SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – PT Toba Pulp Lestari, Tbk (TPL) perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) penghasil bubur kertas terbaik di Sumatera Utara, kembali memberikan dukungan dalam pengembangan ekonomi masyarakat pedesaan. Dukungan peningkatan dan nilai tambah masyarakat kali ini, diberikan kepada kelompok petani madu lebah Makota (Madu. Kopi, Talas), di Desa Nagori Saitbuttu Saribu kecamatan Pematang Sidamanaik Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Manager Corporate Social Resposnsibility (CSR) TPL Ramida Siringoringo menyebutkan, sedikitnya ada seratusan kepala keluarga yang saat ini hidup dengan sumber daya alam, seperti kopi, madu, dan lainnya yang mengandalkan modal seadanya. Peluang seperti ini menjadi fokus perusahaan dalam upaya dukungan pengembangan usaha, khususnya di wilayah sekitar konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) perusahaan.
“Awalnya memang kita lihat para petani madu lebah disini usahanya dimulai dari nol, inilah yang menjadi motivasi perusahaan untuk mendukung para petani yang memiliki semangat. Selanjutnya setelah kita melihat aktivitas mereka dilapangan banyak sumber daya alam dan manusia, berpotensi dalam usaha pengembangan madu lebah. Bahkan para petani punya motivasi madu lebah sebagai icon desa penghasil madu terbaik di Indonesia,” sebut Ramida, Senin (12/11).
Menurutnya keseriusan perusahaan dalam mendukung kegiatan penghasil madu lebah ini sudah mencapai tahap ke II. Dukungan perusahaan pada tahap sebelumnya juga telah dilakukan, untuk memberi semangat kepada para petani madu lebah lainnya. Ramida menyebutkan untuk tahapan kali ini perusahaan memberikan dukungan, dengan nilai Rp 13 juta lebih dengan bentuk peralatan pendukung peningkatan hasil madu dan lebah.
“Untuk tahap kedua ini TPL membantu 50 batang gelodok (Perangkap Lebah), 50 petak tup (Rumah lebah), 5 potong baju seragam (Savety), ratusan botol kemasan madu, serta sarung tangan (hand glove),” ungkap Ramida.
Produksi madu lebah didesa Nagori Saitbuttu Saribu beberapa tahun sebelumnya, sempat berjalan lancar. Namun karena modal dan peralatan seadanya, para petani lebih giat dalam pengembangan lebahnya saja (Koloni lebah). Kordinataor kelompok petani Makota Selamat Suryadi mengatakan, beberapa waktu yang lalu sempat terjadi penjualan koloni lebah hingga 400 koloni perbulannya.
Dikatakannya, dengan kerja sama dan dukungan dari pihak perusahaan (TPL) dalam pengembangan ekonomi kreatif, memberi semangat baru dan angin segar bagi petani lebah dan madu dipedesaan. Bantuan berupa gelodok, stup dan perlengkapan lainnya sangat membantu para petani. (rel)