25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

500 Unit APD Sudah Tiba di Sumut

TINJAU: Wagubsu Musa Rajekshah meninjau persiapan di RS GL Tobing, Tanjungmorawa, Jumat (20/3). Rumah sakit ini akan digunakan untuk isolasi pasien terpapar virus corona.
TINJAU: Wagubsu Musa Rajekshah meninjau persiapan di RS GL Tobing, Tanjungmorawa, Jumat (20/3). Rumah sakit ini akan digunakan untuk isolasi pasien terpapar virus corona.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – SEKITAR 500 unit alat pelindung diri (APD) diklaim sudah sampai di Sumatera Utara, Jumat (20/3) sore, sebagai upaya kesiapsiagaan dan penanganan terhadap pasien suspek pandemi korona atau Covid-19. “Ya, sore ini akan sampai 500, kita ada pesan 10.000 (APD) insya Allah Minggu sudah sampai semua.

Jadi dikirim bertahap, karena seluruh Indonesia memesan,” kata Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Riadil Akhir Lubis didampingi Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan dan Koordinator Lapangan untuk Fasilitas Penanganan Covid-19 Sumut, Mayor Handoyo di Kantor Gubernur Sumut, kemarin.

APD paling prioritas akan didistribusikan ke sejumlah rumah sakit yang merawat ODP dan PDP Sembari itu Dinkes Sumut juga tengah persiapkan sarana, prasarana sekaligus tenaga medis pada RS-RS rujukan. “Tapi itu dalam waktu dekat, sekarang belum berfungsi. Mudah-mudahan jika itu berfungsi, semua pasien dapat terlayani. Sekarang ini kami sedang persiapkan,” kata Alwi.

Menurut Alwi, APD tersebut bagian dari memutus mata rantai Covid-19. Salah satunya, dimulai oleh para tenaga medis terhadap Orang Dalam Pengawasan (ODP). “Sekarang ini kita sudah positif dua. Itu karena beberapa ODP kita tidak patuh terhadap protokoler yang harus mereka kerjakan. Harusnya ODP ini melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing, tapi malah berkeliaran,” katanya.

Akibat kondisi tersebut, diamini Alwi, ke depan jumlah ODP maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Sumut akan bertambah. Namun jika dalam waktu dekat ini semua stakeholder mampu memutus mata rantai tersebut, diyakininya baik ODP maupun PDP jumlahnya akan turun. “Makanya kita juga butuh rapid test untuk seluruh ODP ini,” katanya seraya menyebut ada kenaikan signifikan jumlah PDP dari 17 (Kamis) sekarang menjadi 36, dan ODP dari 28 menjadi 205.

Mengenai anjuran pemerintah pusat terhadap tes massal kesehatan masyarakat atas Covid-19, pihaknya menekankan stakeholder terkait yang akan melakukan sembari menunggu kesiapan seluruh perangkat seperti APD, rapid test, cairan disinfektan dan lainnya. Mengenai pemeriksaan Covid-19 bagi masyarakat, diakui Alwi memang berbayar di seluruh sarana kesehatan yang ada. Namun setelah masuk kategori PDP, seluruh biaya akan ditanggung pemerintah. Pada kesempatan itu, Alwi juga menegaskan bahwa hasil pemeriksaan terhadap Gubsu Edy Rahmayadi dan istri, dinyatakan negatif Covid-19.

Kemudian terhadap kesiapan menampung ODP maupun PDP di Sumut, Riadil menyebut pihaknya telah menyiapkan rencana cadangan. Misal di RS GL Tobing PTPN II Tanjungmorawa, RSU Sari Mutiara dan RS lain di Sumut. “Kita juga sudah siapkan dokter dan tenaga medis. Kita siap untuk itu. Kemudian Bapak Mendagri juga telah menegaskan melalui surat edaran, bahwa terhadap anggaran seluruh pemprov dan pemda di Indonesia siap mengalokasikan untuk kondisi ini. Dana sudah tersedia,” katanya.

Bilamana dana tersebut masih kurang, sambung dia, Mendagri disebut Riadil sudah beri pedoman bahwa anggaran bisa digeser dari kegiatan yang kurang efisien guna penanganan Covid-19. “Untuk itu kami imbau bupati dan wali kota coba dicek anggaran pengadaan untuk ini. Disamping itu, bagi kabupaten dan kota yang sudah menetapkan status siaga darurat dan Gugus Tugas, kami minta segera susun protokoler dan rencana aksi. Sehingga ke depan lebih siap dalam mengakomodir berbagai keluhan masyarakat,” katanya.

