26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Camat Dibogem dan Diseret-seret Petinju

Ditinju-Ilustrasi
Ditinju-Ilustrasi

BRANDAN, SUMUTPOS.CO – Kesal proposal lomba perahu yang diajukannya tak direspon, H.M Kasim gelap mata. Bukk… sebuah pukulan mendarat di wajah Camat Sei Lepan, Wagito S. Tak cukup sampai di situ, Wagito juga diseret-seret hingga kancing baju dan lencana jabatan yang terpasang di dadanya copot.

Kejadian itu membuat staf di Kantor Camat Sei Lepan, heboh. Tak terima, Wagito sendiri akhirnya melaporkan pemukulan itu ke Polsek Pangkalan Brandan. “Saat mendatangi Polsek, mata kanan Wagito bengkak,” kata seorang warga yang sempat melihatnya.

Informasi dihimpun, Selasa (19/8) menyebutkan, kejadian ini berlangsung di pekarangan samping Kantor Camat Sei Lepan.

Saat itu, Wagito baru saja selesai memimpin apel stafnya. Belum ada kegiatan penting, Wagito sengaja jalan-jalan sambil mengamati sekeliling pekarangan kantor camat. Sesekali dia tampak memetik daun bunga yang mulailayu dan kering.

Tak berselang lama tiba-tiba datang Kasim. Pensiunan Pertamina itu kebetulan masih tetangga kantor tersebut. Setengah berteriak, Kasim memangil nama camat.

Merasa pangilan Kasim kurang bersahabat, Wagito coba tidak mengindahkanya dan menjauh. Namun, dengan cepat Kasim menghampiri camat seraya mempertanyakan kenapa permohonan proposal untuk mengadakan lomba sampan yang setiap tahunnya digelar, tidak direalisasikan. Dengan sabar camat coba menjelaskan masalahnya.

Entah siapa yang telah ‘memanas-manasi’, Kasim yang selama ini dikenal baik dan penyabar itu, tiba-tiba saja naik darah dan menarik kerah baju dinas yang dipakai camat. Tak sampai disitu, pelaku langsung memiting leher camat dan melepaskan sebuah bogem mentah tepat di bagian mata sebelah kanannya.

Kontan Wagito berontak dan berupaya melepaskan diri dari tangan mantan petinju di era tahun 1970-an ini. Namun, bukannya berhasil berontak, Kasim terus menarik kerah Wagito hingga terseret-seret sampai sepuluh meter. Warga dan staf kantor camat yang melihat kejadian tersebut berupaya melerai perselisihan.

“Nggak tahu apa pasalnya, kuliat camat dipiting sama uwak itu, udah gitu diseret-seret sampek sepuluh meter lebih. Sampai-sampai kancing baju sama jengkol (lencana) yang dipakai camat lepas,” ujar seorang warga yang melihat adegan tak lazim tersebut.

Usai diamankan warga, camat yang merasa harga dirinya dipermalukan, langsung mendatangi Polsek Pangkalan Brandan guna melaporkan kejadian yang dialaminya, Selasa (10/8) lalu itu. Sebelum menyambangi mapolsek, camat menyempatkan diri mengobati luka memar di bagian wajahnya tadi.

Kapolsek Pangkalan Brandan AKP S.R Tambunan mengakui kejadian tersebut. “Benar, Camat Sei Lepan yang melaporkan itu,” katanya.

Menurut mantan Kapolsek Kuala ini lagi, selain menerima laporan korban, pihaknya juga telah mengamankan pelaku. ”Pelakunya juga sudah kita amankan, mungkin kasusnya akan kita limpahkan ke Polres Langkat,“ tambahnya.

Masih mantan Kasat narkoba Polres Langkat ini, pemukulan yang dilakukan tersebut karena adanya permohonan pelaku yang tidak dikabulkan korban. “Selama ini, setiap 17 Agustus, diadakan lomba perahu (sampan) dan panitianya itu, M Kasim itu. Dia sudah mengajukan proposal ke camat katanya. Karena dana dari kecamatan tidak ada, proposal yang diajukan pelaku tidak terealisasi, hal inilah membuatnya jadi emosi. Ditambah lagi ada yang mungkin memanas-manasi makanya jadi seperti ini,” jelas Tambunan.

