28.4 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

50 Daerah Belajar Smart City Binjai

Teddy Akbari/sumut pos
CENDERAMATA: Sekda Pemko Binjai Mahfullah memberikan cenderamata kepada rombongan Komisi B DPRD Batubara, Rabu (5/9).

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Kota Binjai sebagai kota yang APBD-nya tidak besar dan sangat terbatas dengan sumber daya manusia dan financial. Untuk mengatasi segala keterbatasan tersebut, diperlukan kerja sama atau collaboration.

Demikian dipaparkan Wali Kota Binjai H Muhammad Idaham sebagai narasumber pada acara Forum Berbagi Pengetahuan (knowledge sharing) Transformasi Pemerintahan Berbasis Digital dan Kota Cerdas di Ruang Rapat Soegijanto Soegijoko 1-2, Gedung Bappenas, Jakarta Pusat, Selasa (13/11).

“Kita tidak bisa jalan sendiri, kita harus bersatu dan berjalan bersama untuk dapat membangun dan mengejar segala ketertinggalan kita,”ujar Idaham.

Wali Kota dua periode ini tampil dengan membawakan tema Smart City Model and Transformation. Dalam paparannya berjudul “Digital Government : Strategies, Achievements and Planning of Binjai Smart City.”

Dia menjelaskan, pada tahap awal Pemko Binjai menjalin kerja sama dengan dua pihak sekaligus, yaitu Politeknik Negeri Medan sebagai institusi Pendidikan dan PT Telkom dari dunia Industri.

Ketiga pihak komit, bahwa penerapan konsep Smart City bukan hanya tanggung jawab Pemerintah Kota. Namun juga sebagai tanggung jawab Politeknik Negeri Medan dan PT Telkom, sehingga resiko kegagalan juga siap ditanggung bersama.

“Dengan demikian keseriusan ketiga pihak tersebut jadi semakin tinggi dan komitmen tetap terjaga sampai pada saat sekarang ini,” kata Idaham.

Salah satu dari produk kolaborasi Pemko, Polmed dan Telkom adalah Digital Government atau e-Goverment yang masuk dalam dimensi Smart Government. Pembagian kategori dari e-Gov adalah Pemerintah ke Pemerintah, Pemerintah ke Masyarkat dan Pemerintah ke Dunia Usaha.

Berdasarkan kategori tersebut, lanjut Idaham, aplikasi dikelompokkan sehingga pembangunan database menjadi lebih efektif dengan penggunaan database satu batang.

Hal yang cukup membanggakan, sambungnya, sejak launching Smart City pada akhir tahun 2016. Sudah lebih dari 50 daerah yang berkunjung ke Kota Binjai untuk memperoleh pembelajaran penerapan Smart City.

Mulai dari daerah di Sumatera Utara hingga Jawa, Kalimantan, Sulawesi bahkan Papua. “Kami mencoba menularkan konsep yang kami terapkan kepada daerah-daerah lainnya,” jelas Idaham.

Selain Wali Kota HM Idaham, narasumber lainnya, di antaranya Prof Naoko Iwasaki dari Waseda University Japan, Prof Toshio Obi selaku Direktur APEC Digital Government dan Ketua Kompartemen Model and Transformation Standar, Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC).

Turut hadir Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Airin Rachmi Diany, Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, Kementerian PPN/Bappenas dan Deputi Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu Ekologi, Sosial dan Budaya Strategis, Kantor Staf Presiden. (ted/han)

Teddy Akbari/sumut pos
CENDERAMATA: Sekda Pemko Binjai Mahfullah memberikan cenderamata kepada rombongan Komisi B DPRD Batubara, Rabu (5/9).

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Kota Binjai sebagai kota yang APBD-nya tidak besar dan sangat terbatas dengan sumber daya manusia dan financial. Untuk mengatasi segala keterbatasan tersebut, diperlukan kerja sama atau collaboration.

Demikian dipaparkan Wali Kota Binjai H Muhammad Idaham sebagai narasumber pada acara Forum Berbagi Pengetahuan (knowledge sharing) Transformasi Pemerintahan Berbasis Digital dan Kota Cerdas di Ruang Rapat Soegijanto Soegijoko 1-2, Gedung Bappenas, Jakarta Pusat, Selasa (13/11).

“Kita tidak bisa jalan sendiri, kita harus bersatu dan berjalan bersama untuk dapat membangun dan mengejar segala ketertinggalan kita,”ujar Idaham.

Wali Kota dua periode ini tampil dengan membawakan tema Smart City Model and Transformation. Dalam paparannya berjudul “Digital Government : Strategies, Achievements and Planning of Binjai Smart City.”

Dia menjelaskan, pada tahap awal Pemko Binjai menjalin kerja sama dengan dua pihak sekaligus, yaitu Politeknik Negeri Medan sebagai institusi Pendidikan dan PT Telkom dari dunia Industri.

Ketiga pihak komit, bahwa penerapan konsep Smart City bukan hanya tanggung jawab Pemerintah Kota. Namun juga sebagai tanggung jawab Politeknik Negeri Medan dan PT Telkom, sehingga resiko kegagalan juga siap ditanggung bersama.

“Dengan demikian keseriusan ketiga pihak tersebut jadi semakin tinggi dan komitmen tetap terjaga sampai pada saat sekarang ini,” kata Idaham.

Salah satu dari produk kolaborasi Pemko, Polmed dan Telkom adalah Digital Government atau e-Goverment yang masuk dalam dimensi Smart Government. Pembagian kategori dari e-Gov adalah Pemerintah ke Pemerintah, Pemerintah ke Masyarkat dan Pemerintah ke Dunia Usaha.

Berdasarkan kategori tersebut, lanjut Idaham, aplikasi dikelompokkan sehingga pembangunan database menjadi lebih efektif dengan penggunaan database satu batang.

Hal yang cukup membanggakan, sambungnya, sejak launching Smart City pada akhir tahun 2016. Sudah lebih dari 50 daerah yang berkunjung ke Kota Binjai untuk memperoleh pembelajaran penerapan Smart City.

Mulai dari daerah di Sumatera Utara hingga Jawa, Kalimantan, Sulawesi bahkan Papua. “Kami mencoba menularkan konsep yang kami terapkan kepada daerah-daerah lainnya,” jelas Idaham.

Selain Wali Kota HM Idaham, narasumber lainnya, di antaranya Prof Naoko Iwasaki dari Waseda University Japan, Prof Toshio Obi selaku Direktur APEC Digital Government dan Ketua Kompartemen Model and Transformation Standar, Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC).

Turut hadir Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Airin Rachmi Diany, Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, Kementerian PPN/Bappenas dan Deputi Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu Ekologi, Sosial dan Budaya Strategis, Kantor Staf Presiden. (ted/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/