30 C
Medan
Monday, September 23, 2024

Pilkades Perdamean Ricuh, 3 Calon Kades Angkat Kaki

Foto: Hulman/PM Pemilihan Kades di Desa Perdamean Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang, ricuh, Selasa (19/4/2016).
Foto: Hulman/PM
Pemilihan Kades di Desa Perdamean Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang, ricuh, Selasa (19/4/2016).

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Pilkades di Desa Perdamean Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang, Selasa 919/4/2016), juga ricuh. Kericuhan ini dipicu karena warga yang sudah hadir sejak pagi malah belum dipanggil hingga pukul 13.30 WIB, padahal pemilihan akan ditutup sekira pukul 14.00 Wib.

Empat calon kepala desa masing-masing Toni Sitorus (nomor urut 1), Gito (nomor urut 2), Nurhaidin Supratman (nomor urut 3) dan Saleh Arifin Siregar (nomor urut 4) tetap setia duduk didampingi isteri masing-masing menyaksikan warga melaksanakan hak pilihnya. Namun sejak kericuhan itu, tiga pasangan calon yaitu Gito, Nurhaidin Supratman Tambunan dan Saleh Arifin Siregar langsung angkat kaki dari lokasi pemilihan.

Melihat tiga pasangan calon itu meninggalkan lokasi, panitia pun langsung meninggalkan meja panitia yang di atasnya terletak kartu undangan memilih warga yang belum sempat memilih. Tidak berapa lama, Camat Tanjung Morawa T. Tumanggor dan Danramil Tanjung Morawa Mayor Robert Sinaga turun ke lokasi.

Setelah dapat penjelasan dari P2K, camat menganjurkan agar ketiga calon dijemput kembali untuk memusyawarahkan apakah pemilihan dilanjutkan atau ditunda.

Ketua P2K Desa Perdamean Bintara Adi Putra ketika dikonfirmasi menjelaskan, kericuhan itu karena warga kurang bersabar apalagi cuaca sangat panas emosi warga pun cepat meningkat.

“Yang telah memberikan hak suaranya sekira 1.570 suara. Sedangkan jumlah pemilih tetap berkisar 4.500 pemilih,” jawabnya.

Hingga pukul 16.00 WIB, ketiga calon kades tidak kunjung datang ke lokasi pemilihan. Pun begitu Camat Tanjung Morawa, T Tumanggor menyatakan agar melanjutkan pemilihan kepala desa meski tidak dihadiri ketiga calon kades.

Kericuhan juga terjadi di Desa Patumbak II. Hal itu dilatarbelakangi kecurangan yang diduga dilakukan seorang simpatisan dari salah satu calon. Kejadian berawal ketika salah satu saksi dari calon nomor urut 5 atas nama Saptono melihat ada warga yang mendapatkan undangan memilih berjenis kelamin laki-laki dan beralamat di Dusun II, tapi mendapatkan undangan berjenis kelamin perempuan dan beralamatkan Dusun IV. Anehnya lagi, yang memberikan mereka undangan bukan panitia yang beralamat di desa itu.

“Maaf pak panitia ini harus ditegaskan dulu,kenapa ada orang mendapatkan undangan memilih dengan jenis kelamin yang berbeda, dan yang membagikannya kepada mereka adalah Sinaga, bukan salah satu panitia dan juga bukan warga sini,” protes Saptono pada panitia Pilkades.

“Saat ini kita biarkan dulu pak polisi yang menyelidiki duduk perkaranya, biar kita selesaikan dulu Pilkades ini. Nanti kita bahas dulu, mohon semua para saksi dari semua calon untuk tetap tenang,” ujar Ponimin, Ketua Panitia Pilkades Desa Patumbak II mencoba menenangkan warga.

Setelah insiden tersebut, polisi yang bertugas membawa dua pria tersebut ke Polsek Patumbak untuk diselidikin lebih lanjut.

DESA SEI ROTAN JUGA RICUH
Kericuhan juga terjadi di Desa Sei Rotan, Percut Sei Tuan. Warga tak terima dengan kinerja panitia pelaksana pemilihan yang dinilai tak profesional. Pasalnya warga yang datang lebih awal ke lokasi justru tak dipanggil-panggil. Sebaliknya, panitia malah mendahulukan warga yang datang belakangan. Alhasil, calon pemilih yang sudah lama ngantre sontak protes dengan meneriaki dan melemparkan kemasan air mineral ke meja panitia.

“Gimana warga nggak keberatan dan marah pada panitia, orang yang dipanggil panitia yang baru datang, sementara yang datang dari pagi tadi ada juga yang belum dipanggil. Seperti kamilah dek dari Dusun I dan Dusun IV. Kami datang dari jam 09.00 pagi tadi,tapi sampai jam 1 siang belum juga dipanggil-panggil.Sementara yang dipanggil itu dari Dusun IX,X,dan dusun selanjutnya, sementara kan yang datang duluan itu kami,” kesal warga.

Kericuhan juga terjadi di Desa Pematang Lalang, Percut Sei Tuan, Deliserdang. Hal ini dipicu adanya dugaan kecurangan yang ditemukan massa pendukung salah satu Balon Kades. Beruntung aparat gabungan bersenjata lengkap berhasil meredam emosi warga. Hingga berita ini dilansir sekira pukul 18.45 WIB, keadaan di lokasi masih belum kondusif. (man/mag-2/gib)

Foto: Hulman/PM Pemilihan Kades di Desa Perdamean Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang, ricuh, Selasa (19/4/2016).
Foto: Hulman/PM
Pemilihan Kades di Desa Perdamean Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang, ricuh, Selasa (19/4/2016).

