BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Untuk menginspirasi masyarakat agar berperilaku hidup bersih, Tambang Emas Martabe memfasilitasi pelaksanaan Pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) kepada lebih dari 200 anggota dan pemuka masyarakat dari desa-desa sekitar tambang di Tapanuli Selatan, pada 18-21 Mei 2015.
“Ada lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yakni stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, penyediaan air minum rumah tangga, pengamanan sampah rumah tangga, dan pengamanan limbah cair rumah tangga,” ujar fasilitator STBM tingkat nasional, Ir. Wano Irwantoro.
Dengan makin banyaknya desa yang melaksanakan STBM, diharapkan ke depannya kondisi sanitasi di Indonesia dapat semakin membaik, dengan makin banyaknya masyarakat yang sadar akan pentingnya melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Tambang Emas Martabe memilih mendukung STBM sebagai salah satu kegiatan dari program unggulan tahun ini dalam sektor Water, Sanitation & Hygiene (WASH) untuk mengintensifkan implementasi Pengembangan Pola Hidup Bersih Sehat yang telah dilaksanakan Perusahaan bersama Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan dan masyarakat desa lingkar tambang sejak awal 2014.
“Tambang Emas Martabe berupaya mengubah kebiasaan masyarakat, yakni bagaimana masyarakat sadar akan kesehatan mereka melalui pendekatan-pendekatan yang terwujud melalui proses sanitasi dan menginspirasi masyarakat agar berperilaku hidup bersih. Kami yakin dengan hidup yang sehat, maka masyarakat akan kembali produktif dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari,” ujar Community Service Superintendent Tambang Emas Martabe, Rina Simanjuntak.
Program STBM selama empat hari ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu hari pertama dan hari kedua, 40 orang dari staf Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan (Tapsel), staf Puskesmas Batangtoru, bidan desa, dan kader perwakilan dari 10 desa di Batangtoru dan Muara Batangtoru mendapatkan pelatihan fasilitator STBM dari Ir. Wano Irwantoro (World Bank) dan M. Anshori Daulay, SKM (Dinkes Sumut). Keduanya merupakan staf ahli dari Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara & staf World Bank yang telah terlatih sebagai fasilitator STBM tingkat propinsi dan nasional.
Pada hari ketiga, fasilitator STBM kemudian melakukan praktek pemicuan di lapangan kepada masyarakat di enam lokasi di tiga desa, yaitu Desa Napa, Wek II, dan Hapesong Baru. Kemudian di hari keempat merupakan evaluasi dan tindak lanjut dari kegiatan STBM. (rel/mea)