29 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Pengawas Bus Sinabung Jaya Dikeroyok Polisi… Tewas

Selama korban dirawat di RS Efarina Etaham, AKP Kandar juga ada datang menjenguk korban. “Artinya, di rumah sakit itu tidak ada percakapan kami dengan pak Kandar terkait kasus pengeroyokan abang. Karena kasusnya sudah kami serahkan sama bang Paulus Karo Sekali untuk ditangani,” kata dia.

Paulus Karo Sekali merupakan mandor PT. Sinabung Jaya Raya di kawasan Terminal Kabanjahe. Sedangkan korban merupakan pengawas lapangan PT. Sinabung Jaya Raya.

Karena kondisinya makin parah, Matius selanjutnya dirujuk ke RSUP H Adam Malik Medan, Selasa (12/4) lalu. Meski sempat mendapat perawatan selama 6 hari, tapi kondisi kesehatan korban kian menurun. Matius akhirnya meninggal dunia pada hari Senin (18/4) sekira pukul 06.00 WIB.

Pengakuan adik kandung korban dibenarkan oleh Paulus Karo Sekali. Dikatakannya, malam itu beberapa personel Polres Karo datang ke Terminal Kabanjahe. Polisi melihat korban bersama rekan-rekannya sedang bermain judi. “Karena polisi datang, sebagian dari orang itu lari. Tapi anggotaku sama seorang temannya tidak melarikan diri. Empat orang polisi itu tiba-tiba mengeroyok anggotaku. Setelah itu, anggotaku ditinggal begitu saja di lokasi,” beber Paulus.

Terpisah, Kapolres Karo AKBP Victor Togi Tambunan SH yang dikonfirmasi mengaku belum dapat berkomentar banyak soal kasus itu. “Tidak bisa kita simpulkan begitu saja. Makanya kami membuka diri untuk mengotopsi korban supaya titik permasalahan itu jelas. Bagaimana timbul infeksi, apakah itu akibat sakit yang sebelumnya ataukah sakit lain. Itu bisa diketahui dari hasil autopsi,” ucap Viktor.

Menurut keterangan dokter, kata dia, ketika dilakukan operasi sebelumnya, di bagian leher korban sudah bernanah. “Kalau ditanya dokter, apakah bisa secepat itu bisa menimbulkan infeksi besar, dokter juga belum bisa memastikan. Sedang dipelajari apakah ada penyakit lain. Kita tidak bisa berasumsi, makanya kita sarankan otopsi,” jelasnya.

Kasat Sabhara Polres Karo AKP Kandar saat ditemui sejumlah awak media di halaman Mapolres Karo terkait kasus tersebut tidak mau berkomentar. Setelah dilontarkan sejumlah pertanyaan seputar tewasnya korban, AKP Kandar buru-buru meninggalkan wartawan.

Amatan di rumah duka, pihak keluarga dan kerabat korban tampak hadir saat jasad korban disemayamkan. Tiga orang perwakilan Polres Karo juga terlihat berada di rumah duka. (cr/cr9/deo)

Selama korban dirawat di RS Efarina Etaham, AKP Kandar juga ada datang menjenguk korban. “Artinya, di rumah sakit itu tidak ada percakapan kami dengan pak Kandar terkait kasus pengeroyokan abang. Karena kasusnya sudah kami serahkan sama bang Paulus Karo Sekali untuk ditangani,” kata dia.

Paulus Karo Sekali merupakan mandor PT. Sinabung Jaya Raya di kawasan Terminal Kabanjahe. Sedangkan korban merupakan pengawas lapangan PT. Sinabung Jaya Raya.

Karena kondisinya makin parah, Matius selanjutnya dirujuk ke RSUP H Adam Malik Medan, Selasa (12/4) lalu. Meski sempat mendapat perawatan selama 6 hari, tapi kondisi kesehatan korban kian menurun. Matius akhirnya meninggal dunia pada hari Senin (18/4) sekira pukul 06.00 WIB.

Pengakuan adik kandung korban dibenarkan oleh Paulus Karo Sekali. Dikatakannya, malam itu beberapa personel Polres Karo datang ke Terminal Kabanjahe. Polisi melihat korban bersama rekan-rekannya sedang bermain judi. “Karena polisi datang, sebagian dari orang itu lari. Tapi anggotaku sama seorang temannya tidak melarikan diri. Empat orang polisi itu tiba-tiba mengeroyok anggotaku. Setelah itu, anggotaku ditinggal begitu saja di lokasi,” beber Paulus.

Terpisah, Kapolres Karo AKBP Victor Togi Tambunan SH yang dikonfirmasi mengaku belum dapat berkomentar banyak soal kasus itu. “Tidak bisa kita simpulkan begitu saja. Makanya kami membuka diri untuk mengotopsi korban supaya titik permasalahan itu jelas. Bagaimana timbul infeksi, apakah itu akibat sakit yang sebelumnya ataukah sakit lain. Itu bisa diketahui dari hasil autopsi,” ucap Viktor.

Menurut keterangan dokter, kata dia, ketika dilakukan operasi sebelumnya, di bagian leher korban sudah bernanah. “Kalau ditanya dokter, apakah bisa secepat itu bisa menimbulkan infeksi besar, dokter juga belum bisa memastikan. Sedang dipelajari apakah ada penyakit lain. Kita tidak bisa berasumsi, makanya kita sarankan otopsi,” jelasnya.

Kasat Sabhara Polres Karo AKP Kandar saat ditemui sejumlah awak media di halaman Mapolres Karo terkait kasus tersebut tidak mau berkomentar. Setelah dilontarkan sejumlah pertanyaan seputar tewasnya korban, AKP Kandar buru-buru meninggalkan wartawan.

Amatan di rumah duka, pihak keluarga dan kerabat korban tampak hadir saat jasad korban disemayamkan. Tiga orang perwakilan Polres Karo juga terlihat berada di rumah duka. (cr/cr9/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/