28.9 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Menpar: Danau Toba Harus Wow

Foto: dok/JPNN Arief Yahya.
Foto: dok/JPNN
Menteri Pariwisata, Arief Yahya.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Pariwisata Arief Yahya memang bukan putra Sumatera Utara, apalagi bersuku Batak. Namun, kecintaannya terhadap Danau Toba tampaknya tak diragukan lagi.

Arif mengaku sangat cinta kepada Danau Toba dan telah menyiapkan jurus-jurus marketing untuk menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata jempolan.

“Jangan pernah ragukan cintaku pada Toba. Saya ingin membangun Danau Toba dengan cinta,” kata Arief Yahya dengan mimik dan ekspresi wajah serius, Senin (15/2).

“Saya sudah lima kali ke sana, dan saya ingin Toba solid. Badan Otoritas yang akan kami bentuk adalah solusi paling tepat, paling konkret, dan bisa menata Toba lebih baik,” ujar Marketeer of The Year 2013 itu.

Menjadikan Toba sebagai satu dari 10 prioritas utama destinasi nasional, aku Arif, bukan pekerjaan yang mudah. Apalagi, selama ini ada banyak tangan dan aturan dalam mengelola danau terbesar di Indonesia itu. Meski sulit, dia tetap optimistis. Di benaknya Danau Toba harus ‘wow’. Dan Wonderful Indonesia harus berkibar ke mana-mana bersama Toba.

‎”Jika masih tercerai berai dengan dikelola oleh tujuh kabupaten, itu tidak akan menuntaskan persoalan. Badan Otorita ini tugas utamanya adalah share infrastructure, yang itu tidak mungkin dilakukan secara kompak oleh kabupaten yang ada di sana. Otoritas ini yang akan mengatur, membuat regulasi, yang di-benchmark dengan objek-objek serupa yang sudak sukses di luar negeri. Standarnya global, agar wisman dari negeri manapun bisa menikmati sama nyamannya dengan wisnus,” kata dia.

Arif menerangkan, hal tersebut untuk mencapai target wisatawan mancanegara (wisman) 12 juta kunjungan dengan devisa sekitar USD 12 miliar tahun 2016. Dan menembus 20 juta tahun 2019. Itu stimulus yang diberikan pemerintah selain bebas visa dan kemudahan kemudahan sandar kapal mewah.

‎”Pariwisata itu harus di service dan Danau Toba harus semakin disejahterahkan,” ungkapnya.

‎Ambisi besar Menpar Arief Yahya tadi sangat mungkin terealisasi. Saat ini, pariwisata berada di nomor 4 sebagai penghasil devisa. Dengan action nyata, pria kelahiran Banyuwangi itu yakin pariwisata bisa menjadi penghasil devisa terbesar di 2019.

‎”Danau Toba harus tembus 1 juta. semua akan difokuskan hingga Kualanamu. Karenanya Danau Toba akan dikelola menjadi single destination multi manajemen,” tegasnya. (sam)

Foto: dok/JPNN Arief Yahya.
Foto: dok/JPNN
Menteri Pariwisata, Arief Yahya.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Pariwisata Arief Yahya memang bukan putra Sumatera Utara, apalagi bersuku Batak. Namun, kecintaannya terhadap Danau Toba tampaknya tak diragukan lagi.

Arif mengaku sangat cinta kepada Danau Toba dan telah menyiapkan jurus-jurus marketing untuk menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata jempolan.

“Jangan pernah ragukan cintaku pada Toba. Saya ingin membangun Danau Toba dengan cinta,” kata Arief Yahya dengan mimik dan ekspresi wajah serius, Senin (15/2).

“Saya sudah lima kali ke sana, dan saya ingin Toba solid. Badan Otoritas yang akan kami bentuk adalah solusi paling tepat, paling konkret, dan bisa menata Toba lebih baik,” ujar Marketeer of The Year 2013 itu.

Menjadikan Toba sebagai satu dari 10 prioritas utama destinasi nasional, aku Arif, bukan pekerjaan yang mudah. Apalagi, selama ini ada banyak tangan dan aturan dalam mengelola danau terbesar di Indonesia itu. Meski sulit, dia tetap optimistis. Di benaknya Danau Toba harus ‘wow’. Dan Wonderful Indonesia harus berkibar ke mana-mana bersama Toba.

‎”Jika masih tercerai berai dengan dikelola oleh tujuh kabupaten, itu tidak akan menuntaskan persoalan. Badan Otorita ini tugas utamanya adalah share infrastructure, yang itu tidak mungkin dilakukan secara kompak oleh kabupaten yang ada di sana. Otoritas ini yang akan mengatur, membuat regulasi, yang di-benchmark dengan objek-objek serupa yang sudak sukses di luar negeri. Standarnya global, agar wisman dari negeri manapun bisa menikmati sama nyamannya dengan wisnus,” kata dia.

Arif menerangkan, hal tersebut untuk mencapai target wisatawan mancanegara (wisman) 12 juta kunjungan dengan devisa sekitar USD 12 miliar tahun 2016. Dan menembus 20 juta tahun 2019. Itu stimulus yang diberikan pemerintah selain bebas visa dan kemudahan kemudahan sandar kapal mewah.

‎”Pariwisata itu harus di service dan Danau Toba harus semakin disejahterahkan,” ungkapnya.

‎Ambisi besar Menpar Arief Yahya tadi sangat mungkin terealisasi. Saat ini, pariwisata berada di nomor 4 sebagai penghasil devisa. Dengan action nyata, pria kelahiran Banyuwangi itu yakin pariwisata bisa menjadi penghasil devisa terbesar di 2019.

‎”Danau Toba harus tembus 1 juta. semua akan difokuskan hingga Kualanamu. Karenanya Danau Toba akan dikelola menjadi single destination multi manajemen,” tegasnya. (sam)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/