25.6 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Usai Rapid Test, 7 Pejabat Deliserdang Reaktif

RAPID TEST: Wakil Bupati Deliserdang HM Ali Yusuf Siregar saat mengikuti rapid test di Kantor Bupati Deliserdang, Lubukpakam, Senin (18/5). batara/sumut pos
RAPID TEST: Wakil Bupati Deliserdang HM Ali Yusuf Siregar saat mengikuti rapid test di Kantor Bupati Deliserdang, Lubukpakam, Senin (18/5). batara/sumut pos

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Sebanyak tujuh Pejabat Pemkab Deliserdang dinyatakan reaktif usai mengikuti rapid test di Kantor Bupati, Lubukpakam, Senin (18/5). Lima di antaranya merupakan kepala dinas dan dua di antaranya camat.

Rapid test itu diikuti Bupati Deliserdang H Ashari Tambunan, Ketua TP PKK H Yunita Ashari, Wabup HMA Yusuf Siregar, Wakil Ketua TP PKK Sri Pepeni Yusuf, Sekdakab Darwin Zein, staf ahli bupati, asisten, para pimpinan OPD, para Kabag dan camat.

Sebelum rapid test, para pejabat itu terlebih dahulu mengisi biodata. Kemudian dilakukan wawancara singkat soal keluhan kesehatan dan riwayat perjalanan. Beberapa pejabat terlihat merasa khawatir, namun ada juga pejabat yang antusias mengikuti untuk kebaikan bersama.

Selanjutnya, Kepala Dinas Kesehatan Deliserdang dr Ade Budi Krista bersama jajaran mengunakan alat pelindung diri melakukan rapid tes. Sampel darah diambil menggunakan jarum lalu diletakkan ke media lalu dicampurkan cairan rapid. Hasil reaktif atau nonreaktif baru bisa diketahui 15 menit kemudian.

Selesai melakukan rapid tes, Ade Budi mengumukan, Pemkab Deliserdang akan mulai memberlakukan karantina kesehatan. Hal itu dilakukan usai pertemuan Bupati Deliserdang H Ashari Tambunan dengan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bersama kepala daerah Mebidangro.

“Deliserdang akan diberlakukan karantina kesehatan. Semua orang tanpa gejala (OTG) dan orang dalam pemantauan (ODP) ternyata rumahnya tidak layak dilakukan isolasi mandiri maka Taman Cadika di Komplek Pemkab Deliserdang, Lubukpakam dibuat jadi tempat isolasi mandiri,” kata Ade.

Menurut Ade, dilaksanakannya karantina kesehatan karena angka positif Covid-19 di Medan naik. Disebut, 85 persen jumlah Covid-19 di Sumut berasal dari Kota Medan, kemudian 10 persen dari Deliserdang serta sisanya berasal dari daerah lain.

Memakan waktu kurang lebih satu jam, pelaksanaan rapid selesai. Informasi diketahui ada sebanyak 7 orang pejabat yang reaktif. Selebihnya diketahui nonreaktif. Begitu reaktif 7 pejabat itu, Sekda langsung perintahkan jajaran untuk memanggil yang bersangkutan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.

Darwin Zein menyebut, para pejabat yang dinyatakan reaktif usai pemeriksaan akan dilakukan pengambilan swab. Selanjutnya akan dilaksanakan isolasi mandiri. Tujuh pejabat yang reaktif itu juga dibenarkan Ade Budi. “Untuk hari ini hasil rapid test sebanyak 7 orang dinyatakan reaktif,” katanya.

Menurut Ade, reaktif artinya dalam tubuh sudah terdapat antibody yang terbentuk karena terpapar virus. Tetapi virus jenis apa belum diketahui. Sehingha harus dilakukan swab/PCR

(Polymerase Chain Reaction) untuk memastikan jenis virusnya. “Yang nonreaktif artinya juga bukan berarti aman. Sampai saat ini belum terpapar virus dan harus dijaga ke depan agar semakin disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan,” pungkas Ade.

Informasi yang dihimpun baru-baru ini juga Pemkab Deliserdang melakukan rapid test di Tanjungmorawa. Dua orang dari 10 orang yang dinyatakan reaktif merupakan pejabat Pemkab Deliserdang.

