LANGKAT, SUMUTPOS.CO -Agaknya Tim Saber Pungli (Pungutan Liar) Polda Sumut tidak bekerja efektif. Terbukti, aksi krimanal itu masih terjadi di jalan lintas Binjai-Bahorok Kabupaten Langkat. Parahnya, sambil menenteng kelewang, para oknum beberapa Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) berani meminta Rp5000 kepada sopir-sopir pengangkut material yang melintas.
“Ngeri kali pungli di jalan lintas Binjai-Bahorok ini. Hampir setiap 500 meter ada aja yang ngutip uang mengatas namakan pemuda setempat atau ormas,” ungkap Putra kepada Sumut Pos, Sabtu (13/1) sore di Binjai.
Sopir truk pengangkut material ini mengatakan, kawasan yang paling rawan ada di Jalan Selesai hingg Tanjung Keriahan. Hampir setiap hari ada saja yang melakukan pungli.
“Orang itu tegak saja di jalan sambil nenteng kelewang dan minta lima ribu (Rp5000). Kalau nggak dikasi orang itu ngejar. Tak ada yang berani tak ngasi karena takut. Kalau nggak ngasi di pecahkan pula kaca kami,” katanya.
Kepada aparat terkait, khususnya Kepolisian, agar segera menertibkan para oknum yang melakukan kutipan liar itu. Sebab, setiap hari selalu meresahkan pengguna jalan dan sopir truk pengangkut material yang melintas.
“Bayangkan saja, sekali pengutipan bisa Rp5000 sampai Rp10.000. Sementara, titik yang dikutip banyak kali. Ini jelas memberatkan kami sebagai sopir truk. Aparat yang berwenang tolong tindak ini,” harapnya.
Senada juga diungkap seorang pengedara mobil, Yudi (41). Diakui warga Binjai ini, memang jika melintas didaerah tersebut, banyak pria berdiri di pinggir jalan dan meminta uang kepada sopir truk yang melintas.
“Memang aku sempat lihat, ada beberapa laki-laki tegak-tegak di pinggir jalan itu. Asal ada truk lewat, orang itu mendekat dan menghampiri para sopir. Aku kira ngapain, eh rupanya minta uang ke sopir,” kata dia.
Memang diakui Yudi, jika mobil pribadi tidak diminati. Namun, ada modus lain yang digunakan para pelaku.
Ya, dengan cara berpura-pura menimbun jalan berlubang dan menyodorkan kotak mie instan untuk meminta uang.
“Memang kalau yang modus timbun jalan berlubang gini nggak maksa. Tapi kalau sepanjang jalan dimintai terus, risih juga kita. Harusnya jalan diperbaiki pemerintah, bukan perorangan gitu,” pungkasnya sembari berharap aparat penegak hukum bisa menertibkan aksi ini.(bam/ala)