Kembali, Alwi mengimbau agar masyarakat tetap lakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PBHS) serta social distancing. Menjaga jarak itu perlu guna untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Di samping itu juga masyarakat diminta mengurangi aktivitas keluar rumah, terutama pada titik-titik keramaian.

Wagubsu Tinjau RS dr GL Tobing

Terpisah, Wagubsu Musa Rajekshah meninjau persiapan RS dr GL Tobing PTPN II Tanjungmorawa, sebagai sarana utama penanganan PDP Covid-19 yang akan dirawat. Ini dilakukan untuk memastikan penanganan pasien Covid-19 berjalan dengan baik dan sesuai prosedur yang ditetapkan.

Sebelum meninjau sejumlah lokasi yang akan disiapkan untuk proses evakuasi dan isolasi, Wagubsu menggelar diskusi terkait perkembangan terkini serta langkah terbaru mengantisipasi penyebaran Covid-19 di ruang kepala RS GL Tobing, setelah ada dua orang PDP yang kemudian dinyatakan positif Covid-19, satu diantaranya meninggal dunia.

Dalam diskusi itu, pria yang akrab disapa Ijeck, meminta agar seluruh upaya penanganan masalah Covid-19 ini benar-benar melibatkan seluruh pihak terkait sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing, sehingga tidak ada waktu lagi untuk terlalu banyak pertimbangan yang tidak substansial seperti komunikasi serta kerjasama antara instansi yang tergabung dalam tim Pelaksana Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumut.

“Dalam tim inikan ada juga TNI/Polri. Untuk masyarakat yang dimaksud (ODP), silakan libatkan (polisi) untuk bisa menjemput mereka. Tidak bisa kita berpikir mau diusahakan dulu, kalau tidak mampu baru minta tolong. Kita ini bicara waktu, ini kerja tim,” ujarnya terkait upaya penjemputan sejumlah masyarakat yang diidentifikasi memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.

Dengan pendataan yang baik, lanjutnya, ketua tim Pelaksana Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumut diminta untuk berkoordinasi secepatnya kepada kepolisian guna mengambil langkah penjemputan untuk membawa sejumlah ODP dan diberikan pemeriksaan segera di RS Sari Mutiara Medan sebagai rujukannya. “Tetap laporan harian ke Pak Gubernur. Mudah-mudahan persiapan ini seperti apa yang kita harapkan, (Covid-19) tidak menyebar dan mengorbankan masyarakat. Jadi petugas harus tegas dalam penjemputan,” katanya.

Terungkap, saat ini RS GL Tobing memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 19 kamar yang akan dijadikan ruang isolasi. Ditambah lagi ada sejumlah ruang bangsal yang dibangun sekat untuk menambah kapasitas penanganan pasien nantinya. “Untuk tim medis menambah kekuatan SDM dan perlengkapan kebutuhan medisnya. Kita juga dibantu TNI/Polri untuk menyiapkan fasilitas ini,” kata Riadil yang hadir mendampingi Wagubsu Ijeck.

Sedangkan Mayor Handoyo pada kesempatan itu menegaskan, dirinya bersama tim medis dr Restuti Saragih akan memastikan seluruh standarisasi fasilitas dan penanganan PDP di RS rujukan utama berjalan sesuai prosedur. “Kita bahu membahu, termasuk mengoordinir piket jaga. Alur masuk juga sudah dibuat dan disiapkan kartu nama. Jadi siapapun nanti tidak diperkenankan masuk (tanpa tanda pengenal),” tegas dia meyakinkan bahwa wabah ini juga harus dilawan dengan sistem isolasi yang ketat dan terukur.

Bahkan sebelum kedatangan Wagubsu di lokasi, dirinya sempat mengingatkan agar seluruh standar kesehatan, kebersihan dan segala yang diperlukan harus benar-benar dipastikan. Sehingga RS GL Tobing yang akan menjadi posko evakuasi utama setelah RSUP H Adam Malik.

