24 C
Medan
Saturday, December 20, 2025

Warga Dengar Benturan Keras di Onan Runggu

Helikopter tipe EC 130 PK-BKA dan titik hilang kontak di Samosir.
Helikopter tipe EC 130 PK-BKA dan titik hilang kontak di Samosir.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga Minggu (11/10) sekira pukul 00.00 WIB, helikopter yang hilang kontak di Pulau Samosir, Sumut, masih dalam pencarian petugas SAR, polisi dan TNI. Kuat dugaan helikopter tersebut nyemplung ke Danau Toba, tepatnya di Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir.

Info diperoleh dari boru Samosir, salah seorang warga Mogang, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, ia sempat mendengar suara benturan keras seperti benda jatuh di Onan Runggu.

“Kemungkinan jatuh di Onan Runggu. Ada suara pesawat seperti terbentur keras di arah Nainggolan-Onan Runggu,” katanya.

Atas informasi itu, Polsek Onan Runggu melakukan penyisiran di kawasan yang berdekatan dengan Danau Toba.

Informasi ini diperkuat dengan keterangan Kapolres Samosir AKBP Eko Suprihanto, yang menyebut pihaknya saat ini sedang berposko di Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir.

Itu dilakukan menyusul informasi terbaru yang mereka dapat dari salah seorang warga yang kebetulan sedang memancing di perairan danau pada sekitar pukul 12.00 WIB. “Menurut info dari masyarakat yang sedang memancing di wilayan Onan Runggu, melihat jatuhnya helikopter di arah Tarabintang, Balige,” kata Kapolres. Ada kemungkinan helikopter jatuh di tengah perairan Danau Toba, karena setelah warga mendengar dentuman dan terasa ada ombak cukup besar walaupun tidak ada angin dan kapal yang lewat. “Saya sudah mendirikan posko di Pelabuhan Onan Runggu,” ujar Kapolres.

Heli Buatan Prancis
Sementara itu Samsul Sabirin Chip Pilot PT Penerbangan Angkasa Semesta menerangkan bahwa helikopter berangkat dari Desa Siparmahan , Samosir sekira jam 11.33 WIB dan lost contact sekira jam 11.50 WIB. “Berangkat jam 11.33 Wib, kontak terakhir dengan kita sekira jam 11.50 WIB. Saat kontak terakhir pilot tidak ada mengatakan emergency,” ungkapnya.

Lebih lanjut Samsul Sabirin menerangkan bahwa sebelumnya sekira jam 09.33 Wib helikopter yang dicarter itu membawa 5 penumpang dari Bandara Kualanamu menuju Samosir. Diterangkannya bahwa Helikopter yang lost kontak ini buatan Prancis tahun 2009. “Pesawat buatan Prancis tahun 2009, sering terbang ke sekitar Samosir, kondisi Helikopter layak terbang .Penumpang ada 3 orang seluruhnya warga Medan, sedangkan itu Pilot warga Pondok Cabe , Jakarta dan teknisi warga Bandung ,” ujarnya.

Rute penerbangan yang dilalui helikopter tersebut Kabupaten Samosir, Pematang Siantar, Pematang Raya selanjutnya ke Bandara Kualanamu. “Kita bertanggungjawab, koordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pencarian helikopter. Kita akan menelusuri mulai dari keberangkatan sampai jam terakhir kontak . Kita sudah menghubuni pihak keluarga dan asuransi, seluruh penumpang merupakan warga sipil dan tidak ada kaitan keluarga,” tegasnya. (man/deo)

Helikopter tipe EC 130 PK-BKA dan titik hilang kontak di Samosir.
Helikopter tipe EC 130 PK-BKA dan titik hilang kontak di Samosir.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga Minggu (11/10) sekira pukul 00.00 WIB, helikopter yang hilang kontak di Pulau Samosir, Sumut, masih dalam pencarian petugas SAR, polisi dan TNI. Kuat dugaan helikopter tersebut nyemplung ke Danau Toba, tepatnya di Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir.

Info diperoleh dari boru Samosir, salah seorang warga Mogang, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, ia sempat mendengar suara benturan keras seperti benda jatuh di Onan Runggu.

“Kemungkinan jatuh di Onan Runggu. Ada suara pesawat seperti terbentur keras di arah Nainggolan-Onan Runggu,” katanya.

Atas informasi itu, Polsek Onan Runggu melakukan penyisiran di kawasan yang berdekatan dengan Danau Toba.

Informasi ini diperkuat dengan keterangan Kapolres Samosir AKBP Eko Suprihanto, yang menyebut pihaknya saat ini sedang berposko di Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir.

