MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peta risiko zonasi Covid-19 daerah di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) terus membaik. Setelah sebulan lebih seluruh daerah bertahan di zona kuning (risiko rendah) penyebaran Covid-19, kini terdapat beberapa kabupaten/kota masuk zona hijau (tidak ada kasus).
Berdasarkan data yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 melalui website resminya https://covid19.go.id/peta-risiko, dari 33 kabupaten/kota di Sumut, ada 5 daerah masuk zona hijau. Antara lain, Nias Barat, Nias, Sibolga, Nias Utara, dan Mandailing Natal.
Kategorisasi zona risiko tersebut, berdasarkan perhitungan indikator epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan dengan menggunakan skoring dan pembobotan. Indikator epidemiologi seperti, penurunan jumlah kasus positif & probable pada minggu terakhir sebesar =50% dari puncak, jumlah kasus aktif pada pekan terakhir kecil atau tidak ada, penurunan jumlah meninggal kasus positif pada minggu terakhir sebesar =50% dari puncak, dan seterusnya.
Sedangkan indikator surveilans kesehatan masyarakat, yaitu jumlah pemeriksaan sampel diagnosis mengikuti standar WHO (1 orang diperiksa per 1.000 penduduk per minggu) pada level provinsi, dan positivity rate rendah (target =5% sampel diagnosis positif dari seluruh kasus yang diperiksa) merujuk pada angka provinsi.
Sementara, indikator pelayanan kesehatan yakni rata-rata angka keterpakaian tempat tidur isolasi dalam 1 minggu terakhir pada rumah sakit rujukan Covid-19 cukup untuk menampung pasien. Kemudian, rata-rata angka keterpakaian tempat tidur intensif dalam 1 minggu terakhir pada rumah sakit rujukan Covid-19 cukup untuk menampung pasien.
Terpisah, dari data yang diupdate Kemenkes RI pada 18 November 2021, disebutkan Sumut terdapat 4 kasus baru positif Covid-19 dan 18 kasus sembuh. Sedangkan kasus kematian akibat Covid-19 nihil. Dengan demikian, akumulasi kasus positif menjadi 105.977 kasus, sembuh 102.936 kasus dan kematian 2.889 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut drg Ismail Lubis melalui Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dr Nelly Fitriani mengatakan, tingkat ketersediaan tempat tidur atau atau Bed Occupancy Rate (BOR) Covid-19 di Sumut cenderung turun. BOR ICU Covid-19 Sumut berkisar 3,49 persen dan Isolasi 0,89 persen. “Dari data yang ada, ketersediaan tempat tidur pasien Covid-19 berjumlah 4.781 bed, dengan rincian 4.380 bed isolasi dan 401 bed ICU,” ungkapnya.
Nelly menambahkan, untuk BOR Covid-19 Medan saat ini, tercatat ICU 4,38 persen dan isolasi 1,25 persen. “Untuk ketersediaan tempat tidur pasien Covid-19 di Kota Medan, isolasi 1.837 bed dan ICU 251 bed,” tandasnya.
Medan Kejar Target Herd Immunity
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan mengklaim terus berupaya mengejar target untuk mencapai herd immunity atau kekebalan massal terhadap Covid-19 hingga akhir tahun ini. Upaya yang dilakukan yaitu dengan menggenjot vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat di semua kalangan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Medan dr Mardohar Tambunan mengaku, progres vaksinasi Covid-19 terus mengalami peningkatan. Kata dia, pihaknya terus melakukan vaksinasi baik itu terhadap pelajar, lansia dan masyarakat umum lainnya. “Vaksinasi tahap satu sudah mencapai 76 persen, sementara untuk tingkat vaksinasi tahap dua mencapai 59 persen. Ini kita akan terus genjot,” kata Mardohar, Kamis (18/11)
Menurut dia, dalam percepatan vaksinasi corona tersebut, saat ini pihaknya memprioritaskan kepada masyarakat lanjut usia (lansia). Namun demikian, tidak dijelaskan alasannya dan sudah berapa persen capaian vaksinasi lansia. “Saat ini kita mengutamakan vaksinasi kepada lansia. Berapa persen data lansia yang sudah vaksin, nanti akan saya kabari,” bilang Mardohar.
Diutarakannya, vaksinasi pelajar di Kota Medan sudah mencapai 70 persen. Hal ini lantaran antusiasnya cukup tinggi. “Kalau kami sebut bukan pelajar, tapi remaja dan antusiasnya termasuk tinggi,” ucap dia.
Mardohar menambahkan, diimbau kepada masyarakat yang belum melaksanakan vaksinasi corona agar segera melakukannya.”Semoga semakin banyak yang mau divaksin. Terlebih, angka terkonfirmasi positif Covid-19 juga terus mengalami penurunan secara signifikan di Kota Medan,” tandasnya.
Menanggapi hal ini, Ketua Komisi II DPRD Medan Surianto alias Butong meminta Pemko Medan, dalam hal ini Dinas Kesehatan untuk berfokus dalam melakukan Vaksinasi Lansia yang masih terbilang cukup rendah atau masih di bawah target yang diberikan pemerintah. “Pertama, kita berikan apresiasi kepada Pemko Medan yang realisasi vaksinasinya sudah di atas 70 persen. Tapi kita berharap, Vaksinasi lansia ini bisa betul-betul difokuskan agar angka lansia yang divaksin dapat meningkat lebih cepat,” kata Butong.
Pasalnya, kata Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Kota Medan itu, rendahnya angka Vaksinasi Lansia dapat menghambat penurunan Level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Kota Medan. “Yang seharusnya Level PPKM kita bisa turun dari Level 2 ke Level 1, ini jadi tetap tertahan di Level 2. Kan sayang sekali, padahal angka kasus Covid-19 di Medan terus menurun. Wali Kota Medan sudah sangat serius menekan angka penyebaran Covid-19 ini, kita berharap Dinkes bisa mengikuti keseriusan itu dengan meningkatkan Vaksinasi Lansia,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Butong, lansia juga merupakan kategori orang yang rentan bila terpapar Covid-19. Sehingga bila Vaksinasi Lansia terus ditingkatkan, maka hal itu dapat mengurangi resiko terhadap lansia. (ris/map)