“Saat ini sudah ada tujuh orang saksi yang kita minta keterangan terkait kejadian ini. Masalah ada tidaknya nanti perdamaian antara camat dan pelaku saya belum tahu. Sebab kasusnya kan baru masuk ini, kalau besok-besok kita nggak taulah, yang jelas kasus ini akan kita limpahkan ke Polres Langkat,” ujarnya. (dw/trg/bd)

Ditinju-Ilustrasi
Ditinju-Ilustrasi

BRANDAN, SUMUTPOS.CO – Kesal proposal lomba perahu yang diajukannya tak direspon, H.M Kasim gelap mata. Bukk… sebuah pukulan mendarat di wajah Camat Sei Lepan, Wagito S. Tak cukup sampai di situ, Wagito juga diseret-seret hingga kancing baju dan lencana jabatan yang terpasang di dadanya copot.

Kejadian itu membuat staf di Kantor Camat Sei Lepan, heboh. Tak terima, Wagito sendiri akhirnya melaporkan pemukulan itu ke Polsek Pangkalan Brandan. “Saat mendatangi Polsek, mata kanan Wagito bengkak,” kata seorang warga yang sempat melihatnya.

Informasi dihimpun, Selasa (19/8) menyebutkan, kejadian ini berlangsung di pekarangan samping Kantor Camat Sei Lepan.

Saat itu, Wagito baru saja selesai memimpin apel stafnya. Belum ada kegiatan penting, Wagito sengaja jalan-jalan sambil mengamati sekeliling pekarangan kantor camat. Sesekali dia tampak memetik daun bunga yang mulailayu dan kering.

Tak berselang lama tiba-tiba datang Kasim. Pensiunan Pertamina itu kebetulan masih tetangga kantor tersebut. Setengah berteriak, Kasim memangil nama camat.

Merasa pangilan Kasim kurang bersahabat, Wagito coba tidak mengindahkanya dan menjauh. Namun, dengan cepat Kasim menghampiri camat seraya mempertanyakan kenapa permohonan proposal untuk mengadakan lomba sampan yang setiap tahunnya digelar, tidak direalisasikan. Dengan sabar camat coba menjelaskan masalahnya.

Entah siapa yang telah ‘memanas-manasi’, Kasim yang selama ini dikenal baik dan penyabar itu, tiba-tiba saja naik darah dan menarik kerah baju dinas yang dipakai camat. Tak sampai disitu, pelaku langsung memiting leher camat dan melepaskan sebuah bogem mentah tepat di bagian mata sebelah kanannya.

Kontan Wagito berontak dan berupaya melepaskan diri dari tangan mantan petinju di era tahun 1970-an ini. Namun, bukannya berhasil berontak, Kasim terus menarik kerah Wagito hingga terseret-seret sampai sepuluh meter. Warga dan staf kantor camat yang melihat kejadian tersebut berupaya melerai perselisihan.

“Nggak tahu apa pasalnya, kuliat camat dipiting sama uwak itu, udah gitu diseret-seret sampek sepuluh meter lebih. Sampai-sampai kancing baju sama jengkol (lencana) yang dipakai camat lepas,” ujar seorang warga yang melihat adegan tak lazim tersebut.

Usai diamankan warga, camat yang merasa harga dirinya dipermalukan, langsung mendatangi Polsek Pangkalan Brandan guna melaporkan kejadian yang dialaminya, Selasa (10/8) lalu itu. Sebelum menyambangi mapolsek, camat menyempatkan diri mengobati luka memar di bagian wajahnya tadi.

Kapolsek Pangkalan Brandan AKP S.R Tambunan mengakui kejadian tersebut. “Benar, Camat Sei Lepan yang melaporkan itu,” katanya.

Menurut mantan Kapolsek Kuala ini lagi, selain menerima laporan korban, pihaknya juga telah mengamankan pelaku. ”Pelakunya juga sudah kita amankan, mungkin kasusnya akan kita limpahkan ke Polres Langkat,“ tambahnya.

Masih mantan Kasat narkoba Polres Langkat ini, pemukulan yang dilakukan tersebut karena adanya permohonan pelaku yang tidak dikabulkan korban. “Selama ini, setiap 17 Agustus, diadakan lomba perahu (sampan) dan panitianya itu, M Kasim itu. Dia sudah mengajukan proposal ke camat katanya. Karena dana dari kecamatan tidak ada, proposal yang diajukan pelaku tidak terealisasi, hal inilah membuatnya jadi emosi. Ditambah lagi ada yang mungkin memanas-manasi makanya jadi seperti ini,” jelas Tambunan.

“Saat ini sudah ada tujuh orang saksi yang kita minta keterangan terkait kejadian ini. Masalah ada tidaknya nanti perdamaian antara camat dan pelaku saya belum tahu. Sebab kasusnya kan baru masuk ini, kalau besok-besok kita nggak taulah, yang jelas kasus ini akan kita limpahkan ke Polres Langkat,” ujarnya. (dw/trg/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/