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Pilkades di Desa Perdamean Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang, Selasa 919/4/2016), juga ricuh. Kericuhan ini dipicu karena warga yang sudah hadir sejak pagi malah belum dipanggil hingga pukul 13.30 WIB, padahal pemilihan akan ditutup sekira pukul 14.00 Wib.

Empat calon kepala desa masing-masing Toni Sitorus (nomor urut 1), Gito (nomor urut 2), Nurhaidin Supratman (nomor urut 3) dan Saleh Arifin Siregar (nomor urut 4) tetap setia duduk didampingi isteri masing-masing menyaksikan warga melaksanakan hak pilihnya. Namun sejak kericuhan itu, tiga pasangan calon yaitu Gito, Nurhaidin Supratman Tambunan dan Saleh Arifin Siregar langsung angkat kaki dari lokasi pemilihan.

Melihat tiga pasangan calon itu meninggalkan lokasi, panitia pun langsung meninggalkan meja panitia yang di atasnya terletak kartu undangan memilih warga yang belum sempat memilih. Tidak berapa lama, Camat Tanjung Morawa T. Tumanggor dan Danramil Tanjung Morawa Mayor Robert Sinaga turun ke lokasi.

Setelah dapat penjelasan dari P2K, camat menganjurkan agar ketiga calon dijemput kembali untuk memusyawarahkan apakah pemilihan dilanjutkan atau ditunda.

Ketua P2K Desa Perdamean Bintara Adi Putra ketika dikonfirmasi menjelaskan, kericuhan itu karena warga kurang bersabar apalagi cuaca sangat panas emosi warga pun cepat meningkat.

“Yang telah memberikan hak suaranya sekira 1.570 suara. Sedangkan jumlah pemilih tetap berkisar 4.500 pemilih,” jawabnya.

Hingga pukul 16.00 WIB, ketiga calon kades tidak kunjung datang ke lokasi pemilihan. Pun begitu Camat Tanjung Morawa, T Tumanggor menyatakan agar melanjutkan pemilihan kepala desa meski tidak dihadiri ketiga calon kades.

Kericuhan juga terjadi di Desa Patumbak II. Hal itu dilatarbelakangi kecurangan yang diduga dilakukan seorang simpatisan dari salah satu calon. Kejadian berawal ketika salah satu saksi dari calon nomor urut 5 atas nama Saptono melihat ada warga yang mendapatkan undangan memilih berjenis kelamin laki-laki dan beralamat di Dusun II, tapi mendapatkan undangan berjenis kelamin perempuan dan beralamatkan Dusun IV. Anehnya lagi, yang memberikan mereka undangan bukan panitia yang beralamat di desa itu.

“Maaf pak panitia ini harus ditegaskan dulu,kenapa ada orang mendapatkan undangan memilih dengan jenis kelamin yang berbeda, dan yang membagikannya kepada mereka adalah Sinaga, bukan salah satu panitia dan juga bukan warga sini,” protes Saptono pada panitia Pilkades.

“Saat ini kita biarkan dulu pak polisi yang menyelidiki duduk perkaranya, biar kita selesaikan dulu Pilkades ini. Nanti kita bahas dulu, mohon semua para saksi dari semua calon untuk tetap tenang,” ujar Ponimin, Ketua Panitia Pilkades Desa Patumbak II mencoba menenangkan warga.

Setelah insiden tersebut, polisi yang bertugas membawa dua pria tersebut ke Polsek Patumbak untuk diselidikin lebih lanjut.

DESA SEI ROTAN JUGA RICUH
Kericuhan juga terjadi di Desa Sei Rotan, Percut Sei Tuan. Warga tak terima dengan kinerja panitia pelaksana pemilihan yang dinilai tak profesional. Pasalnya warga yang datang lebih awal ke lokasi justru tak dipanggil-panggil. Sebaliknya, panitia malah mendahulukan warga yang datang belakangan. Alhasil, calon pemilih yang sudah lama ngantre sontak protes dengan meneriaki dan melemparkan kemasan air mineral ke meja panitia.

“Gimana warga nggak keberatan dan marah pada panitia, orang yang dipanggil panitia yang baru datang, sementara yang datang dari pagi tadi ada juga yang belum dipanggil. Seperti kamilah dek dari Dusun I dan Dusun IV. Kami datang dari jam 09.00 pagi tadi,tapi sampai jam 1 siang belum juga dipanggil-panggil.Sementara yang dipanggil itu dari Dusun IX,X,dan dusun selanjutnya, sementara kan yang datang duluan itu kami,” kesal warga.

Kericuhan juga terjadi di Desa Pematang Lalang, Percut Sei Tuan, Deliserdang. Hal ini dipicu adanya dugaan kecurangan yang ditemukan massa pendukung salah satu Balon Kades. Beruntung aparat gabungan bersenjata lengkap berhasil meredam emosi warga. Hingga berita ini dilansir sekira pukul 18.45 WIB, keadaan di lokasi masih belum kondusif. (man/mag-2/gib)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/