25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Masyarakat Silalahi Gotong Royong Bangun Jembatan Darurat

Tak Kunjung Diperbaiki Pasca-Diterjang Banjir Bandang

BANGUN JEMBATAN: Masyarakat Desa Paropo 1 Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi bergotongroyong membangun jembatan darurat pascabanjir bandang pada November 2019 yang lalu. Jembatan darurat ini untuk membuka akses ke sentra pertanian. RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
BANGUN JEMBATAN: Masyarakat Desa Paropo 1 Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi bergotongroyong membangun jembatan darurat pascabanjir bandang pada November 2019 yang lalu. Jembatan darurat ini untuk membuka akses ke sentra pertanian. RUDY SITANGGANG/SUMUT POS

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Desa Paropo 1 Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi gotong royong membangun jembatan darurat menggantikan Jembatan Binanga Hutauruk di Dusun 3 Desa Paropo 1. Gotong royong ini dilakukan agar mobiltas pertanian warga bisa lancar, karena jembatan ini merupakan akses menuju sentra pertanian di desa tersebut.

Warga Desa Paropo 1, Hermanto Situngkir menyatakan jembatan tersebut ambruk setelah diterjang bandang pada bulan November 2019 lalu dan tak kunjung diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi.

“Untuk pembangunan jembatan drurat ini, warga terpaksa mengumpulkan sejumlah uang untuk membeli semen. Karena jembatan ini sangat penting untuk pergerakkan ekonomi warga,” ujarnya, Jumat (21/2).

Dijelaskannya, ada sekitar 80 kepala keluarga (KK) berladang di daerah tersebut. Pascabanjir bandang, jembatan itu tidak bisa dilalui kendaraan. Akibatnya, petani tidak bisa mengeluarkan hasil pertanian seperti bawang. Petani juga kesulitan mengangkut sarana produksi (Saprodi).

Menurut Hermanto, jembatan yang putus itu sudah beberapa kali disampaikan kepada pemerintah melalui kepala desa, juga anggota DPRD Dairi yang berasal dari daerah pemilihan 4 (Kecamatan Sumbul, Pegagan Hilir dan Silahisabungan). Tetapi, tidak tanda- tanda perbaikan, sehingga dilakukan gotongroyong.

“Beberapa anggota DPRD Dairi yang duduk dari Dapil 4 terkesan diam, pada hal, kondisi jembatan itu sudah beberapa kali dilaporkan. Mungkin mereka lupa, bahwa mereka duduk di dewan karena dipilih masyarakat Paropo 1,” ucapnya.

Kita berharap jembatan itu dapat segera diperbaiki, sehingga petani tidak kesulitan mengeluarkan hasil pertanian. Mata pencaharian warga di desa itu didominasi dari pertanian bawang.

Kepala Desa Paropo 1, Hehe Raya Sihaloho membenarkan masyarakat gotongroyong untuk memdirikan jembatan darurat. Warga dan juga perantau mengumpulkan sejumlah uang untuk membeli semen dan material lainnya. Gotongroyong pada Jumat (21/2) kemarin, merupakan yang kedua kalinya.

“Permohonan sudah pernah disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dairi, tetapi hingga kini belum juga diperbaiki. Juga disurati kepada Camat Silahisabungan,” ungkapnya.

Hehe mengaku, perbaikan jembatan sudah pernah dibahas pada Musrembang desa, namun karena anggaran untuk perbaikan jembatan itu cukup besar. Sehingga dana desa Desa Paropo 1 tidak cukup. (rud/ram)

Tak Kunjung Diperbaiki Pasca-Diterjang Banjir Bandang

BANGUN JEMBATAN: Masyarakat Desa Paropo 1 Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi bergotongroyong membangun jembatan darurat pascabanjir bandang pada November 2019 yang lalu. Jembatan darurat ini untuk membuka akses ke sentra pertanian. RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
BANGUN JEMBATAN: Masyarakat Desa Paropo 1 Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi bergotongroyong membangun jembatan darurat pascabanjir bandang pada November 2019 yang lalu. Jembatan darurat ini untuk membuka akses ke sentra pertanian. RUDY SITANGGANG/SUMUT POS

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Desa Paropo 1 Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi gotong royong membangun jembatan darurat menggantikan Jembatan Binanga Hutauruk di Dusun 3 Desa Paropo 1. Gotong royong ini dilakukan agar mobiltas pertanian warga bisa lancar, karena jembatan ini merupakan akses menuju sentra pertanian di desa tersebut.

Warga Desa Paropo 1, Hermanto Situngkir menyatakan jembatan tersebut ambruk setelah diterjang bandang pada bulan November 2019 lalu dan tak kunjung diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi.

“Untuk pembangunan jembatan drurat ini, warga terpaksa mengumpulkan sejumlah uang untuk membeli semen. Karena jembatan ini sangat penting untuk pergerakkan ekonomi warga,” ujarnya, Jumat (21/2).

Dijelaskannya, ada sekitar 80 kepala keluarga (KK) berladang di daerah tersebut. Pascabanjir bandang, jembatan itu tidak bisa dilalui kendaraan. Akibatnya, petani tidak bisa mengeluarkan hasil pertanian seperti bawang. Petani juga kesulitan mengangkut sarana produksi (Saprodi).

Menurut Hermanto, jembatan yang putus itu sudah beberapa kali disampaikan kepada pemerintah melalui kepala desa, juga anggota DPRD Dairi yang berasal dari daerah pemilihan 4 (Kecamatan Sumbul, Pegagan Hilir dan Silahisabungan). Tetapi, tidak tanda- tanda perbaikan, sehingga dilakukan gotongroyong.

“Beberapa anggota DPRD Dairi yang duduk dari Dapil 4 terkesan diam, pada hal, kondisi jembatan itu sudah beberapa kali dilaporkan. Mungkin mereka lupa, bahwa mereka duduk di dewan karena dipilih masyarakat Paropo 1,” ucapnya.

Kita berharap jembatan itu dapat segera diperbaiki, sehingga petani tidak kesulitan mengeluarkan hasil pertanian. Mata pencaharian warga di desa itu didominasi dari pertanian bawang.

Kepala Desa Paropo 1, Hehe Raya Sihaloho membenarkan masyarakat gotongroyong untuk memdirikan jembatan darurat. Warga dan juga perantau mengumpulkan sejumlah uang untuk membeli semen dan material lainnya. Gotongroyong pada Jumat (21/2) kemarin, merupakan yang kedua kalinya.

“Permohonan sudah pernah disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dairi, tetapi hingga kini belum juga diperbaiki. Juga disurati kepada Camat Silahisabungan,” ungkapnya.

Hehe mengaku, perbaikan jembatan sudah pernah dibahas pada Musrembang desa, namun karena anggaran untuk perbaikan jembatan itu cukup besar. Sehingga dana desa Desa Paropo 1 tidak cukup. (rud/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/