33 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Dituding Bentak Pendeta HKBP, Kanit Intel Polsek Parbuluan Dairi Minta Maaf

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Kanit Intel Polsek Parbuluan, Kepolisian Resor Dairi, Aipda MT Pardosi, meminta maaf kepada Pendeta Esron Ambarita, pendeta di gereja HKBP Marturia Bangun, Desa Bangun 1, Kecamatan Parbuluan.

MEDIASI: Pendeta Esron Ambarita (kiri) dimediasi karena sempat dituding dibentak Kanit Intel Polsek Parbuluan, Polres Dairi, Aipda MT Pardosi.Humas Polres Dairi/SUMUT POS.

Aipda MT Pardosi meminta maaf, karena sempat dituding membentak-bentak Pendeta Esron Ambarita, terkait ucapannya di gereja, agar jemaat memilih calon kades dari gerejanya pada pemilihan Kepala Desa (Pilkades).

Kapolres Dairi, AKBP Wahyudi Rahman melalui Kasubbag Humas Polres, Iptu Donny Saleh, Sabtu (13/11) mengatakan, Polres Dairi mediasi masalah pemberitaan di media. Dimana, dalam pemberitaan itu Polisi bentak pendeta di Desa Bangun, Kecamatan Parbuluan.

“Mediasi sudah dilaksanakan di Polres Dairi, Sabtu (13/11),” ucap Donny.

Donny mengatakan, mediasi dipimpin Kapolres AKBP Wahyudi Rahman melalui Plh Kasatreskrim Polres, Ipt Sumitro Manuring didampingi Kasubbag Humas Iptu Donni Saleh, untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Mediasi dihadiri Pareses HKBP Dairi Pdt Sampur Manullang, Pdt Esron Ambarita dan keluarga serta Kanit Intel Polsek Parbuluan Aipda MT Pardosi.

Donny mengatakan, Pdt Esron ambarita secara pribadi meminta maaf kepada Aipda MT Pardosi dan menyadari itu semua merupakan kesalah pahaman. Dan Aipda MT Pardosi juga meminta maaf apabila perkataan dan perbuatannya dengan nada suara keras membuat tersinggung dan tidak nyaman.

“Keterangan Pdt Esron Ambarita, dia tidak tahu masalah dengan Aipda MT Pardosi sampai jadi pemberitaan di media. Diakuinya memang ada wartawan yang bertanya terkait permasalahan itu. Karena ada wartawan yang bertanya, maka saya ceritakan apa yang terjadi,” ucap Donny.

Menurut Esron Ambarita, permasalahan itu sebenarnya sudah didamaikan dan tidak ada masalah lagi. Mungkin ada jemaat yang menyampaikan kepada wartawan, sehingga naik ke media.

“Untuk itu dalam pertemuan ini saya minta maaf, karena tidak ada niat saya masalah ini menjadi panjang,” ujarnya.

Sementara Aipda MT Pardosi usai mediasi mengaku kalau dirinya tidak ada membentak. Mungkin karena logat bahasa saya yang keras seolah-olah seperti nada membentak. Saya juga telah menyampaikan permohonan maaf atas kejadian itu,” ungkapnya.

Terkait permasalahan itu, Plh Kasat Reskrim Iptu Sumitro Manurung mengatakan, ini masalah kesalahpahaman saja, untuk itu, mewakili Kapolres Dairi dan instansi kepolisian menyampaikan permohonan maaf.

“Kami dari kepolisian Polres Dairi mohon maaf kepada Pdt Esron Ambarita dan keluarga,” ucap Sumitro. (rud/ram)

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Kanit Intel Polsek Parbuluan, Kepolisian Resor Dairi, Aipda MT Pardosi, meminta maaf kepada Pendeta Esron Ambarita, pendeta di gereja HKBP Marturia Bangun, Desa Bangun 1, Kecamatan Parbuluan.

MEDIASI: Pendeta Esron Ambarita (kiri) dimediasi karena sempat dituding dibentak Kanit Intel Polsek Parbuluan, Polres Dairi, Aipda MT Pardosi.Humas Polres Dairi/SUMUT POS.

Aipda MT Pardosi meminta maaf, karena sempat dituding membentak-bentak Pendeta Esron Ambarita, terkait ucapannya di gereja, agar jemaat memilih calon kades dari gerejanya pada pemilihan Kepala Desa (Pilkades).

Kapolres Dairi, AKBP Wahyudi Rahman melalui Kasubbag Humas Polres, Iptu Donny Saleh, Sabtu (13/11) mengatakan, Polres Dairi mediasi masalah pemberitaan di media. Dimana, dalam pemberitaan itu Polisi bentak pendeta di Desa Bangun, Kecamatan Parbuluan.

“Mediasi sudah dilaksanakan di Polres Dairi, Sabtu (13/11),” ucap Donny.

Donny mengatakan, mediasi dipimpin Kapolres AKBP Wahyudi Rahman melalui Plh Kasatreskrim Polres, Ipt Sumitro Manuring didampingi Kasubbag Humas Iptu Donni Saleh, untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Mediasi dihadiri Pareses HKBP Dairi Pdt Sampur Manullang, Pdt Esron Ambarita dan keluarga serta Kanit Intel Polsek Parbuluan Aipda MT Pardosi.

Donny mengatakan, Pdt Esron ambarita secara pribadi meminta maaf kepada Aipda MT Pardosi dan menyadari itu semua merupakan kesalah pahaman. Dan Aipda MT Pardosi juga meminta maaf apabila perkataan dan perbuatannya dengan nada suara keras membuat tersinggung dan tidak nyaman.

“Keterangan Pdt Esron Ambarita, dia tidak tahu masalah dengan Aipda MT Pardosi sampai jadi pemberitaan di media. Diakuinya memang ada wartawan yang bertanya terkait permasalahan itu. Karena ada wartawan yang bertanya, maka saya ceritakan apa yang terjadi,” ucap Donny.

Menurut Esron Ambarita, permasalahan itu sebenarnya sudah didamaikan dan tidak ada masalah lagi. Mungkin ada jemaat yang menyampaikan kepada wartawan, sehingga naik ke media.

“Untuk itu dalam pertemuan ini saya minta maaf, karena tidak ada niat saya masalah ini menjadi panjang,” ujarnya.

Sementara Aipda MT Pardosi usai mediasi mengaku kalau dirinya tidak ada membentak. Mungkin karena logat bahasa saya yang keras seolah-olah seperti nada membentak. Saya juga telah menyampaikan permohonan maaf atas kejadian itu,” ungkapnya.

Terkait permasalahan itu, Plh Kasat Reskrim Iptu Sumitro Manurung mengatakan, ini masalah kesalahpahaman saja, untuk itu, mewakili Kapolres Dairi dan instansi kepolisian menyampaikan permohonan maaf.

“Kami dari kepolisian Polres Dairi mohon maaf kepada Pdt Esron Ambarita dan keluarga,” ucap Sumitro. (rud/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/