29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Mulai Door to Door, Ngobrol di Warung, hingga Turun ke Dusun-dusun

Foto: Dame/sumutpos.co Serma Y Sianipar, Kopda A Tumanggor, dan Jasman Harahap, mengepalkan tangan tanda semangat, di sela-sela operasi katarak gratis di RS Tentara Pematangsiantar, Selasa (19/1/2016).
Foto: Dame/sumutpos.co
Serma T Sianipar, Kopda A Tumanggor, dan Jasman Harahap, mengepalkan tangan tanda semangat, di sela-sela operasi katarak gratis di RS Tentara Pematangsiantar, Selasa (19/1/2016).

Mengajak masyarakat ikut operasi katarak gratis itu gampang-gampang susah. Umumnya sih gampang, namanya pun gratis alias tanpa dikutip biaya.. pasti banyak yang mau. Tapi ada juga susahnya, yakni mencari calon pasien yang benar-benar menderita katarak hingga ke pelosok dusun. Apalagi… ada yang mengira kalau dirinya bersedia ikut operasi, ia justru menguntungkan pihak yang mengajak. Ada-ada saja…

Dame Ambarita, Siantar

Lima orang pria berseragam loreng berambut cepak itu awalnya bersikap formal saat diajak bincang-bincang oleh Sumut Pos. Mereka terkesan hati-hati menyimak pertanyaan dan jawaban yang akan diberikan. Namun beberapa menit kemudian, mereka bisa rileks hingga bincang-bincang pun mengalir lebih seru.

“Yaa… pasti ada tantangan-tantangan menarik selama kami bergerak menginformasikan ke masyarakat mengenai adanya operasi katarak gratis ini. Tetapi karena ini adalah tugas, kami mengerjakannya dengan semangat karena ini untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Serma Jasman Harahap, Bintara Pembina Desa (Babinsa) di Kodim 02/09 Labuhanbatu, di sela-sela operasi katarak gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia” yang digelar Tambang Emas Martabe di Rumah Sakit Tentara Pematang Siantar, 19-21 Januari 2016.

Ya, Babinsa adalah salahsatu garda terdepan penyebar informasi mengenai operasi katarak gratis ini, yang digelar atas kerja sama Tambang Emas Martabe, Kodam I Bukit Barisan, dan A New Vision. Informasi lainnya disebar lewat iklan di media massa, sms, media sosial, dan spanduk-spanduk. Tetapi Babinsa lah yang langsung berinteraksi dengan warga masyarakat di pelosok.

Jadi, apa saja tantangan menarik yang dialaminya? “Ya… kita menginformasikan mengenai adanya program operasi katarak gratis kepada warga di wilayah kami, melalui cara door to door, kemudian ngobrol di warung-warung, hingga turun ke dusun-dusun terjauh,” katanya.

Respon masyarakat yang membutuhkan operasi pada umumnya senang. Bersyukur. Khususnya dari kalangan tak mampu. Maklum… seluruh biaya sudah ditanggung oleh pihak sponsor, yakni Tambang Emas Martabe, mulai dari biaya pengangkutan, konsumsi, biaya operasi, obat, dan lainnya.

“Biasanya warga yang mendapat info langsung memberitahu kalau si A atau si B kayaknya perlu operasi katarak. Lantas kita jumpai ke rumahnya. Dan si penderita umumnya senang dan bersedia ikut operasi,” cetusnya.

Tapi, ada juga warga yang menderita katarak namun tidak diizinkan anaknya ikut operasi gratis. Alasannya, ‘Ayah kami sudah tua.. tak ada perlunya lagi ikut operasi katarak.’

Foto: Dame/sumutpos.co Deputy Presdir Tambang Emas Martabe Linda Siahaan dan Manajer Corporate Communication Katarina Siburian bersama-sama para pasien yang sudah operasi katarak gratis, semangat meneriakkan yel-yel 'Buka Mata, Lihat Indahnya Dunia' di RS Tentara Pematangsiantar, Rabu (20/1/2016).
Foto: Dame/sumutpos.co
Wakil Presdir Tambang Emas Martabe Linda Siahaan (dua kiri) dan Manajer Senior Komunikasi Korporat Katarina Siburian (tengah) bersama-sama para pasien yang sudah operasi katarak gratis, semangat meneriakkan yel-yel ‘Buka Mata, Lihat Indahnya Dunia’ di RS Tentara Pematangsiantar, Rabu (20/1/2016).