Eks RSUSM Bukan Tempat Isolasi

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan, Akhyar Nasution kembali meninjau kesiapan eks RSU Sari Mutiara (RSUSM) sebagai pusat screening awal pasien suspect Covid-19, Jumat (20/3). Dalam kesempatan itu, Akhyar mengimbau masyarakat agar tidak khawatir, karena eks RSUSM hanya tempat pendataan awal, bukan tempat isolasi.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, sebab eks RSU Sari Mutiara merupakan tempat screening awal, bukan tempat isolasi pasien yang suspect Covid-19. Jika pasien yang telah diperiksa di sini dan ternyata berada pada status pasien dalam pengawasan (PDP) atau dinyatakan positif, pasien tersebut akan dirujuk ke RS GL Tobing di Tanjungmorawa, Deliserdang yang merupakan tempat isolasi,” jelas Akhyar.

Lebih lanjut, Akhyar menjelaskan, penyebaran virus corona ini melalui droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin, kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan, menyentuh benda atau permukaan dengan virus di atasnya, kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan, kontaminasi tinja (jarang terjadi). Maka dari itu, alangkah lebih bagusnya jika pasien yang mengalami gejala virus corona dalam pengawasan medis dari pada mereka berkeliaran tanpa adanya pengawasan.

“Saya minta kepada seluruh rumah sakit yang ada di Kota Medan untuk tidak menolak jika ada pasien yang ingin memeriksakan dirinya. Saya minta kerjasamanya. Lebih bagus mereka berada dalam pemantauan pihak kesehatan dari pada mereka berkeliaran kemana-mana yang dapat menularkan ke lebih banyak orang,” ungkap Akhyar.

Akhyar juga meminta kepada pihak yang terlibat untuk selalu menjaga kesehatan dan menghindari kontak fisik dengan orang-orang. Mari bersama jaga pengamanan diri masing-masing-masing dan orang sekitar. Kepada camat, lurah ataupun kepling agar selalu memantau masyarakat di daerah masing-masing setiap harinya. “Mari bersama kita lakukan yang terbaik untuk masyarakat, serta berdoa agar kondisi ini dapat segera pulih kembali. Kepada pihak-pihak yang terlibat juga harus selalu menajga kesehatannya masing-masing, kita lakukan yang terbaik untuk kepentingan masyarakat,” tegas Akhyar. (prn/map)

TINJAU: Wagubsu Musa Rajekshah meninjau persiapan di RS GL Tobing, Tanjungmorawa, Jumat (20/3). Rumah sakit ini akan digunakan untuk isolasi pasien terpapar virus corona.
TINJAU: Wagubsu Musa Rajekshah meninjau persiapan di RS GL Tobing, Tanjungmorawa, Jumat (20/3). Rumah sakit ini akan digunakan untuk isolasi pasien terpapar virus corona.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – SEKITAR 500 unit alat pelindung diri (APD) diklaim sudah sampai di Sumatera Utara, Jumat (20/3) sore, sebagai upaya kesiapsiagaan dan penanganan terhadap pasien suspek pandemi korona atau Covid-19. “Ya, sore ini akan sampai 500, kita ada pesan 10.000 (APD) insya Allah Minggu sudah sampai semua.

Jadi dikirim bertahap, karena seluruh Indonesia memesan,” kata Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Riadil Akhir Lubis didampingi Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan dan Koordinator Lapangan untuk Fasilitas Penanganan Covid-19 Sumut, Mayor Handoyo di Kantor Gubernur Sumut, kemarin.

APD paling prioritas akan didistribusikan ke sejumlah rumah sakit yang merawat ODP dan PDP Sembari itu Dinkes Sumut juga tengah persiapkan sarana, prasarana sekaligus tenaga medis pada RS-RS rujukan. “Tapi itu dalam waktu dekat, sekarang belum berfungsi. Mudah-mudahan jika itu berfungsi, semua pasien dapat terlayani. Sekarang ini kami sedang persiapkan,” kata Alwi.

Menurut Alwi, APD tersebut bagian dari memutus mata rantai Covid-19. Salah satunya, dimulai oleh para tenaga medis terhadap Orang Dalam Pengawasan (ODP). “Sekarang ini kita sudah positif dua. Itu karena beberapa ODP kita tidak patuh terhadap protokoler yang harus mereka kerjakan. Harusnya ODP ini melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing, tapi malah berkeliaran,” katanya.

