31 C
Medan
Saturday, May 25, 2024

Pengawas Bus Sinabung Jaya Dikeroyok Polisi… Tewas

Foto: Pardi/PM Jasad korban saat disemayamkan di rumah duka di Desa Rumah Kabanjahe, Senin (18/4). Korban tewas setelah dikeroyok empat oknum polisi.
Foto: Pardi/PM
Jasad korban saat disemayamkan di rumah duka di Desa Rumah Kabanjahe, Senin (18/4). Korban tewas setelah dikeroyok empat oknum polisi.

KARO, SUMUTPOS.CO – Aksi kekerasan polisi terhadap warga sipil kembali terjadi. Kali ini giliran 4 personel Sat Sabhara Polres Karo yang dilapor mengeroyok pengawas PT Sinabung Jaya Raya, Matius Hiskia alias Kia Perangin-angin (25) hingga tewas, Senin (18/4) pagi.

Matius menghembuskan nafas terakhirnya di RSUP H Adam Malik Medan, usai menjalani perawatan intensif akibat luka infeksi di leher sebelah kanan diduga akibat pukulan.

Indri br Perangin-angin (21), adik kandung korban yang ditemui di rumah duka Desa Rumah Kabanjahe, Kecamatan Kabanjahe mengaku, Matius tewas dikeroyok empat personil Sabhara Polres Karo, Selasa (5/4) sekira pukul 23.00 WIB lalu.

“Waktu itu, abang (Matius) sama kawannya main judi di Terminal Kabanjahe. Tiba-tiba 5 polisi datang. Sebagian kawannya lari, tapi abang sama satu orang kawannya lagi nggak lari,” kata Indri.

Saat itu, polisi langsung menangkap Matius dan memborgol kedua tangannya. Namun setahu bagaimana, dengan kondisi tangan tergari, keempat polisi itu langsung mengeroyok korban. Menurutnya, pengakuan korban sebelum meninggal,dia sempat bertanya apa salah yang dia lakukan. Namun hal itu tidak dihiraukan oleh polisi itu.

“Polisi itu ada lima orang. Empat orang yang mukuli, satu orang lagi menunggu di dalam mobil. Aku nggak tau cekcoknya bagaimana, tapi abang digari (diborgol) waktu dihajar itu,” bebernya.

Peristiwa itu kata dia, diketahui pihak keluarga tiga hari kemudian tepatnya, Jumat (8/4). “Setelah abang pulang ke rumah, dia menceritakan sama kami kalau dia dipukuli sama empaat orang polisi,” jelas Indri. Mendengar itu, Indri bersama korban pergi ke RSU Kabanjahe untuk melakukan visum dan selanjutnya membuat laporan pengaduan ke Polres Karo.

“Aku kenal wajah keempat polisi itu. Tapi aku tidak tau siapa saja nama semua polisi itu,” cetusnya.

Lebih lanjut dikatakan Indri, saat berada di ruang SPKT Polres Karo, Kasat Sabhara Polres Karo AKP Kandar datang lalu menyarankan pihak keluarga untuk tidak langsung membuat laporan pengaduan. “Nanti dulu, yang penting korban diobati dulu. Jangan dulu mengadu, kita akan berdamai setelah dia diobati. Masalah kecil dihilangkan, masalah besar diperkecil,” ujar Indri menirukan saran AKP Kandar saat itu.

Singkat cerita, karena ada niat berdamai dari polisi, pihak keluarga akhirnya membawa korban berobat ke RS Efarina Etaham. Karena menderita infeksi di leher, Matius terpaksa menjalani operasi. Korban juga opname sekitar seminggu di RS tersebut. “Abang dioperasi akibat bekas pukulan di bagian leher sebelah kanan yang menyebabkan darahnya menggumpal dan menyebabkan infeksi dan bernanah serta menyebar ke paru-paru. Kata dokter, dasar lidahnya juga sudah robek dan sudah dijahit. Itu semua akibat pukulan,” jelasnya.

