22.8 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

Cekcok soal Batas Tanah, Petani Pahae Tewas Dibacok

Saat itu korban mendatangi tersangka ke rumahnya, namun tidak bertemu. Korban kembali mendatangi tersangka sekira pukul 13.00 WIB dan terjadi cekcok. Korban mempermasalahkan batas tanah yang terletak di perladangan Lumbangaol. Ia menduga batas tanah selama ini ada kejanggalan.

Karena cekcok, tersangka emosi dan lari ke dapur. Di sana ia mengambil parang dan kemudian mengejar korban. Selanjutnya tersangka membacokkan parang itu ke leher sebelah kanan korban, hingga tewas di tempat.

Warga yang berada di sekitar lokasi kejadian langsung meringkus tersangka secara bersama-sama. Selanjutnya menyerahkan tersangka ke kantor polisi.

“Jadi untuk sementara, motif pembunuhan tersebut diduga bermula dari kasus batas tanah,” tandasnya.

Kasubbag Humas Polres Taput Aiptu W Baringbing menambahkan, cekcok antara Burju Sitompul dan Bahtaddin Sitompul bermula karena korban merasa bahwa selama ini lahannya masuk ke bagian ladang tersangka. Namun hal itu langsung dibantah Bahtaddin.

”Saat itu posisi korban berada di halaman rumah, sedangkan tersangka di depan pintunya,” kata Baringbing.

Karena emosi, tersangka mengambil parang dari rumah dan mengejar korban sembari membacokkan senjata tajam itu ke leher korban. “Begitu kena, korban sempat berusaha melarikan diri dan menjauh dari lokasi kejadian. Namun sekitar 10 meter dari halaman rumah tersangka, korban terjatuh dan tewas.”
Bahtaddin yang diperiksa polisi sudah mengakui bahwa dirinya yang membacok korban. “Jenazah tidak diotopsi karena keluarga tak berkenan, meski sudah dianjurkan polisi. Keluarga beralasan, peristiwa dan pelaku pembunuhan terhadap korban sudah jelas, sehingga tak perlu otopsi. Kini jenazah disemayamkan di rumah duka,” jelasnya. (bl/ht)

Saat itu korban mendatangi tersangka ke rumahnya, namun tidak bertemu. Korban kembali mendatangi tersangka sekira pukul 13.00 WIB dan terjadi cekcok. Korban mempermasalahkan batas tanah yang terletak di perladangan Lumbangaol. Ia menduga batas tanah selama ini ada kejanggalan.

Karena cekcok, tersangka emosi dan lari ke dapur. Di sana ia mengambil parang dan kemudian mengejar korban. Selanjutnya tersangka membacokkan parang itu ke leher sebelah kanan korban, hingga tewas di tempat.

Warga yang berada di sekitar lokasi kejadian langsung meringkus tersangka secara bersama-sama. Selanjutnya menyerahkan tersangka ke kantor polisi.

“Jadi untuk sementara, motif pembunuhan tersebut diduga bermula dari kasus batas tanah,” tandasnya.

Kasubbag Humas Polres Taput Aiptu W Baringbing menambahkan, cekcok antara Burju Sitompul dan Bahtaddin Sitompul bermula karena korban merasa bahwa selama ini lahannya masuk ke bagian ladang tersangka. Namun hal itu langsung dibantah Bahtaddin.

”Saat itu posisi korban berada di halaman rumah, sedangkan tersangka di depan pintunya,” kata Baringbing.

Karena emosi, tersangka mengambil parang dari rumah dan mengejar korban sembari membacokkan senjata tajam itu ke leher korban. “Begitu kena, korban sempat berusaha melarikan diri dan menjauh dari lokasi kejadian. Namun sekitar 10 meter dari halaman rumah tersangka, korban terjatuh dan tewas.”
Bahtaddin yang diperiksa polisi sudah mengakui bahwa dirinya yang membacok korban. “Jenazah tidak diotopsi karena keluarga tak berkenan, meski sudah dianjurkan polisi. Keluarga beralasan, peristiwa dan pelaku pembunuhan terhadap korban sudah jelas, sehingga tak perlu otopsi. Kini jenazah disemayamkan di rumah duka,” jelasnya. (bl/ht)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/