Akibat kondisi tersebut, diamini Alwi, ke depan jumlah ODP maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Sumut akan bertambah. Namun jika dalam waktu dekat ini semua stakeholder mampu memutus mata rantai tersebut, diyakininya baik ODP maupun PDP jumlahnya akan turun. “Makanya kita juga butuh rapid test untuk seluruh ODP ini,” katanya seraya menyebut ada kenaikan signifikan jumlah PDP dari 17 (Kamis) sekarang menjadi 36, dan ODP dari 28 menjadi 205.

Mengenai anjuran pemerintah pusat terhadap tes massal kesehatan masyarakat atas Covid-19, pihaknya menekankan stakeholder terkait yang akan melakukan sembari menunggu kesiapan seluruh perangkat seperti APD, rapid test, cairan disinfektan dan lainnya. Mengenai pemeriksaan Covid-19 bagi masyarakat, diakui Alwi memang berbayar di seluruh sarana kesehatan yang ada. Namun setelah masuk kategori PDP, seluruh biaya akan ditanggung pemerintah. Pada kesempatan itu, Alwi juga menegaskan bahwa hasil pemeriksaan terhadap Gubsu Edy Rahmayadi dan istri, dinyatakan negatif Covid-19.

Kemudian terhadap kesiapan menampung ODP maupun PDP di Sumut, Riadil menyebut pihaknya telah menyiapkan rencana cadangan. Misal di RS GL Tobing PTPN II Tanjungmorawa, RSU Sari Mutiara dan RS lain di Sumut. “Kita juga sudah siapkan dokter dan tenaga medis. Kita siap untuk itu. Kemudian Bapak Mendagri juga telah menegaskan melalui surat edaran, bahwa terhadap anggaran seluruh pemprov dan pemda di Indonesia siap mengalokasikan untuk kondisi ini. Dana sudah tersedia,” katanya.

Bilamana dana tersebut masih kurang, sambung dia, Mendagri disebut Riadil sudah beri pedoman bahwa anggaran bisa digeser dari kegiatan yang kurang efisien guna penanganan Covid-19. “Untuk itu kami imbau bupati dan wali kota coba dicek anggaran pengadaan untuk ini. Disamping itu, bagi kabupaten dan kota yang sudah menetapkan status siaga darurat dan Gugus Tugas, kami minta segera susun protokoler dan rencana aksi. Sehingga ke depan lebih siap dalam mengakomodir berbagai keluhan masyarakat,” katanya.

Kembali, Alwi mengimbau agar masyarakat tetap lakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PBHS) serta social distancing. Menjaga jarak itu perlu guna untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Di samping itu juga masyarakat diminta mengurangi aktivitas keluar rumah, terutama pada titik-titik keramaian.

Wagubsu Tinjau RS dr GL Tobing

Terpisah, Wagubsu Musa Rajekshah meninjau persiapan RS dr GL Tobing PTPN II Tanjungmorawa, sebagai sarana utama penanganan PDP Covid-19 yang akan dirawat. Ini dilakukan untuk memastikan penanganan pasien Covid-19 berjalan dengan baik dan sesuai prosedur yang ditetapkan.

Sebelum meninjau sejumlah lokasi yang akan disiapkan untuk proses evakuasi dan isolasi, Wagubsu menggelar diskusi terkait perkembangan terkini serta langkah terbaru mengantisipasi penyebaran Covid-19 di ruang kepala RS GL Tobing, setelah ada dua orang PDP yang kemudian dinyatakan positif Covid-19, satu diantaranya meninggal dunia.

Dalam diskusi itu, pria yang akrab disapa Ijeck, meminta agar seluruh upaya penanganan masalah Covid-19 ini benar-benar melibatkan seluruh pihak terkait sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing, sehingga tidak ada waktu lagi untuk terlalu banyak pertimbangan yang tidak substansial seperti komunikasi serta kerjasama antara instansi yang tergabung dalam tim Pelaksana Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumut.

“Dalam tim inikan ada juga TNI/Polri. Untuk masyarakat yang dimaksud (ODP), silakan libatkan (polisi) untuk bisa menjemput mereka. Tidak bisa kita berpikir mau diusahakan dulu, kalau tidak mampu baru minta tolong. Kita ini bicara waktu, ini kerja tim,” ujarnya terkait upaya penjemputan sejumlah masyarakat yang diidentifikasi memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.