RAPID TEST: Wakil Bupati Deliserdang HM Ali Yusuf Siregar saat mengikuti rapid test di Kantor Bupati Deliserdang, Lubukpakam, Senin (18/5). batara/sumut pos
RAPID TEST: Wakil Bupati Deliserdang HM Ali Yusuf Siregar saat mengikuti rapid test di Kantor Bupati Deliserdang, Lubukpakam, Senin (18/5). batara/sumut pos

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Sebanyak tujuh Pejabat Pemkab Deliserdang dinyatakan reaktif usai mengikuti rapid test di Kantor Bupati, Lubukpakam, Senin (18/5). Lima di antaranya merupakan kepala dinas dan dua di antaranya camat.

Rapid test itu diikuti Bupati Deliserdang H Ashari Tambunan, Ketua TP PKK H Yunita Ashari, Wabup HMA Yusuf Siregar, Wakil Ketua TP PKK Sri Pepeni Yusuf, Sekdakab Darwin Zein, staf ahli bupati, asisten, para pimpinan OPD, para Kabag dan camat.

Sebelum rapid test, para pejabat itu terlebih dahulu mengisi biodata. Kemudian dilakukan wawancara singkat soal keluhan kesehatan dan riwayat perjalanan. Beberapa pejabat terlihat merasa khawatir, namun ada juga pejabat yang antusias mengikuti untuk kebaikan bersama.

Selanjutnya, Kepala Dinas Kesehatan Deliserdang dr Ade Budi Krista bersama jajaran mengunakan alat pelindung diri melakukan rapid tes. Sampel darah diambil menggunakan jarum lalu diletakkan ke media lalu dicampurkan cairan rapid. Hasil reaktif atau nonreaktif baru bisa diketahui 15 menit kemudian.

Selesai melakukan rapid tes, Ade Budi mengumukan, Pemkab Deliserdang akan mulai memberlakukan karantina kesehatan. Hal itu dilakukan usai pertemuan Bupati Deliserdang H Ashari Tambunan dengan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bersama kepala daerah Mebidangro.

“Deliserdang akan diberlakukan karantina kesehatan. Semua orang tanpa gejala (OTG) dan orang dalam pemantauan (ODP) ternyata rumahnya tidak layak dilakukan isolasi mandiri maka Taman Cadika di Komplek Pemkab Deliserdang, Lubukpakam dibuat jadi tempat isolasi mandiri,” kata Ade.

Menurut Ade, dilaksanakannya karantina kesehatan karena angka positif Covid-19 di Medan naik. Disebut, 85 persen jumlah Covid-19 di Sumut berasal dari Kota Medan, kemudian 10 persen dari Deliserdang serta sisanya berasal dari daerah lain.

Memakan waktu kurang lebih satu jam, pelaksanaan rapid selesai. Informasi diketahui ada sebanyak 7 orang pejabat yang reaktif. Selebihnya diketahui nonreaktif. Begitu reaktif 7 pejabat itu, Sekda langsung perintahkan jajaran untuk memanggil yang bersangkutan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.

Darwin Zein menyebut, para pejabat yang dinyatakan reaktif usai pemeriksaan akan dilakukan pengambilan swab. Selanjutnya akan dilaksanakan isolasi mandiri. Tujuh pejabat yang reaktif itu juga dibenarkan Ade Budi. “Untuk hari ini hasil rapid test sebanyak 7 orang dinyatakan reaktif,” katanya.

Menurut Ade, reaktif artinya dalam tubuh sudah terdapat antibody yang terbentuk karena terpapar virus. Tetapi virus jenis apa belum diketahui. Sehingha harus dilakukan swab/PCR

(Polymerase Chain Reaction) untuk memastikan jenis virusnya. “Yang nonreaktif artinya juga bukan berarti aman. Sampai saat ini belum terpapar virus dan harus dijaga ke depan agar semakin disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan,” pungkas Ade.

Informasi yang dihimpun baru-baru ini juga Pemkab Deliserdang melakukan rapid test di Tanjungmorawa. Dua orang dari 10 orang yang dinyatakan reaktif merupakan pejabat Pemkab Deliserdang.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/