Sementara, Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengimbau seluruh masyarakat untuk peduli terhadap segala bentuk gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), khususnya menjelang Natal dan Tahun Baru 2017. Menurutnya, mobilisasi masyarakat pada Natal dan Tahun Baru cukup tinggi. Terutama, di tempat ibadah, pusat perbelanjaan, lokasi wisata, jalur transportasi darat, laut dan udara.
Sumatera Utara salah satu barometer keamanan Indonesia yang penduduknya sangat heterogen seperti pengalaman di Sumut terjadinya penembakan Pendeta Jam Surbakti (Oktober 2000), Curas di Bank Lippo Medan (Mei 2003), perampokan di Bank CIMB Niaga Medan (Agustus 2010), penyerangan di Mapolsek Hamparan Perak (Sept 2010).
Kemudian, percobaan bom bunuh diri di Gereja Santo Yosep (Agustus 2016), peristiwa intoleransi kegiatan keagamaan di gedung Sabuga Bandung, serta temuan bom panci di Bekasi dan penangkapan beberapa orang terduga teroris di antaranya ada dua orang perempuan, DYN dan IPS.
Dalam pengamanan itu, sambung Rycko, personel berbagai satuan akan dilibatkan di gereja-gereja (giat ibadah, orang, parkir, tas), tempat-tempat digunakan perayaan Natal (gedung, lapangan, rumah). Tempat keramaian (objek wisata, hotel, mall, Obvit, tempat-tempat perayaan Tahun Baru dan simbol-simbol asing), pemukiman Tionghoa.
Dalam kaitan itu, Kapolda berharap kepada para Pendeta, Pastur dan Pemuka Agama Budha untuk sama-sama membantu dan berkomitmen menjaga situasi kamtibmas terutama menjelang Natal dan Tahun Baru.
“Kita memohon kerjasama yang sinergis dari semua tokoh agama untuk membina masyarakat agar menumbuhkan sikap toleransi dan mayoritas melindungi minoritas, dan yang minoritas menghormati yang mayoritas dan mari bersama-sama mencegah radikalisme serta menjaga kerukunan antara umat beragama,” pintanya.
Hadir pada acara tersebut Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, MSI, Waka Polda Sumut Brigjen Adhi Prawoto, para pejabat utama, Pendeta, Pastur dan Pemuka Agama Budha Se-sumatera Utara. (ted/rul/adz)