SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Dipicu perebutan lahan seluas 100 hektar, Syamsudin mantan anggota TNI AD menembaki para pekerja kebun sawit di Kec. Simpang Kanan, Kab. Rokan Hilir, Kamis (18/9) sekira pukul 16.00 WIB. Akibat peristiwa ini, tiga orang petani tewas di tempat, seorang lagi kritis.
Sudirman alias Sugi (54) warga Jl. Pembangunan 1 Desa Sekip, Kec. Lubuk Pakam, Frangki (25) dan Zulfahmi Sagala (35), keduanya warga Torgamba, Labuhan Batu Selatan adalah nama ketiga korban tewas. Sementara korban yang masih kritis dan masih dirawat di RSUD Kotapinang bernama Arianto Sitorus (45) warga Rokan Hilir.
Peristiwa itu terjadi ketika para korban sedang menanam sawit di kebun milik S. Sagala, anggota Polri yang bertugas di Poldasu Sumut. Saat itulah, tiba-tiba Syamsudin dan dua temannya yang mengendarai dua sepeda motor datang marah-marah ke lokasi. Tak lama berselang, Syamsudin lantas mengeluarkan pistol dan menembaki para pekerja.
Saat itu di lokasi ada sekitar enam orang petani, satu berhasil melarikan diri dan satu lagi istri Supriadi yang tak kena tembak. Penembakan itu tak berlangsung lama dan setelah berhasil mengeksekusi para petani, para pelaku langsung pergi melarikan diri, dan tidak beberapa lama warga dari sekitar lokasi berdatangan dan membawa korban ke RSUD Kota Pinang.
Namun karena tiga orang sudah meninggal, oleh petugas dari Polsek Kampung Rakyat, Polres Labusel membawa ketiga korban tewas ke RSUD Djasamen Saragih Siantar untuk otopsi.
Sebenarnya lokasi kejadian itu sudah berada di wilayah Kab. Rokan Hilir, Provinsi Riau yang berbatasan dengan Kab. Labusel, Sumut. Tapi karena lebih dekat dengan lokasi, Polsek Kampung Rakyat yang menangani kasus itu.
Belum diketahui motif penembakan tersebut, namun dari berbagai keterangan yang dihimpun bahwa penyebabnya adalah tentang perebutan lahan milik pelaku dengan pemilik lahan yang sedang dikerjakan oleh para petani. Syahmidun sendiri adalah pemilik lahan sebelah lahan sawit milik Sagala. (pra/cr-1/deo)