Dengan pendataan yang baik, lanjutnya, ketua tim Pelaksana Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumut diminta untuk berkoordinasi secepatnya kepada kepolisian guna mengambil langkah penjemputan untuk membawa sejumlah ODP dan diberikan pemeriksaan segera di RS Sari Mutiara Medan sebagai rujukannya. “Tetap laporan harian ke Pak Gubernur. Mudah-mudahan persiapan ini seperti apa yang kita harapkan, (Covid-19) tidak menyebar dan mengorbankan masyarakat. Jadi petugas harus tegas dalam penjemputan,” katanya.

Terungkap, saat ini RS GL Tobing memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 19 kamar yang akan dijadikan ruang isolasi. Ditambah lagi ada sejumlah ruang bangsal yang dibangun sekat untuk menambah kapasitas penanganan pasien nantinya. “Untuk tim medis menambah kekuatan SDM dan perlengkapan kebutuhan medisnya. Kita juga dibantu TNI/Polri untuk menyiapkan fasilitas ini,” kata Riadil yang hadir mendampingi Wagubsu Ijeck.

Sedangkan Mayor Handoyo pada kesempatan itu menegaskan, dirinya bersama tim medis dr Restuti Saragih akan memastikan seluruh standarisasi fasilitas dan penanganan PDP di RS rujukan utama berjalan sesuai prosedur. “Kita bahu membahu, termasuk mengoordinir piket jaga. Alur masuk juga sudah dibuat dan disiapkan kartu nama. Jadi siapapun nanti tidak diperkenankan masuk (tanpa tanda pengenal),” tegas dia meyakinkan bahwa wabah ini juga harus dilawan dengan sistem isolasi yang ketat dan terukur.

Bahkan sebelum kedatangan Wagubsu di lokasi, dirinya sempat mengingatkan agar seluruh standar kesehatan, kebersihan dan segala yang diperlukan harus benar-benar dipastikan. Sehingga RS GL Tobing yang akan menjadi posko evakuasi utama setelah RSUP H Adam Malik.

Eks RSUSM Bukan Tempat Isolasi

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan, Akhyar Nasution kembali meninjau kesiapan eks RSU Sari Mutiara (RSUSM) sebagai pusat screening awal pasien suspect Covid-19, Jumat (20/3). Dalam kesempatan itu, Akhyar mengimbau masyarakat agar tidak khawatir, karena eks RSUSM hanya tempat pendataan awal, bukan tempat isolasi.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, sebab eks RSU Sari Mutiara merupakan tempat screening awal, bukan tempat isolasi pasien yang suspect Covid-19. Jika pasien yang telah diperiksa di sini dan ternyata berada pada status pasien dalam pengawasan (PDP) atau dinyatakan positif, pasien tersebut akan dirujuk ke RS GL Tobing di Tanjungmorawa, Deliserdang yang merupakan tempat isolasi,” jelas Akhyar.

Lebih lanjut, Akhyar menjelaskan, penyebaran virus corona ini melalui droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin, kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan, menyentuh benda atau permukaan dengan virus di atasnya, kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan, kontaminasi tinja (jarang terjadi). Maka dari itu, alangkah lebih bagusnya jika pasien yang mengalami gejala virus corona dalam pengawasan medis dari pada mereka berkeliaran tanpa adanya pengawasan.

“Saya minta kepada seluruh rumah sakit yang ada di Kota Medan untuk tidak menolak jika ada pasien yang ingin memeriksakan dirinya. Saya minta kerjasamanya. Lebih bagus mereka berada dalam pemantauan pihak kesehatan dari pada mereka berkeliaran kemana-mana yang dapat menularkan ke lebih banyak orang,” ungkap Akhyar.

Akhyar juga meminta kepada pihak yang terlibat untuk selalu menjaga kesehatan dan menghindari kontak fisik dengan orang-orang. Mari bersama jaga pengamanan diri masing-masing-masing dan orang sekitar. Kepada camat, lurah ataupun kepling agar selalu memantau masyarakat di daerah masing-masing setiap harinya. “Mari bersama kita lakukan yang terbaik untuk masyarakat, serta berdoa agar kondisi ini dapat segera pulih kembali. Kepada pihak-pihak yang terlibat juga harus selalu menajga kesehatannya masing-masing, kita lakukan yang terbaik untuk kepentingan masyarakat,” tegas Akhyar. (prn/map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/