Dalam kesempatan tersebut, RE Nainggolan, dan kelompok pakar, mengapresiasi rapat yang digelar, karena sudah lama dinantikan pihaknya. “Kami menyadari penuh, ini bukan tugas gampang, butuh effort besar, dan koordinasi melibatkan tujuh kabuaten di kawasan Danau Toba, yang memiliki tanggung jawab masing-masing. UNESCO sudah beri rekomendasi, kelima rekomendasi sangat jelas, dan diketahui semua pihak,” jelasnya.
Ia juga memuji Gubernur Sumut yang sangat serius memberikan perhatiannya dalam membangun kawasan Danau Toba. “Pak Gubernur tadi sampai memberikan peringatan kepada para SKPD terkait, jika ada SKPD yang tidak serius dalam mendukung percepatan persiapan pengusulan GKT menjadi GGN UNESCO, Pak Gubernur akan melakukan evakuasi kepada pejabat SKPD tersebut. Jadi kami sangat mengapresiasi perhatian ini. Dan ini membuktikan kalau Pak Gubernur sangat serius mendorong percepatan persiapan pengusulan GKT ini menjadi GGN UNESCO,” kata RE.
Sementara, Alimin Ginting memaparkan, untuk memenuhi rekomendasi UNESCO dan pengelolaan GKT, membutuhkan dana sekitar Rp100 miliar. Namun dana tersebut sangat kecil jika dibandingkan manfaat yang diterima Sumut jika GKT masuk dalam GGN UNESCO.
Alimin menjelaskan, apabila masuk GGN, maka manfaat ekonomi GKT jika sudah dioperasikan, akan mampu menghadirkan wisatawan asing yang dapat mengggerakkan perekonomian daerah.
Adapun 5 poin rekomendasi UNESCO tersebut, yakni pertama, akitivitas edukasi terpadu pada masing-masing geo area dengan tema geopark super volcano sudah dalam taraf implementasi. Kedua, panel edukasi geologi dan informasi yang lebih fokus pada informasi tematik. Ketiga, diperlukan strategi pemasaran dan promosi. Keempat, pengembangan budaya perlu lebih ditingkatkan dan lebih banyak. Dan terakhir, aktivitas geopark di lapangan harus sudah terjadi pada keempat geo area GKT, sebagai satu kesatuan dan harmonis, termasuk aktivitas ekonomi keberlanjutan masyarakat. (bal/saz)