Foto: Pardi/PM Jasad korban saat disemayamkan di rumah duka di Desa Rumah Kabanjahe, Senin (18/4). Korban tewas setelah dikeroyok empat oknum polisi.
Foto: Pardi/PM
Jasad korban saat disemayamkan di rumah duka di Desa Rumah Kabanjahe, Senin (18/4). Korban tewas setelah dikeroyok empat oknum polisi.

KARO, SUMUTPOS.CO – Aksi kekerasan polisi terhadap warga sipil kembali terjadi. Kali ini giliran 4 personel Sat Sabhara Polres Karo yang dilapor mengeroyok pengawas PT Sinabung Jaya Raya, Matius Hiskia alias Kia Perangin-angin (25) hingga tewas, Senin (18/4) pagi.

Matius menghembuskan nafas terakhirnya di RSUP H Adam Malik Medan, usai menjalani perawatan intensif akibat luka infeksi di leher sebelah kanan diduga akibat pukulan.

Indri br Perangin-angin (21), adik kandung korban yang ditemui di rumah duka Desa Rumah Kabanjahe, Kecamatan Kabanjahe mengaku, Matius tewas dikeroyok empat personil Sabhara Polres Karo, Selasa (5/4) sekira pukul 23.00 WIB lalu.

“Waktu itu, abang (Matius) sama kawannya main judi di Terminal Kabanjahe. Tiba-tiba 5 polisi datang. Sebagian kawannya lari, tapi abang sama satu orang kawannya lagi nggak lari,” kata Indri.

Saat itu, polisi langsung menangkap Matius dan memborgol kedua tangannya. Namun setahu bagaimana, dengan kondisi tangan tergari, keempat polisi itu langsung mengeroyok korban. Menurutnya, pengakuan korban sebelum meninggal,dia sempat bertanya apa salah yang dia lakukan. Namun hal itu tidak dihiraukan oleh polisi itu.

“Polisi itu ada lima orang. Empat orang yang mukuli, satu orang lagi menunggu di dalam mobil. Aku nggak tau cekcoknya bagaimana, tapi abang digari (diborgol) waktu dihajar itu,” bebernya.

Peristiwa itu kata dia, diketahui pihak keluarga tiga hari kemudian tepatnya, Jumat (8/4). “Setelah abang pulang ke rumah, dia menceritakan sama kami kalau dia dipukuli sama empaat orang polisi,” jelas Indri. Mendengar itu, Indri bersama korban pergi ke RSU Kabanjahe untuk melakukan visum dan selanjutnya membuat laporan pengaduan ke Polres Karo.

“Aku kenal wajah keempat polisi itu. Tapi aku tidak tau siapa saja nama semua polisi itu,” cetusnya.

Lebih lanjut dikatakan Indri, saat berada di ruang SPKT Polres Karo, Kasat Sabhara Polres Karo AKP Kandar datang lalu menyarankan pihak keluarga untuk tidak langsung membuat laporan pengaduan. “Nanti dulu, yang penting korban diobati dulu. Jangan dulu mengadu, kita akan berdamai setelah dia diobati. Masalah kecil dihilangkan, masalah besar diperkecil,” ujar Indri menirukan saran AKP Kandar saat itu.

Singkat cerita, karena ada niat berdamai dari polisi, pihak keluarga akhirnya membawa korban berobat ke RS Efarina Etaham. Karena menderita infeksi di leher, Matius terpaksa menjalani operasi. Korban juga opname sekitar seminggu di RS tersebut. “Abang dioperasi akibat bekas pukulan di bagian leher sebelah kanan yang menyebabkan darahnya menggumpal dan menyebabkan infeksi dan bernanah serta menyebar ke paru-paru. Kata dokter, dasar lidahnya juga sudah robek dan sudah dijahit. Itu semua akibat pukulan,” jelasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/