Pengalaman menarik lainnya disampaikan Serma T Sianipar, yang bertugas sebagai staf teritorial Kodim 02/09 Labuhanbatu. Menurut anggota Babinsa rekan Serma J Harahap ini, ada kisah unik tentang respon masyarakat. “Ada warga yang setelah diinformasikan mengenai adanya operasi katarak gratis ini, justru berpikir kita yang membutuhkan dirinya untuk ikut. Dia bilang, ‘Kalau bapak butuh saya ikut operasi, ya saya ikut. Unik kan… Dikiranya kami yang membutuhkan,” katanya seraya tertawa.

Rekan Babinsa lainnya, yakni Serma Facruddin S, Kopda A Tumanggor, dan  Serma Suyanto Kapos Kesehatan Kodim Labuhanbatu juga mengisahkan pengalaman senada. Umumnya mereka mencari informasi tentang warga penderita katarak yang membutuhkan operasi, dengan cara bertanya ke tetangga, di warung, dan bergerak langsung ke rumah-rumah.

Ada seorang pemuda penderes karet yang sudah menderita katarak di usia 28 tahun, yang menjadi pasien termuda dari rombongan Labuhanbatu. “Pasien umumnya dari warga yang tidak mampu. Tetapi semangat mereka untuk sembuh dari katarak sangat tinggi,” cetus Kopda A Tumanggor.

Minat masyarakat yang tinggi untuk ikut acara sosial ini juga mengundang harapan seseorang yang buta karena saat kecil matanya pernah terluka. “Kasihan.. ia terpaksa ditolak karena kebutaannya sudah terlambat ditolong lewat operasi katarak,” lanjut Tumanggor.

Rombongan pasien operasi katarak gratis dari wilayah Kodim Labuhanbatu pada hari pertama, Selasa (19/1/2016) mencapai 73 orang. Hampir semuanya ditemani pendamping dari sanak keluarga. Puluhan pasien lainnya datang dari Siantar, Simalungun, Tebing, dan sekitarnya. (*)

Foto: Dame/sumutpos.co Serma Y Sianipar, Kopda A Tumanggor, dan Jasman Harahap, mengepalkan tangan tanda semangat, di sela-sela operasi katarak gratis di RS Tentara Pematangsiantar, Selasa (19/1/2016).
Foto: Dame/sumutpos.co
Serma T Sianipar, Kopda A Tumanggor, dan Jasman Harahap, mengepalkan tangan tanda semangat, di sela-sela operasi katarak gratis di RS Tentara Pematangsiantar, Selasa (19/1/2016).

Mengajak masyarakat ikut operasi katarak gratis itu gampang-gampang susah. Umumnya sih gampang, namanya pun gratis alias tanpa dikutip biaya.. pasti banyak yang mau. Tapi ada juga susahnya, yakni mencari calon pasien yang benar-benar menderita katarak hingga ke pelosok dusun. Apalagi… ada yang mengira kalau dirinya bersedia ikut operasi, ia justru menguntungkan pihak yang mengajak. Ada-ada saja…

Dame Ambarita, Siantar

Lima orang pria berseragam loreng berambut cepak itu awalnya bersikap formal saat diajak bincang-bincang oleh Sumut Pos. Mereka terkesan hati-hati menyimak pertanyaan dan jawaban yang akan diberikan. Namun beberapa menit kemudian, mereka bisa rileks hingga bincang-bincang pun mengalir lebih seru.

“Yaa… pasti ada tantangan-tantangan menarik selama kami bergerak menginformasikan ke masyarakat mengenai adanya operasi katarak gratis ini. Tetapi karena ini adalah tugas, kami mengerjakannya dengan semangat karena ini untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Serma Jasman Harahap, Bintara Pembina Desa (Babinsa) di Kodim 02/09 Labuhanbatu, di sela-sela operasi katarak gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia” yang digelar Tambang Emas Martabe di Rumah Sakit Tentara Pematang Siantar, 19-21 Januari 2016.

