31.7 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Danau Toba Pilot Project Nomadic Tourism

Panorama Danau Toba dilihat dari Panatapan Parapat.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berharap bisa bermitra dengan Amerika Serikat dan Australia untuk mengembangkan nomadic tourism. Danau Toba akan jadi pilot projectnya.

Kemenpar akan mengembangkan nomadic tourism atau wisata kembara pada tahun ini. Rencananya, Kemenpar akan memberikan insentif bagi pelaku industri pariwisata yang berminat mengembangkan program tersebut di Indonesia.

Kawasan wisata Danau Toba di Sumatera Utara akan dijadikan pilot project untuk program nomadic tourism. Rencana awal, program akan dimulai pada Bulan April mendatang.

Menurut Menteri Pariwisata, Arief Yahya, Danau Toba dipilih sebagai pilot project karena kawasan itu masuk dalam kategori destinasi pariwisata prioritas Kemenpar.

“Banyak spot menarik di Danau Toba, kami akan menyediakan fasilitas seperti karavan, glamping (glamourous camping), dan homepods,” kata Arief.

Ketiga fasilitas itu, lanjut Arief, bersifat portable (bisa dipindah-pindah).

Program nomadic tourism diklaim sangat cocok dikembangkan di daerah-daerah yang belum tersedia akomodasi penginapan.

“Indonesia memiliki 17.000 pulau, 70.000 desa dan ratusan destinasi. Kalau harus membangun hotel konvensional perlu waktu yang sangat lama. Saya akan memberikan insentif bagi orang yang masuk (mengembangkan) nomadic tourism,” ujar Arief.

Nantinya, jika program tersebut sudah berjalan di Danau Toba, destinasi lainnya seperti Wakatobi dan Labuan Bajo juga akan mengembangkan wisata serupa.

Menpar menyebut Amerika Serikat (AS) dan Australia sebagai contoh pemain terbaik untuk bisnis karavan. Ia berharap Indonesia bisa bermitra dengan kedua negara tersebut.(bbs/ala)

 

Panorama Danau Toba dilihat dari Panatapan Parapat.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berharap bisa bermitra dengan Amerika Serikat dan Australia untuk mengembangkan nomadic tourism. Danau Toba akan jadi pilot projectnya.

Kemenpar akan mengembangkan nomadic tourism atau wisata kembara pada tahun ini. Rencananya, Kemenpar akan memberikan insentif bagi pelaku industri pariwisata yang berminat mengembangkan program tersebut di Indonesia.

Kawasan wisata Danau Toba di Sumatera Utara akan dijadikan pilot project untuk program nomadic tourism. Rencana awal, program akan dimulai pada Bulan April mendatang.

Menurut Menteri Pariwisata, Arief Yahya, Danau Toba dipilih sebagai pilot project karena kawasan itu masuk dalam kategori destinasi pariwisata prioritas Kemenpar.

“Banyak spot menarik di Danau Toba, kami akan menyediakan fasilitas seperti karavan, glamping (glamourous camping), dan homepods,” kata Arief.

Ketiga fasilitas itu, lanjut Arief, bersifat portable (bisa dipindah-pindah).

Program nomadic tourism diklaim sangat cocok dikembangkan di daerah-daerah yang belum tersedia akomodasi penginapan.

“Indonesia memiliki 17.000 pulau, 70.000 desa dan ratusan destinasi. Kalau harus membangun hotel konvensional perlu waktu yang sangat lama. Saya akan memberikan insentif bagi orang yang masuk (mengembangkan) nomadic tourism,” ujar Arief.

Nantinya, jika program tersebut sudah berjalan di Danau Toba, destinasi lainnya seperti Wakatobi dan Labuan Bajo juga akan mengembangkan wisata serupa.

Menpar menyebut Amerika Serikat (AS) dan Australia sebagai contoh pemain terbaik untuk bisnis karavan. Ia berharap Indonesia bisa bermitra dengan kedua negara tersebut.(bbs/ala)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/