30.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Bidan Dihabisi Sekdes Lantaran Nolak Intim

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Poltak Sihombing (47) menghabisi selingkuhannya Juanita boru Silitonga (45), karena sang kekasih yang bekerja sebagai bidan desa itu menolak saat diajak berhubungan intim. Poltak yang bekerja sebagai sekretaris desa (Sekdes) Sinar Pagi, Kec. Tanah Pinem Dairi, itu pun sakit hati dan membunuh kekasih.

“Pelaku sudah kita tetapkan sebagai tersangka. Poltak menjadi tersangka tunggal yang menghabisi nyawa korban,” kata Kapolsek Tanah Pinem, AKP Boris Saragih saat dihubungi, Senin (13/10) malam.

Diterangkannya, pelaku sempat mengancam rekan-rekan korban jika sampai melapor ke polisi. Ancaman itu diarahkan pelaku kepada petugas piket bidan desa, Nova br Sembiring dan pegawai apotik Satri Tarigan.

Dijelaskan perwira berpangkat tiga balok emas, pelaku masih menjalani perawatan di RSUD Sidikalang. Kondisinya telah sadar, hanya saja pihaknya belum meminta keterangan. “Pelaku masih diawasi oleh anggota. Rencananya besok (hari ini) akan kita mintai keterangan,” ungkap Boris.

Disinggung kembali motif pelaku, Kapolsek Tanah Pinem mengatakan, dari keterangan yang diperoleh dari saksi dan pelaku yang sempat ditanyai, pelaku mengaku nekat menghabisi nyawa korban karena ditolak untuk tetap berpacaran dan korban juga menolak berhubungan intim. “Untuk sementara motifnya karena ditolak berpacaran dan berhubungan badan,” jelas Boris.

Lanjut Boris, untuk lebih jelas pihaknya masih menunggu keterangan dari pelaku secara BAP, oleh karena itu besok (hari ini) pelaku akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Diberitakan sebelumnya, kisah perselingkuhan Sekretaris Desa (Sekdes) Sinar Pagi, Kec. Tanah Pinem Dairi, Poltak Sihombing (47) dan Juanita boru Silitonga (45), Bidan Desa (Bindes) Kuta Bulu kecamatan yang sama, berakhir tragis. Sabtu (11/10) sekira pukul 21.00 WIB, Juanita yang berstatus janda dua anak itu ditemukan tewas dengan tubuh penuh luka tikaman di lantai kamar rumah dinasnya, Puskesmas Desa Kuta Buluh. Di samping jasadnya, tergeletak Poltak yang masih kritis dengan luka sayat di leher.

Peristiwa mengerikan nan menghebohkan itu terjadi begitu singkat. Pasalnya sekitar pukul 18.00 WIB, warga sekitar sempat memergoki Poltak datang lalu masuk ke rumah korban. Tapi warga cuek, karena selama ini Poltak dan Juanita memang terlibat cinta terlarang. Pasalnya, saat ini Poltak masih berstatus suami orang. Singkat cerita, sekitar pukul 20.30 WIB, warga kembali dikejutkan suara gaduh dari dalam rumah.

Curiga ada yang tak beres, warga pun mengintip dari celah dinding Puskesmas yang terbuat dari papan itu. Saat itulah warga tersentak melihat kedua korban sudah terkapar bersimbah darah di lantai. Tak mau memegang bola panas, kejadian itu langsung dilaporkan warga ke Polsek Tanah Pinem. Tak lama berselang, petugas tiba di lokasi dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Di lokasi polisi menemukan Junita telah meregang nyama dengan luka tusukan di tubuh.

Sedang Poltak sekarat dengan luka robek di leher. Sat dikonfirmasi, Kanit Reskrim Tanah Pinem Aiptu Bella Sembiring mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara diduga Poltak berusaha bunuh diri setelah menghabisi Juanita. “Korban mengalami luka tusukan benda tajam pada dada dan punggung, sedangkan pada kepala terdapat memar karena hantaman benda tumpul. Saat ini, pihak Polsek Tanah Pinem sudah mengamankan barang bukti 1 pisau dan 1 alu,” ujar Sembiring.(ril/bd)

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Poltak Sihombing (47) menghabisi selingkuhannya Juanita boru Silitonga (45), karena sang kekasih yang bekerja sebagai bidan desa itu menolak saat diajak berhubungan intim. Poltak yang bekerja sebagai sekretaris desa (Sekdes) Sinar Pagi, Kec. Tanah Pinem Dairi, itu pun sakit hati dan membunuh kekasih.

