat tanaman karet berusia produksi mati mengering akibat kurang perawatan.

Semenjak pecahnya konflik horizontal tahun 1998 antara Koptan Sukses Mandiri dengan PTPN3, tidak ada perhatian pihak perusahan terhadap tanaman yang berada di areal 40 Ha itu. Akibatnya, tanaman mengering mulai akar hingga pucuk daun, hingga tak bisa disadap.

ā€œKami tidak mengetahui apa penyebab tanaman karet mati mengering. Pastinya tanaman itu tidak pernah kami usik. Soalnya yang kami masalahkan penguasaan lahan, bukan tanaman,ā€ kata Eri Suhari, pengurus Koptan Sukses Mandiri, saat ditemui dilokasi.

Lanjutnya, PTPN3 telah menyalahi peraturan, pasalnya sekitar 2007 silam, perusahaan plat merah itu mengelontorkan dana sekitar Rp2,958 miliar untuk replanting di Kebun Sei Putih PTPN3 dengan luas area 174 Ha.
Padahal, lahan seluas 174 Ha merupakan bagian dari lahan yang disengketakan sekitar 380 Ha, yang tahun 2005 silam HGU-nya telah berakhir. Karena tetap ditanami PTPN3, Koptan Sukses Mandiri melakukan gugatan ke Pengadilan Negeri (PN) Lubuk Pakam. Namun, meski belum ada putusan berkekuatan hukum tetap, managemen PTPN3 melakukan replanting tahun 2007, yang sampai saat ini statusnya masih stanvas.

Sementara itu, anggota DPRD Deli Serdang Alisman Saragih, menjelaskan, berdasarkan PP No.40/1996, dalam waktu setahun bila HGU urung diperpanjang, maka seluruh aset yang ada di atas lahan harus dicabut.

Distrik Manager PTPN3 Jhony, menyebutkan, angka kerugian PTPN3 sekitar Rp16 juta-Rp 18 juta per hektare. Lahan yang dirusak warga karena tanaman ubi kayu sekitar 174 Ha. ā€Angka secara pasti saya kurang tau, soalnya saat peristiwa itu berlangsung saya belum disini,ā€ kilahnya.(btr)

Sengketa Lahan antara Koptan-PTPN 3

LUBUK PAKAM- Akibat dampak sengketa berkepanjangan perebutan lahan eks HGU PTPN3 seluas 345,556 hektar (Ha) antara Koptan Sukses Mandiri dengan PTPN3, sekitar 40 Ha tanaman karet mati mengering.

Pantauan awak Sumut Pos akhir pekan silam dilokasi konflikĀ  di afdeling 1-4 Kebun Sei Putih PTPN3, Kecamatan Galang, terlihat tanaman karet berusia produksi mati mengering akibat kurang perawatan.

Semenjak pecahnya konflik horizontal tahun 1998 antara Koptan Sukses Mandiri dengan PTPN3, tidak ada perhatian pihak perusahan terhadap tanaman yang berada di areal 40 Ha itu. Akibatnya, tanaman mengering mulai akar hingga pucuk daun, hingga tak bisa disadap.

ā€œKami tidak mengetahui apa penyebab tanaman karet mati mengering. Pastinya tanaman itu tidak pernah kami usik. Soalnya yang kami masalahkan penguasaan lahan, bukan tanaman,ā€ kata Eri Suhari, pengurus Koptan Sukses Mandiri, saat ditemui dilokasi.

Lanjutnya, PTPN3 telah menyalahi peraturan, pasalnya sekitar 2007 silam, perusahaan plat merah itu mengelontorkan dana sekitar Rp2,958 miliar untuk replanting di Kebun Sei Putih PTPN3 dengan luas area 174 Ha.
Padahal, lahan seluas 174 Ha merupakan bagian dari lahan yang disengketakan sekitar 380 Ha, yang tahun 2005 silam HGU-nya telah berakhir. Karena tetap ditanami PTPN3, Koptan Sukses Mandiri melakukan gugatan ke Pengadilan Negeri (PN) Lubuk Pakam. Namun, meski belum ada putusan berkekuatan hukum tetap, managemen PTPN3 melakukan replanting tahun 2007, yang sampai saat ini statusnya masih stanvas.

Sementara itu, anggota DPRD Deli Serdang Alisman Saragih, menjelaskan, berdasarkan PP No.40/1996, dalam waktu setahun bila HGU urung diperpanjang, maka seluruh aset yang ada di atas lahan harus dicabut.

Distrik Manager PTPN3 Jhony, menyebutkan, angka kerugian PTPN3 sekitar Rp16 juta-Rp 18 juta per hektare. Lahan yang dirusak warga karena tanaman ubi kayu sekitar 174 Ha. ā€Angka secara pasti saya kurang tau, soalnya saat peristiwa itu berlangsung saya belum disini,ā€ kilahnya.(btr)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/