29 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Sembuh Tak Datang, Nanah dan Gatal Menyerang

Foto: Joko Purnomo/PM Agus Syahputra, pasien operasi usus buntu yang jahitannya bernanah.
Foto: Joko Purnomo/PM
Agus Syahputra, pasien operasi usus buntu yang jahitannya bernanah.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Asa sembuh dari derita usus buntu membuat Agus Syahputra (16) siap dioperasi. Namun, bukan sembuh yang didapat. Bekas operasi di perutnya malah bernanah. Gatal pun terus menyerang.

Remaja berhidung mancung itu berusaha tersenyum. Dia terbaring di rumah neneknya yang berusia 80 tahun. Tepatnya di Jalan Cempaka Lingkungan Beringin, Brandan Timur, Babalan, Langkat. Senyum Agus sangat kontras dengan luka bekas operasi di perutnya yang kini membusuk.

Kondisi kesehatan anak yatim piatu ini bermula ketika dia dioperasi di Rumah Sakit Pertamina Pangkalan Brandan (RSPPB) beberapa waktu silam. Di rumah sakit itu, perutnya dibelah dan kemudian dijahit dengan panjang 15 centimeter.

“Awalnya, hasil diagnosa pihak dokter di RSPPB, aku diklaim (dokter-red) menderita usus buntu. Akhirnya pihak RSPPB menganjurkan operasi. Dan operasi berlangsung berjalan tanpa hambatan,” kata Agus, saat ditemui di kediaman neneknya, Jumat (14/10).

Usai berjalan 8 hari prosesi operasi tersebut, luka diperut bekas jahitan tersebut membusuk sehingga cairan nanah tak henti-hentinya keluar. Melihat kondisi itu, Agus kembali ke RSPPB. Pihak rumah sakit tersebut langsung membawa Agus ke RSUD dr Pirngadi Medan. Di rumah sakit itu Agus dirawat selama dua pekan. Tidak sembuh juga. Sementara, Agus dan sang nenek memiliki keterbatasan biaya. Agus dibawa pulang.

Selang waktu, kondisi Agus makin parah. Kakak Agus, Salmiah (21), membawa adik bungsu dari dua bersaudara ini kembali ke RSPPB. Namun apa daya, setibanya di RSPPB, dokter yang melakukan operasi Agus seperti tidak bertanggung jawab. “Tidak menyangka bahwa usai operasi usus buntu berlangsung di RSPPB, kondisi adikku semakin memburuk karena luka robek bekas operasi di perutnya membusuk,” kata Salmiah.

Cerita Salmiah, awalnya Agus Syahputra hanya mengeluh sakit perut dan tak bisa berjalan. Aguspun korban dilarikan ke RSPPB. Hasil pemeriksaan dokter di sana, Agus didiagnosa menderita sakit usus buntu, hingga harus dioperasi. Singkat cerita, sekira sebulan lalu, Agus pun dioperasi.Namun 8 hari usai operasi, bekas jahitan di perut Agus malah terus mengeluarkan cairan berbentuk nanah dan terasa gatal.

Kini, Agus hanya bisa terbaring di kediamannya bersama nenek yang sudah tua renta. Dia seperti tak tahu lagi mau mengadu ke siapa. Ketika coba ke RSPPB, pihak keluarga Agus tak mendapati jawaban yang menangkan.

Pun RSPPB disambangi untuk mencari tahu soal derita Agus, tak ada satu pun dokter maupun perawat di sana yang bersedia berkomentar. (cr-10/rbb)

Foto: Joko Purnomo/PM Agus Syahputra, pasien operasi usus buntu yang jahitannya bernanah.
Foto: Joko Purnomo/PM
Agus Syahputra, pasien operasi usus buntu yang jahitannya bernanah.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Asa sembuh dari derita usus buntu membuat Agus Syahputra (16) siap dioperasi. Namun, bukan sembuh yang didapat. Bekas operasi di perutnya malah bernanah. Gatal pun terus menyerang.

Remaja berhidung mancung itu berusaha tersenyum. Dia terbaring di rumah neneknya yang berusia 80 tahun. Tepatnya di Jalan Cempaka Lingkungan Beringin, Brandan Timur, Babalan, Langkat. Senyum Agus sangat kontras dengan luka bekas operasi di perutnya yang kini membusuk.

Kondisi kesehatan anak yatim piatu ini bermula ketika dia dioperasi di Rumah Sakit Pertamina Pangkalan Brandan (RSPPB) beberapa waktu silam. Di rumah sakit itu, perutnya dibelah dan kemudian dijahit dengan panjang 15 centimeter.

“Awalnya, hasil diagnosa pihak dokter di RSPPB, aku diklaim (dokter-red) menderita usus buntu. Akhirnya pihak RSPPB menganjurkan operasi. Dan operasi berlangsung berjalan tanpa hambatan,” kata Agus, saat ditemui di kediaman neneknya, Jumat (14/10).

Usai berjalan 8 hari prosesi operasi tersebut, luka diperut bekas jahitan tersebut membusuk sehingga cairan nanah tak henti-hentinya keluar. Melihat kondisi itu, Agus kembali ke RSPPB. Pihak rumah sakit tersebut langsung membawa Agus ke RSUD dr Pirngadi Medan. Di rumah sakit itu Agus dirawat selama dua pekan. Tidak sembuh juga. Sementara, Agus dan sang nenek memiliki keterbatasan biaya. Agus dibawa pulang.

Selang waktu, kondisi Agus makin parah. Kakak Agus, Salmiah (21), membawa adik bungsu dari dua bersaudara ini kembali ke RSPPB. Namun apa daya, setibanya di RSPPB, dokter yang melakukan operasi Agus seperti tidak bertanggung jawab. “Tidak menyangka bahwa usai operasi usus buntu berlangsung di RSPPB, kondisi adikku semakin memburuk karena luka robek bekas operasi di perutnya membusuk,” kata Salmiah.

Cerita Salmiah, awalnya Agus Syahputra hanya mengeluh sakit perut dan tak bisa berjalan. Aguspun korban dilarikan ke RSPPB. Hasil pemeriksaan dokter di sana, Agus didiagnosa menderita sakit usus buntu, hingga harus dioperasi. Singkat cerita, sekira sebulan lalu, Agus pun dioperasi.Namun 8 hari usai operasi, bekas jahitan di perut Agus malah terus mengeluarkan cairan berbentuk nanah dan terasa gatal.

Kini, Agus hanya bisa terbaring di kediamannya bersama nenek yang sudah tua renta. Dia seperti tak tahu lagi mau mengadu ke siapa. Ketika coba ke RSPPB, pihak keluarga Agus tak mendapati jawaban yang menangkan.

Pun RSPPB disambangi untuk mencari tahu soal derita Agus, tak ada satu pun dokter maupun perawat di sana yang bersedia berkomentar. (cr-10/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/