30.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Inilah Daftar Peraturan Kantor yang Membuat ‘Gila’

“Membuat peringkat prestasi. Ketika Anda memaksa karyawan untuk masuk ke dalam sistem peringkat yang telah ditentukan, Anda secara salah mengevaluasi kinerja orang, membuat semua orang merasa seperti nomor dan menciptakan rasa tidak aman dan ketidakpuasan; sementara karyawan yang berprestasi justru menjadi takut bahwa mereka akan dipecat karena sistem yang dipaksakan,”ujar Bradberry. “Ini adalah contoh lain dari kebijakan sembarangan, padahal seharusnya Anda bekerja keras untuk mengevaluasi setiap individu secara obyektif.”

HUNTER WALK, VC HOMEBREW
Memecat orang tidak pernah mudah. Banyak perusahaan, terutama start-up (perusahaan yang baru didirikan), lamban dalam memecat karyawan yang berprestasi buruk, tulisnya dalam Five Excuses CEOs Give for Not Getting Rid of Low Performers. “Banyak alasan-alasan keliru yang saya dengar dari para pendiri perusahaan mengapa mereka belum menangani staf yang kinerjanya rendah.”

Dan Anda harus menghindari hal-hal ini:
“Begitu banyak yang harus dikerjakan dan mereka turut berperan. Ya, mereka mungkin tidak sepenuhnya karyawan dengan prestasi nihil. Mereka bukan tidak hadir ke kantor, ongkang-ongkang kaki di meja dan makan biskuit selama 10 jam, tapi kinerja mereka yang kurang tetaplah negatif,” kata Walk. “Ini biasanya memberi beban tambahan bagi seluruh tim Anda karena harus membantu atau memperbaiki masalah mereka.”

“Tim sungguh menyukai mereka dan saya tidak ingin ambil risiko menghancurkan kultur perusahaan. Tidak, Anda justru mempertaruhkan kultur perusahaan Anda dengan mempertahankan mereka. Rekan satu timnya selalu tahu kinerja mereka di bawah rata-rata dan bertanya-tanya kenapa Anda tidak menanganinya. Setiap hari Anda menunda memecatnya, Anda memberi kesempatan bagi menularnya kinerja buruk atau menyebabkan staf Anda yang berprestasi untuk keluar,” ungkapnya.

“Ini salah saya dan pimpinan yang lebih baik akan melatih mereka. Anda seharusnya meluangkan waktu lebih banyak untuk memotivasi dan menginspirasi pekerja Anda yang berprestasi dan merekrut lebih banyak karyawan berbakat ke perusahaan Anda. ”

Apakah ada hal-hal keliru yang Anda lakukan selama proses perekrutan atau saat orientasi awal karyawan baru sehingga mengakibatkan hal ini? Mungkin saja, tapi biarkan ini menjadi suatu pembelajaran buat Anda, jangan menambah kesalahan dengan menunda keputusan untuk memecat karyawan yang tidak berprestasi. (BBC)

“Membuat peringkat prestasi. Ketika Anda memaksa karyawan untuk masuk ke dalam sistem peringkat yang telah ditentukan, Anda secara salah mengevaluasi kinerja orang, membuat semua orang merasa seperti nomor dan menciptakan rasa tidak aman dan ketidakpuasan; sementara karyawan yang berprestasi justru menjadi takut bahwa mereka akan dipecat karena sistem yang dipaksakan,”ujar Bradberry. “Ini adalah contoh lain dari kebijakan sembarangan, padahal seharusnya Anda bekerja keras untuk mengevaluasi setiap individu secara obyektif.”

HUNTER WALK, VC HOMEBREW
Memecat orang tidak pernah mudah. Banyak perusahaan, terutama start-up (perusahaan yang baru didirikan), lamban dalam memecat karyawan yang berprestasi buruk, tulisnya dalam Five Excuses CEOs Give for Not Getting Rid of Low Performers. “Banyak alasan-alasan keliru yang saya dengar dari para pendiri perusahaan mengapa mereka belum menangani staf yang kinerjanya rendah.”

Dan Anda harus menghindari hal-hal ini:
“Begitu banyak yang harus dikerjakan dan mereka turut berperan. Ya, mereka mungkin tidak sepenuhnya karyawan dengan prestasi nihil. Mereka bukan tidak hadir ke kantor, ongkang-ongkang kaki di meja dan makan biskuit selama 10 jam, tapi kinerja mereka yang kurang tetaplah negatif,” kata Walk. “Ini biasanya memberi beban tambahan bagi seluruh tim Anda karena harus membantu atau memperbaiki masalah mereka.”

“Tim sungguh menyukai mereka dan saya tidak ingin ambil risiko menghancurkan kultur perusahaan. Tidak, Anda justru mempertaruhkan kultur perusahaan Anda dengan mempertahankan mereka. Rekan satu timnya selalu tahu kinerja mereka di bawah rata-rata dan bertanya-tanya kenapa Anda tidak menanganinya. Setiap hari Anda menunda memecatnya, Anda memberi kesempatan bagi menularnya kinerja buruk atau menyebabkan staf Anda yang berprestasi untuk keluar,” ungkapnya.

“Ini salah saya dan pimpinan yang lebih baik akan melatih mereka. Anda seharusnya meluangkan waktu lebih banyak untuk memotivasi dan menginspirasi pekerja Anda yang berprestasi dan merekrut lebih banyak karyawan berbakat ke perusahaan Anda. ”

Apakah ada hal-hal keliru yang Anda lakukan selama proses perekrutan atau saat orientasi awal karyawan baru sehingga mengakibatkan hal ini? Mungkin saja, tapi biarkan ini menjadi suatu pembelajaran buat Anda, jangan menambah kesalahan dengan menunda keputusan untuk memecat karyawan yang tidak berprestasi. (BBC)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/