26.7 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Gelombang Tinggi, Nelayan Sumut Ogah Melaut

Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos
Sejumlah kapal ikan nelayan terlihat tambat di pinggiran Sungai Deli
Kecamatan Medan Belawan, Sabtu (11/6). Pada musim ombak, sebagian besar nelayan di pesisir Utara Medan libur melaut.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Beberapa hari belakangan ini cuaca ekstrim terus melanda sebagian besar daerah Sumatera Utara (Sumut). Hembusan angin kencang terus menerpa sebagian pesisir laut di Kabupaten Langkat. Fenomena alam ini mengakibatkan nelayan terpaksa mengurungkan niat untuk melaut.

Seperti yang tampak di pesisir laut di Kecamatan Berandan, Kabupaten Langkat, Kamis (16/2) siang. Para nelayan lebih memilih untuk berlibur dan menyandarkan boat milik mereka. Sebagian nelayan pun menghabiskan waktu untuk merajut jaring (jala) dan memperbaiki perahu untuk mengisi kekosongan waktu, ketimbang mengambil resiko melaut dengan gelombang yang besar.

“Ah, kalau saya tak beranilah melaut Bang. Demikian juga dengan beberapa rekan nelayan lainnya. Gelombang cukup tinggi Bang. Dari pada timbul bencana saat melaut, lebih baik berdiam diri sesaat,” aku Woman, salah seorang nelayan kepada Sumut Pos.

Pun demikian, ada juga nelayan yang tetap nekat untuk melaut walau cuaca tidak bersahabat. “Ada juga sih sebagian yang melaut. Tapi hanya beberapa,” jelasnya.

Kondisi seperti ini selalu dirasakan nelayan setiap kali menjelang hari besar Imlek dan bulan Februari. “Kami juga bingung, asal memasuki bulan 2, pasti cuaca ekstrim seperti ini Bang,” tambah Fauzan, nelayan lainnya.

Dia mengisahkan, saat melaut pada bulan Februari lalu, gelombang di laut lepas sangat tinggi mencapai 2 meter. Belum lagi angin yang sangat kencang terus menerpa dan membuat perahu bisa karam diterpa angin.

“Saya pernah coba melaut Febrruari lalu, uh, anginnya kencang kali dan ombaknya tinggi. Makanya saya tidak melaut bulan ini,” papar pria bertumbuh tambun ini.

Dirinya mengakui, cuaca ekstrim akan habis dengan sendirinya memasuki bulan Maret. “Ya nantilah melaut lagi jika cuaca sudah bersahabat. Dan biasannya bulan Maret nanti sudah bisa melaut. Untuk sementara kami menghabiskan waktu dengan cara memperbaiki jaring dan boat. Ada juga mencari sampingan untuk kebutuhan hidup,” katanya, berharap bisa cepat kembali melaut. (bam/yaa)

Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos
Sejumlah kapal ikan nelayan terlihat tambat di pinggiran Sungai Deli
Kecamatan Medan Belawan, Sabtu (11/6). Pada musim ombak, sebagian besar nelayan di pesisir Utara Medan libur melaut.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Beberapa hari belakangan ini cuaca ekstrim terus melanda sebagian besar daerah Sumatera Utara (Sumut). Hembusan angin kencang terus menerpa sebagian pesisir laut di Kabupaten Langkat. Fenomena alam ini mengakibatkan nelayan terpaksa mengurungkan niat untuk melaut.

Seperti yang tampak di pesisir laut di Kecamatan Berandan, Kabupaten Langkat, Kamis (16/2) siang. Para nelayan lebih memilih untuk berlibur dan menyandarkan boat milik mereka. Sebagian nelayan pun menghabiskan waktu untuk merajut jaring (jala) dan memperbaiki perahu untuk mengisi kekosongan waktu, ketimbang mengambil resiko melaut dengan gelombang yang besar.

“Ah, kalau saya tak beranilah melaut Bang. Demikian juga dengan beberapa rekan nelayan lainnya. Gelombang cukup tinggi Bang. Dari pada timbul bencana saat melaut, lebih baik berdiam diri sesaat,” aku Woman, salah seorang nelayan kepada Sumut Pos.

Pun demikian, ada juga nelayan yang tetap nekat untuk melaut walau cuaca tidak bersahabat. “Ada juga sih sebagian yang melaut. Tapi hanya beberapa,” jelasnya.

Kondisi seperti ini selalu dirasakan nelayan setiap kali menjelang hari besar Imlek dan bulan Februari. “Kami juga bingung, asal memasuki bulan 2, pasti cuaca ekstrim seperti ini Bang,” tambah Fauzan, nelayan lainnya.

Dia mengisahkan, saat melaut pada bulan Februari lalu, gelombang di laut lepas sangat tinggi mencapai 2 meter. Belum lagi angin yang sangat kencang terus menerpa dan membuat perahu bisa karam diterpa angin.

“Saya pernah coba melaut Febrruari lalu, uh, anginnya kencang kali dan ombaknya tinggi. Makanya saya tidak melaut bulan ini,” papar pria bertumbuh tambun ini.

Dirinya mengakui, cuaca ekstrim akan habis dengan sendirinya memasuki bulan Maret. “Ya nantilah melaut lagi jika cuaca sudah bersahabat. Dan biasannya bulan Maret nanti sudah bisa melaut. Untuk sementara kami menghabiskan waktu dengan cara memperbaiki jaring dan boat. Ada juga mencari sampingan untuk kebutuhan hidup,” katanya, berharap bisa cepat kembali melaut. (bam/yaa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/