29 C
Medan
Monday, April 29, 2024

Berdayakan Masyarakat Desa Sekitar, Tambang Emas Martabe Fokus Ring 1 plus 2 dan 3

Laung Lubis, Supervisor Education, Community bersama staf pengajar SMK Negeri 2 Batangtoru, Tapanuli Selatan. PTAR bersama dengan PT United Tractors Tbk, berkomitmen untuk meningkatkan pendidikan vokasi melalui Program SOBAT. Tak hanya itu, PTAR juga memberikan dukungan pembangunan akses jalan sekolah.

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Masyarakat lokal di sekitar Tambang Emas Martabe, dalam banyak hal merupakan kelompok pemangku kepentingan terpenting bagi PT Agincourt Resources (pengelola tambang). Masyarakat yang hidup dan bekerja dekat dengan lokasi tambang merupakan orang-orang yang paling berpotensi terpengaruh oleh kegiatan sehari-hari perusahaan. Dukungannya juga paling penting bagi operasional perusahaan yang berkelanjutan.
“Selain menjadi faktor penting yang menentukan izin sosial perusahaan untuk beroperasi, masyarakat lokal juga menyumbang sebagian besar tenaga kerja di tambang. Perusahaan mampu mempertahankan kinerja dan pertumbuhannya secara berkelanjutan, karena adanya kontribusi langsung dan penting dari masyarakat lokal,” kata Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono, seperti dikutip Sumut Pos dari Laporan Keberlanjutan 2019 PTAR berjudul Bersama dalam Keberagaman, yang dikutip Sumut Pos kemarin.
Karena itulah, 15 desa yang berada di Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, ditetapkan sebagai Desa yang Terkena Dampak Langsung atau Directly Affected Villages (DAV), yakni desa yang kemungkinan terkena dampak dari operasi Tambang Emas Martabe. Secara total, desa-desa ini terdiri dari sekitar 23.500 populasi.
“Perusahaan melaksanakan program pengembangan masyarakat secara luas, mencakup desa-desa terdekat atau Ring 1. Berikutnya wilayah sekitar lainnya termasuk Muara Batangtoru dan Tapanuli Selatan di Ring 2. Serta daerah lain di tingkat nasional atau Ring 3. Namun dukungan perusahaan untuk pemberdayaan masyarakat fokus pada 15 desa yang terdampak langsung (DAV), yakni meliputi kecamatan-kecamatan di Batangtoru dan Muara Batangtoru,” jelas Katarina.
PTAR, lanjutnya, telah menjalankan program pengembangan masyarakat untuk 100% DAV yang berlokasi di Ring 1 area operasional perusahaan. Penerima manfaat merupakan masyarakat dengan berbagai latar belakang kondisi sosial-ekonomi. Meliputi tingkat pendidikan yang rendah, pengangguran yang tinggi, akses terbatas terhadap layanan kesehatan, dan ketergantungan pada pertanian sebagai sumber mata pencaharian.
“Seluruh desa DAV termasuk dalam program pelibatan, penilaian risiko, dan pengembangan masyarakat,” kata dia.
Saat ini, pertanian adalah sektor pekerjaan yang paling signifikan di desa-desa tersebut. Komoditas yang paling banyak ditanam adalah beras dan jagung. Selain itu, singkong, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang hijau juga ditanam. Beberapa penduduk lokal juga bekerja, atau mengerjakan perkebunan karet dan kelapa sawit.
Setelah pertanian, industri perdagangan dan jasa adalah sumber pekerjaan paling penting berikutnya. Di Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru terdapat banyak bisnis ritel kecil dan perusahaan komersial lainnya yang mendukung sektor usaha masyarakat, seperti bank dan penyedia transportasi.
Kondisi sosial ekonomi dalam masyarakat lokal digunakan sebagai referensi utama untuk menyusun program pengembangan masyarakat perusahaan. Program-program pengembangan masyarakat fokus pada kesehatan, pendidikan, infrastruktur, pertanian, dan pembangunan ekonomi, serta dukungan untuk nilai-nilai budaya dan adat istiadat setempat.
“Kami menjalin hubungan yang harmonis dan saling berbagi dengan masyarakat di sekeliling kami, yang juga merupakan bagian dari keluarga besar PTAR. Kami bermitra dengan institusi pendidikan dan kelompok masyarakat khususnya para kaum muda untuk memberikan pemahaman atas praktik-praktik pertambangan yang baik (good mining practices) dan manfaat hasil tambang bagi kehidupan,” lanjutnya.
Pemahaman tersebut diharapkan dapat memunculkan rasa peduli untuk turut menjaga area pertambangan, yang merupakan objek vital nasional. “Kami pun sangat menghargai kehadiran masyarakat yang senantiasa membuka kesempatan untuk berkomunikasi dan berdiskusi sebagai sebagai bagian dari keterlibatan pemangku kepentingan. Diskusi dan komunikasi ini menjadi kunci untuk mempertahankan kebersamaan dalam menjaga kegiatan operasional PTAR sebagai salah satu perusahaan tambang yang unggul,” katanya.
Pemberdayaan masyarakat adalah proses yang dirancang untuk menciptakan kondisi kemajuan ekonomi dan sosial bagi masyarakat secara keseluruhan, dengan melibatkan partisipasi dan inisiatif aktif masyarakat.
Melalui program pemberdayaan masyarakat, PTAR memastikan pemangku kepentingan terpentingnya mendapat manfaat langsung dari pengoperasian Tambang Emas Martabe. (mea)

Laung Lubis, Supervisor Education, Community bersama staf pengajar SMK Negeri 2 Batangtoru, Tapanuli Selatan. PTAR bersama dengan PT United Tractors Tbk, berkomitmen untuk meningkatkan pendidikan vokasi melalui Program SOBAT. Tak hanya itu, PTAR juga memberikan dukungan pembangunan akses jalan sekolah.

