MEDAN, SUMUTPOS.CO -Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Indonesia Perjuangan Indonesia (PDIP), Megawati Soekarnoputri sudah mengumumkan dua Balon (Bakal Calon) Gubernur Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) yang akan pentas di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018, namun belum untuk Sumatera Utara (Sumut).
Sekretaris DPD PDIP Sumut, Soetarto mengaku pihaknya masih menunggu jadwal dari DPP untuk pengumuman Balon Gubernnur Sumut (Gubsu) yang akan diusung.
Menurutnya, nama-nama yang mengikuti mekanisme penjaringan dan fit and proper test sedang dalam tahapan penggodokan akhir.
“Tahapan survei untuk 11 Balon Gubsu yang ikut penjaringan sudah selesai,” ujar Soetarto, Senin (16/10).
Dia belum bisa memastikan kapan Balon Gubsu yang akan diusung DPP PDIP akan diumumkan. “Semoga secepatnya, kalau ada informasi terbaru, akan disampaikan,” jelasnya.
Ada delapa Pilkada kabupaten/kota di Provinsi Sumut, lanjut dia, juga belum diputuskan siapa yang akan diusung. “Untuk Sumut memang belum ada keputusan apapun,” akunya.
Pengamat Politik, Warjio menilai PDIP main aman di Pilkada 2018. Hal itu, kata dia, terlihat jelas dari sosok yang di usung pada Pilkada Jatim dan Sulsel.
Di mana, Ketua Umum DPP PDIP mengusung kepala daerah yang populer.
“Di Jatim, incumbent yang diusung, kalau Sulsel memang kepala daerah yang berprestasi. Artinya PDIP mau main aman, apalagi Pilkada 2018 sangat erat kaitannya dengan Pemilu dan Pilpres 2019,” katanya.
Untuk Pilgubsu, Warjio melihat Ketua Umum DPP PDIP masih memiliki keraguan.
“Popularitas Erry cukup baik, karena calon incumbent. Tapi, dari sisi kinerja belum terlihat. Belum lagi, Golkar sudah menetapkan Ngogesa sebagai pendamping Erry. PDIP sebagai partai besar tentu ingin menempatkan kadernya di posisis wakil gubernur,” jelasnya.
Sedangkan Letjen TNI Edy Rahmayadi, lanjut dia, memiliki popularitas yang tinggi. Namun, belum teruji di bidang pemerintahan. Belum lagi, Edy sudah memutuskan pendampingnya adalah Musa Rajekshah (Ijeck).
“Beberapa hal itu akan dijadikan pertimbangan, dan itu yang membuat keputusan lama keluar. Pada akhirnya, PDIP memang akan main aman,”pungkasnya.(dik/azw)