Ya, Babinsa adalah salahsatu garda terdepan penyebar informasi mengenai operasi katarak gratis ini, yang digelar atas kerja sama Tambang Emas Martabe, Kodam I Bukit Barisan, dan A New Vision. Informasi lainnya disebar lewat iklan di media massa, sms, media sosial, dan spanduk-spanduk. Tetapi Babinsa lah yang langsung berinteraksi dengan warga masyarakat di pelosok.

Jadi, apa saja tantangan menarik yang dialaminya? “Ya… kita menginformasikan mengenai adanya program operasi katarak gratis kepada warga di wilayah kami, melalui cara door to door, kemudian ngobrol di warung-warung, hingga turun ke dusun-dusun terjauh,” katanya.

Respon masyarakat yang membutuhkan operasi pada umumnya senang. Bersyukur. Khususnya dari kalangan tak mampu. Maklum… seluruh biaya sudah ditanggung oleh pihak sponsor, yakni Tambang Emas Martabe, mulai dari biaya pengangkutan, konsumsi, biaya operasi, obat, dan lainnya.

“Biasanya warga yang mendapat info langsung memberitahu kalau si A atau si B kayaknya perlu operasi katarak. Lantas kita jumpai ke rumahnya. Dan si penderita umumnya senang dan bersedia ikut operasi,” cetusnya.

Tapi, ada juga warga yang menderita katarak namun tidak diizinkan anaknya ikut operasi gratis. Alasannya, ‘Ayah kami sudah tua.. tak ada perlunya lagi ikut operasi katarak.’

Foto: Dame/sumutpos.co Deputy Presdir Tambang Emas Martabe Linda Siahaan dan Manajer Corporate Communication Katarina Siburian bersama-sama para pasien yang sudah operasi katarak gratis, semangat meneriakkan yel-yel 'Buka Mata, Lihat Indahnya Dunia' di RS Tentara Pematangsiantar, Rabu (20/1/2016).
Foto: Dame/sumutpos.co
Wakil Presdir Tambang Emas Martabe Linda Siahaan (dua kiri) dan Manajer Senior Komunikasi Korporat Katarina Siburian (tengah) bersama-sama para pasien yang sudah operasi katarak gratis, semangat meneriakkan yel-yel ‘Buka Mata, Lihat Indahnya Dunia’ di RS Tentara Pematangsiantar, Rabu (20/1/2016).

Pengalaman menarik lainnya disampaikan Serma T Sianipar, yang bertugas sebagai staf teritorial Kodim 02/09 Labuhanbatu. Menurut anggota Babinsa rekan Serma J Harahap ini, ada kisah unik tentang respon masyarakat. “Ada warga yang setelah diinformasikan mengenai adanya operasi katarak gratis ini, justru berpikir kita yang membutuhkan dirinya untuk ikut. Dia bilang, ‘Kalau bapak butuh saya ikut operasi, ya saya ikut. Unik kan… Dikiranya kami yang membutuhkan,” katanya seraya tertawa.

Rekan Babinsa lainnya, yakni Serma Facruddin S, Kopda A Tumanggor, dan  Serma Suyanto Kapos Kesehatan Kodim Labuhanbatu juga mengisahkan pengalaman senada. Umumnya mereka mencari informasi tentang warga penderita katarak yang membutuhkan operasi, dengan cara bertanya ke tetangga, di warung, dan bergerak langsung ke rumah-rumah.

Ada seorang pemuda penderes karet yang sudah menderita katarak di usia 28 tahun, yang menjadi pasien termuda dari rombongan Labuhanbatu. “Pasien umumnya dari warga yang tidak mampu. Tetapi semangat mereka untuk sembuh dari katarak sangat tinggi,” cetus Kopda A Tumanggor.

Minat masyarakat yang tinggi untuk ikut acara sosial ini juga mengundang harapan seseorang yang buta karena saat kecil matanya pernah terluka. “Kasihan.. ia terpaksa ditolak karena kebutaannya sudah terlambat ditolong lewat operasi katarak,” lanjut Tumanggor.

Rombongan pasien operasi katarak gratis dari wilayah Kodim Labuhanbatu pada hari pertama, Selasa (19/1/2016) mencapai 73 orang. Hampir semuanya ditemani pendamping dari sanak keluarga. Puluhan pasien lainnya datang dari Siantar, Simalungun, Tebing, dan sekitarnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/