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Masyarakat lokal di sekitar Tambang Emas Martabe, dalam banyak hal merupakan kelompok pemangku kepentingan terpenting bagi PT Agincourt Resources (pengelola tambang). Masyarakat yang hidup dan bekerja dekat dengan lokasi tambang merupakan orang-orang yang paling berpotensi terpengaruh oleh kegiatan sehari-hari perusahaan. Dukungannya juga paling penting bagi operasional perusahaan yang berkelanjutan.
“Selain menjadi faktor penting yang menentukan izin sosial perusahaan untuk beroperasi, masyarakat lokal juga menyumbang sebagian besar tenaga kerja di tambang. Perusahaan mampu mempertahankan kinerja dan pertumbuhannya secara berkelanjutan, karena adanya kontribusi langsung dan penting dari masyarakat lokal,” kata Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono, seperti dikutip Sumut Pos dari Laporan Keberlanjutan 2019 PTAR berjudul Bersama dalam Keberagaman, yang dikutip Sumut Pos kemarin.
Karena itulah, 15 desa yang berada di Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, ditetapkan sebagai Desa yang Terkena Dampak Langsung atau Directly Affected Villages (DAV), yakni desa yang kemungkinan terkena dampak dari operasi Tambang Emas Martabe. Secara total, desa-desa ini terdiri dari sekitar 23.500 populasi.
“Perusahaan melaksanakan program pengembangan masyarakat secara luas, mencakup desa-desa terdekat atau Ring 1. Berikutnya wilayah sekitar lainnya termasuk Muara Batangtoru dan Tapanuli Selatan di Ring 2. Serta daerah lain di tingkat nasional atau Ring 3. Namun dukungan perusahaan untuk pemberdayaan masyarakat fokus pada 15 desa yang terdampak langsung (DAV), yakni meliputi kecamatan-kecamatan di Batangtoru dan Muara Batangtoru,” jelas Katarina.
PTAR, lanjutnya, telah menjalankan program pengembangan masyarakat untuk 100% DAV yang berlokasi di Ring 1 area operasional perusahaan. Penerima manfaat merupakan masyarakat dengan berbagai latar belakang kondisi sosial-ekonomi. Meliputi tingkat pendidikan yang rendah, pengangguran yang tinggi, akses terbatas terhadap layanan kesehatan, dan ketergantungan pada pertanian sebagai sumber mata pencaharian.
“Seluruh desa DAV termasuk dalam program pelibatan, penilaian risiko, dan pengembangan masyarakat,” kata dia.
Saat ini, pertanian adalah sektor pekerjaan yang paling signifikan di desa-desa tersebut. Komoditas yang paling banyak ditanam adalah beras dan jagung. Selain itu, singkong, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang hijau juga ditanam. Beberapa penduduk lokal juga bekerja, atau mengerjakan perkebunan karet dan kelapa sawit.
Setelah pertanian, industri perdagangan dan jasa adalah sumber pekerjaan paling penting berikutnya. Di Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru terdapat banyak bisnis ritel kecil dan perusahaan komersial lainnya yang mendukung sektor usaha masyarakat, seperti bank dan penyedia transportasi.
Kondisi sosial ekonomi dalam masyarakat lokal digunakan sebagai referensi utama untuk menyusun program pengembangan masyarakat perusahaan. Program-program pengembangan masyarakat fokus pada kesehatan, pendidikan, infrastruktur, pertanian, dan pembangunan ekonomi, serta dukungan untuk nilai-nilai budaya dan adat istiadat setempat.
“Kami menjalin hubungan yang harmonis dan saling berbagi dengan masyarakat di sekeliling kami, yang juga merupakan bagian dari keluarga besar PTAR. Kami bermitra dengan institusi pendidikan dan kelompok masyarakat khususnya para kaum muda untuk memberikan pemahaman atas praktik-praktik pertambangan yang baik (good mining practices) dan manfaat hasil tambang bagi kehidupan,” lanjutnya.
Pemahaman tersebut diharapkan dapat memunculkan rasa peduli untuk turut menjaga area pertambangan, yang merupakan objek vital nasional. “Kami pun sangat menghargai kehadiran masyarakat yang senantiasa membuka kesempatan untuk berkomunikasi dan berdiskusi sebagai sebagai bagian dari keterlibatan pemangku kepentingan. Diskusi dan komunikasi ini menjadi kunci untuk mempertahankan kebersamaan dalam menjaga kegiatan operasional PTAR sebagai salah satu perusahaan tambang yang unggul,” katanya.
Pemberdayaan masyarakat adalah proses yang dirancang untuk menciptakan kondisi kemajuan ekonomi dan sosial bagi masyarakat secara keseluruhan, dengan melibatkan partisipasi dan inisiatif aktif masyarakat.
Melalui program pemberdayaan masyarakat, PTAR memastikan pemangku kepentingan terpentingnya mendapat manfaat langsung dari pengoperasian Tambang Emas Martabe. (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/