“Pelaku sudah kita tetapkan sebagai tersangka. Poltak menjadi tersangka tunggal yang menghabisi nyawa korban,” kata Kapolsek Tanah Pinem, AKP Boris Saragih saat dihubungi, Senin (13/10) malam.

Diterangkannya, pelaku sempat mengancam rekan-rekan korban jika sampai melapor ke polisi. Ancaman itu diarahkan pelaku kepada petugas piket bidan desa, Nova br Sembiring dan pegawai apotik Satri Tarigan.

Dijelaskan perwira berpangkat tiga balok emas, pelaku masih menjalani perawatan di RSUD Sidikalang. Kondisinya telah sadar, hanya saja pihaknya belum meminta keterangan. “Pelaku masih diawasi oleh anggota. Rencananya besok (hari ini) akan kita mintai keterangan,” ungkap Boris.

Disinggung kembali motif pelaku, Kapolsek Tanah Pinem mengatakan, dari keterangan yang diperoleh dari saksi dan pelaku yang sempat ditanyai, pelaku mengaku nekat menghabisi nyawa korban karena ditolak untuk tetap berpacaran dan korban juga menolak berhubungan intim. “Untuk sementara motifnya karena ditolak berpacaran dan berhubungan badan,” jelas Boris.

Lanjut Boris, untuk lebih jelas pihaknya masih menunggu keterangan dari pelaku secara BAP, oleh karena itu besok (hari ini) pelaku akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Diberitakan sebelumnya, kisah perselingkuhan Sekretaris Desa (Sekdes) Sinar Pagi, Kec. Tanah Pinem Dairi, Poltak Sihombing (47) dan Juanita boru Silitonga (45), Bidan Desa (Bindes) Kuta Bulu kecamatan yang sama, berakhir tragis. Sabtu (11/10) sekira pukul 21.00 WIB, Juanita yang berstatus janda dua anak itu ditemukan tewas dengan tubuh penuh luka tikaman di lantai kamar rumah dinasnya, Puskesmas Desa Kuta Buluh. Di samping jasadnya, tergeletak Poltak yang masih kritis dengan luka sayat di leher.

Peristiwa mengerikan nan menghebohkan itu terjadi begitu singkat. Pasalnya sekitar pukul 18.00 WIB, warga sekitar sempat memergoki Poltak datang lalu masuk ke rumah korban. Tapi warga cuek, karena selama ini Poltak dan Juanita memang terlibat cinta terlarang. Pasalnya, saat ini Poltak masih berstatus suami orang. Singkat cerita, sekitar pukul 20.30 WIB, warga kembali dikejutkan suara gaduh dari dalam rumah.

Curiga ada yang tak beres, warga pun mengintip dari celah dinding Puskesmas yang terbuat dari papan itu. Saat itulah warga tersentak melihat kedua korban sudah terkapar bersimbah darah di lantai. Tak mau memegang bola panas, kejadian itu langsung dilaporkan warga ke Polsek Tanah Pinem. Tak lama berselang, petugas tiba di lokasi dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Di lokasi polisi menemukan Junita telah meregang nyama dengan luka tusukan di tubuh.

Sedang Poltak sekarat dengan luka robek di leher. Sat dikonfirmasi, Kanit Reskrim Tanah Pinem Aiptu Bella Sembiring mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara diduga Poltak berusaha bunuh diri setelah menghabisi Juanita. “Korban mengalami luka tusukan benda tajam pada dada dan punggung, sedangkan pada kepala terdapat memar karena hantaman benda tumpul. Saat ini, pihak Polsek Tanah Pinem sudah mengamankan barang bukti 1 pisau dan 1 alu,” ujar Sembiring.(ril/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/