SIDOARJO, SUMUTPOS.CO – Densus 88 mendatangi rumah Dita Oeprianto, otak peledakan bom di tiga gereja di Surabaya, berlokasi di Jalan Wisma Indah Blok J/22, Wonorejo, Rungkut.
Polisi datang Minggu pukul 18.15 dan mendapati rumah dalam keadaan kosong. Mereka kemudian menyisir rumah tersebut untuk mencari barang bukti.
Densus 88 menemukan enam bom berbentuk pipa yang masih aktif. Keenamnya dikemas dalam tiga kantong plastik, masing-masing berisi dua bom. Letaknya berada di salah satu kamar rumah berwarna merah bata itu. ”Gegana langsung meledakkan bom di lokasi,” ujar Kapolrestabes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan.
Selain itu, Densus 88 menemukan styrofoam yang digunakan untuk mengemas bom. Rudi menyatakan, bahan tersebut persis dengan yang ditemukan di lokasi bom Jalan Arjuno. Gunanya adalah untuk memperbesar pembakaran bahan peledak. Dengan demikian, daya ledaknya lebih tinggi.
Beberapa bahan kimia juga ditemukan di rumah itu. Di antaranya, aseton, belerang, Hcl, H2O, Aquades, dan korek kayu. ”Itulah yang digunakan pelaku untuk membuat bom TATP,” katanya. Jenis bom itulah yang digunakan Dita dan pelaku lain untuk meledakkan tiga gereja.
Polisi membawa beberapa barang bukti lain. Yakni, buku dan dokumen berupa surat. Rudi menambahkan, kondisi rumah cukup berantakan. Di sana ada ruangan yang biasa digunakan untuk latihan memanah. Disinggung soal kelompok asal Dita, Rudi belum bisa memberikan kepastian.
Rumah tersebut adalah rumah pribadi milik Dita. Dia tinggal di sana sejak 2010.
SIDOARJO, SUMUTPOS.CO – Densus 88 mendatangi rumah Dita Oeprianto, otak peledakan bom di tiga gereja di Surabaya, berlokasi di Jalan Wisma Indah Blok J/22, Wonorejo, Rungkut.
Polisi datang Minggu pukul 18.15 dan mendapati rumah dalam keadaan kosong. Mereka kemudian menyisir rumah tersebut untuk mencari barang bukti.
Densus 88 menemukan enam bom berbentuk pipa yang masih aktif. Keenamnya dikemas dalam tiga kantong plastik, masing-masing berisi dua bom. Letaknya berada di salah satu kamar rumah berwarna merah bata itu. ”Gegana langsung meledakkan bom di lokasi,” ujar Kapolrestabes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan.
Selain itu, Densus 88 menemukan styrofoam yang digunakan untuk mengemas bom. Rudi menyatakan, bahan tersebut persis dengan yang ditemukan di lokasi bom Jalan Arjuno. Gunanya adalah untuk memperbesar pembakaran bahan peledak. Dengan demikian, daya ledaknya lebih tinggi.
Beberapa bahan kimia juga ditemukan di rumah itu. Di antaranya, aseton, belerang, Hcl, H2O, Aquades, dan korek kayu. ”Itulah yang digunakan pelaku untuk membuat bom TATP,” katanya. Jenis bom itulah yang digunakan Dita dan pelaku lain untuk meledakkan tiga gereja.
Polisi membawa beberapa barang bukti lain. Yakni, buku dan dokumen berupa surat. Rudi menambahkan, kondisi rumah cukup berantakan. Di sana ada ruangan yang biasa digunakan untuk latihan memanah. Disinggung soal kelompok asal Dita, Rudi belum bisa memberikan kepastian.
Rumah tersebut adalah rumah pribadi milik Dita. Dia tinggal di sana sejak 2010.