Itu dilakukan menyusul informasi terbaru yang mereka dapat dari salah seorang warga yang kebetulan sedang memancing di perairan danau pada sekitar pukul 12.00 WIB. “Menurut info dari masyarakat yang sedang memancing di wilayan Onan Runggu, melihat jatuhnya helikopter di arah Tarabintang, Balige,” kata Kapolres. Ada kemungkinan helikopter jatuh di tengah perairan Danau Toba, karena setelah warga mendengar dentuman dan terasa ada ombak cukup besar walaupun tidak ada angin dan kapal yang lewat. “Saya sudah mendirikan posko di Pelabuhan Onan Runggu,” ujar Kapolres.

Heli Buatan Prancis
Sementara itu Samsul Sabirin Chip Pilot PT Penerbangan Angkasa Semesta menerangkan bahwa helikopter berangkat dari Desa Siparmahan , Samosir sekira jam 11.33 WIB dan lost contact sekira jam 11.50 WIB. “Berangkat jam 11.33 Wib, kontak terakhir dengan kita sekira jam 11.50 WIB. Saat kontak terakhir pilot tidak ada mengatakan emergency,” ungkapnya.

Lebih lanjut Samsul Sabirin menerangkan bahwa sebelumnya sekira jam 09.33 Wib helikopter yang dicarter itu membawa 5 penumpang dari Bandara Kualanamu menuju Samosir. Diterangkannya bahwa Helikopter yang lost kontak ini buatan Prancis tahun 2009. “Pesawat buatan Prancis tahun 2009, sering terbang ke sekitar Samosir, kondisi Helikopter layak terbang .Penumpang ada 3 orang seluruhnya warga Medan, sedangkan itu Pilot warga Pondok Cabe , Jakarta dan teknisi warga Bandung ,” ujarnya.

Baca Juga :  Dugaan Korupsi Pembangunan Dua Unit Kantor Kejatisu Panggil Kadis PU Asahan KISARAN-Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) memanggil Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Asahan, Taswir ST untuk diminta keterangannya terkait dugaan korupsi atas pembangunan dua unit kantor; Dinas Peternakan Kabupaten Asahan dan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang terletak di atas tanah eks HGU PT BSP(Bakrie Sumatera Plantation) Kisaran atau di depan Pengadilan Negeri (PN) Kisaran. Panggilan Kejatisu itu berdasarkan Surat Nomor: R-266/N.2.23/Dek.3/06/2012,perihal adanya dugaan tindak pidana korupsi terhadap proyek Pembangunan Gedung Kantor Dinas Peternakan dan Gedung Satuan Polisi Pamong Praja Pemkab Asahan pada Tahun Anggaran 2011. Kadis PU Asahan Taswir dalam surat tersebut diperintahkan untuk bertemu dengan Kasi I pada Asisten Intelijen Kejati Sumut ,Zulfikar Nasution,SH .Sedang informasi yang diperoleh METRO (Group Sumut Pos), pemanggilan itu erat kaitannya dengan status tanah lokasi dididrikannya kedua bangunan kantor tersebut yang status kepemilikannya belum dalam penguasaan Pemkab Asahan. Bahkan disebut kini masalah tanah tempat kedua kantor itu didirikan sedang digugat Badan Penelitian Perjuangan Tanah untuk Rakyat (BPPR) di PN Kisaran. Soalnya, tanah lokasi kantor belum memiliki sertifikat kepemilikan sebagai asset Pemkab Asahan. “Hingga kini pertapakan kedua kantor masih status tanah Negara bebas. Artinya, Pemkab belum memiliki hak untuk mendirikan bangunan,” ujar sumber METRO. Mengenai adanya gugatan BPPTR di PN Kisaran soal lahan eks HGU PBSP dan sebagian dari lahan tersebut yang di atasnya telah dibangun dua kantor yakni Dinas Peternakan dan Satuan Polisi Pamong paraja dibenarkan Wakil Ketua BPPTR Asahan, Supriadi SL sedang dalam perkara di PN Kisaran. Dikatakannya, gugatan pihaknya sedang berlangsung di PN Kisaran. Adapun yang digugat adalah Bupati Asahan, Kadis PU Asahan dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari pembangunan kedua kantor itu. Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasi Penkum) Kejatisu,Marcos Simaremare yang dikonfirmasi, Kamis (4/10) menyatakan akan segera mengecek perkara tersebut, sehingga diketahui pastinya,sejauh mana penanganan perkara itu. (ing/smg)

Rute penerbangan yang dilalui helikopter tersebut Kabupaten Samosir, Pematang Siantar, Pematang Raya selanjutnya ke Bandara Kualanamu. “Kita bertanggungjawab, koordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pencarian helikopter. Kita akan menelusuri mulai dari keberangkatan sampai jam terakhir kontak . Kita sudah menghubuni pihak keluarga dan asuransi, seluruh penumpang merupakan warga sipil dan tidak ada kaitan keluarga,” tegasnya. (man/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru