26.7 C
Medan
Sunday, May 26, 2024

Gubsu Saksikan Siswa Duduk di Lantai saat Belajar

TINJAU: Gubsu Edy Rahmayadi meninjau kondisi bangunan SMAN 3 Penyabungan, Madina, Selasa (13/11).

MADINA, SUMUTPOS.CO – Kondisi sejumlah gedung sekolah, baik SD, SMP, dan SMA di Kecamatan Penyabungan Timur, Mandailing Natal (Madina) cukup memperihatinkan. Apalagi sepekan lalu, sekolah-sekolah tersebut ikut diterjang banjir. Karenanya, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi meminta agar segera dilakukan relokasi, agar para siswa merasa nyaman mengikuti belajar-mengajar .

DIDAMPINGI Ketua Tim Penggerak PKK Sumut Nawal Lubis, Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution, dan sejumlah pejabat Pemprov Sumut dan Pemkab Madina, Gubsu Edy Rahmayadi mengunjungi SMAN 2 Plus, SMAN 3, SMPN 6 dan SLB di Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Selasa (13/11). SMAN 2 Plus adalah sekolah pertama yang dikunjungi Gubsu dan rombongan.

Di sekolah itu, sisa-sisa banjir masih jelas terlihat. Selain separuh badan jalan yang tergerus arus sungai, sisa-sisa batang kayu dan lumpur juga masih terlihat di sekitar lingkungan sekolah.

Beberapa bagian pagar sekolah yang menampung 414 siswa tersebut, juga tampak roboh diterjang banjir. Meja, kursi, buku dan peralatan sekolah lainnya juga terendam banjir, bahkan ada yang hanyut terbawa arus.

Gubsu dan rombongan juga meninjau beberapa ruangan kelas. Para siswa tampak duduk di lantai sambil mendengarkan pelajaran yang disampaikan gurunya. Selain menyapa para siswa dan guru, Edy juga menanyakan beberapa hal tentang gedung sekolah tersebut, yang beberapa bagian tampak berlumut dan tidak terawat.

“Bagaimana ini? Plafonnya kok rendah sekali? Dan gedungnya menurut saya juga sudah tidak layak lagi untuk digunakan,” kata Edy kepada Bupati Madina, Dahlan Hasan Nasution.

Gubernur pun menawarkan agar SMAN 2 Plus dan beberapa sekolah lainnya direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Karena, ada banyak siswa yang belajar di sekolah tersebut, yang nyawanya selalu terancam akibat banjir. “Bagaimana kalau direlokasi. Karena di sini banyak siswa calon generasi muda, yang selalu terancam nyawanya. Mereka adalah masa depan bangsa yang seharusnya dilindungi,” ujar Edy.

Menurutnya, pembangunan benteng di sepanjang pinggir sungai bisa juga menjadi solusi alternatif lainnya untuk mengantisipasi banjir. Namun, kalau pun gedung tersebut tidak direlokasi, akan tetapi tetap saja harus direnovasi, karena gedung sekolah yang ditempati sejak 2010 tersebut juga sudah tidak layak untuk tempat belajar.

“Jadi tolong nanti Pak Bupati hitung, kalau memang biaya pembangunan gedung dan benteng lebih besar dari relokasi, yang lebih baik kita relokasi saja,” sebut Edy.

Sementara itu, Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution menyampaikan, biaya untuk relokasi terlalu mahal. Karena selain SMAN 2 Plus, di lokasi tersebut juga ada SMAN 3, SMPN 6, SDN, SLB dan STAIN. Karena itu, menurut Dahlan, pembangunan benteng di sepanjang tepi sungai juga dapat menjadi solusi alternatif untuk melindungi sekolah dari banjir, karena biayanya lebih murah.

“Maaf Pak Gubernur, menurut kami, pembangunan benteng di pinggir sungai sudah cukup untuk mengantisipasi banjir. Meski begitu nanti kita akan buat kalkulasinya, mana yang lebih baik Pak Gubernur,” ujarnya.

Selanjutnya, Edy meninjau SMAN 3, SMPN 6 dan SLB. Kondisi yang sama terlihat di tiga sekolah tersebut. Sebagian dinding masih tampak kotor dan lumpur menumpuk di halaman sekolah. Bahkan, di SMAN 3, ruangan Laboratorium Komputer juga ikut terendam banjir. Akibatnya, puluhan komputer yang biasa digunakan siswa untuk belajar tidak dapat dipakai lagi.

Dalam peninjauan itu, Gubernur juga menyerahkan tali asih kepada para siswa korban banjir. Juga kepada keluarga korban meninggal akibat banjir dan longsor di Madina.

Usai meninjau sekolah di komplek STAIM, rombongan gubernur dan rombongan juga meninjau gedung sekolah SDN 127 di Desa Pagur Kecamatan Panyabungan Timur Madina. Gedung sekolah yang berada di atas tebing itu terancam rubuh, karena tebing yang berada dibawahnya longsor.

Edy pun menawarkan untuk merelokasi beberapa ruang kelas dan membangun benteng tembok penahan di sisi tebing, agar sekolah di kampung halaman istri Gubernur Ny Nawal Lubis Edy Rahmayadi itu, tidak tergerus longsor.

Di hari yang sama, Gubernur dan rombongan meninjau ruas jalan lintas timur Sumatera (Jalinsum) di Kota Nopan, yang sempat terputus akibat tergerus banjir. Gubernur berharap agar jalan tersebut segera dibangun kembali agar lalulintas di Jalinsum kembali normal. (prn)

TINJAU: Gubsu Edy Rahmayadi meninjau kondisi bangunan SMAN 3 Penyabungan, Madina, Selasa (13/11).

MADINA, SUMUTPOS.CO – Kondisi sejumlah gedung sekolah, baik SD, SMP, dan SMA di Kecamatan Penyabungan Timur, Mandailing Natal (Madina) cukup memperihatinkan. Apalagi sepekan lalu, sekolah-sekolah tersebut ikut diterjang banjir. Karenanya, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi meminta agar segera dilakukan relokasi, agar para siswa merasa nyaman mengikuti belajar-mengajar .

DIDAMPINGI Ketua Tim Penggerak PKK Sumut Nawal Lubis, Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution, dan sejumlah pejabat Pemprov Sumut dan Pemkab Madina, Gubsu Edy Rahmayadi mengunjungi SMAN 2 Plus, SMAN 3, SMPN 6 dan SLB di Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Selasa (13/11). SMAN 2 Plus adalah sekolah pertama yang dikunjungi Gubsu dan rombongan.

Di sekolah itu, sisa-sisa banjir masih jelas terlihat. Selain separuh badan jalan yang tergerus arus sungai, sisa-sisa batang kayu dan lumpur juga masih terlihat di sekitar lingkungan sekolah.

Beberapa bagian pagar sekolah yang menampung 414 siswa tersebut, juga tampak roboh diterjang banjir. Meja, kursi, buku dan peralatan sekolah lainnya juga terendam banjir, bahkan ada yang hanyut terbawa arus.

Gubsu dan rombongan juga meninjau beberapa ruangan kelas. Para siswa tampak duduk di lantai sambil mendengarkan pelajaran yang disampaikan gurunya. Selain menyapa para siswa dan guru, Edy juga menanyakan beberapa hal tentang gedung sekolah tersebut, yang beberapa bagian tampak berlumut dan tidak terawat.

“Bagaimana ini? Plafonnya kok rendah sekali? Dan gedungnya menurut saya juga sudah tidak layak lagi untuk digunakan,” kata Edy kepada Bupati Madina, Dahlan Hasan Nasution.

Gubernur pun menawarkan agar SMAN 2 Plus dan beberapa sekolah lainnya direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Karena, ada banyak siswa yang belajar di sekolah tersebut, yang nyawanya selalu terancam akibat banjir. “Bagaimana kalau direlokasi. Karena di sini banyak siswa calon generasi muda, yang selalu terancam nyawanya. Mereka adalah masa depan bangsa yang seharusnya dilindungi,” ujar Edy.

Menurutnya, pembangunan benteng di sepanjang pinggir sungai bisa juga menjadi solusi alternatif lainnya untuk mengantisipasi banjir. Namun, kalau pun gedung tersebut tidak direlokasi, akan tetapi tetap saja harus direnovasi, karena gedung sekolah yang ditempati sejak 2010 tersebut juga sudah tidak layak untuk tempat belajar.

“Jadi tolong nanti Pak Bupati hitung, kalau memang biaya pembangunan gedung dan benteng lebih besar dari relokasi, yang lebih baik kita relokasi saja,” sebut Edy.

Sementara itu, Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution menyampaikan, biaya untuk relokasi terlalu mahal. Karena selain SMAN 2 Plus, di lokasi tersebut juga ada SMAN 3, SMPN 6, SDN, SLB dan STAIN. Karena itu, menurut Dahlan, pembangunan benteng di sepanjang tepi sungai juga dapat menjadi solusi alternatif untuk melindungi sekolah dari banjir, karena biayanya lebih murah.

“Maaf Pak Gubernur, menurut kami, pembangunan benteng di pinggir sungai sudah cukup untuk mengantisipasi banjir. Meski begitu nanti kita akan buat kalkulasinya, mana yang lebih baik Pak Gubernur,” ujarnya.

Selanjutnya, Edy meninjau SMAN 3, SMPN 6 dan SLB. Kondisi yang sama terlihat di tiga sekolah tersebut. Sebagian dinding masih tampak kotor dan lumpur menumpuk di halaman sekolah. Bahkan, di SMAN 3, ruangan Laboratorium Komputer juga ikut terendam banjir. Akibatnya, puluhan komputer yang biasa digunakan siswa untuk belajar tidak dapat dipakai lagi.

Dalam peninjauan itu, Gubernur juga menyerahkan tali asih kepada para siswa korban banjir. Juga kepada keluarga korban meninggal akibat banjir dan longsor di Madina.

Usai meninjau sekolah di komplek STAIM, rombongan gubernur dan rombongan juga meninjau gedung sekolah SDN 127 di Desa Pagur Kecamatan Panyabungan Timur Madina. Gedung sekolah yang berada di atas tebing itu terancam rubuh, karena tebing yang berada dibawahnya longsor.

Edy pun menawarkan untuk merelokasi beberapa ruang kelas dan membangun benteng tembok penahan di sisi tebing, agar sekolah di kampung halaman istri Gubernur Ny Nawal Lubis Edy Rahmayadi itu, tidak tergerus longsor.

Di hari yang sama, Gubernur dan rombongan meninjau ruas jalan lintas timur Sumatera (Jalinsum) di Kota Nopan, yang sempat terputus akibat tergerus banjir. Gubernur berharap agar jalan tersebut segera dibangun kembali agar lalulintas di Jalinsum kembali normal. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/