27.8 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Awas, Terorisme Jadi Alasan Negara Lain Masuk Indonesia

Jenderal Gatot Nurmantyo.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengingatkan seluruh elemen masyarakat agar tidak meremehkan terorisme sekecil apa pun. Dalam analisisnya, justru terorisme menjadi cara bagi kekuatan asing untuk masuk Indonesia.

“Jangan lihat terorisme hanya kecil. Kalau saya melihatnya, teror itu cara legal agar negara-negara lain bisa masuk (ikut campur urusan dalam negeri Indonesia, red),” ujar Gatot di Jakarta, Rabu (28/12).

Gatot lantas mencontohkan negara-negara Timur Tengah yang kini terlibat konflik seperti Libya, Irak dan Suriah. Menurutnya, negara-negara itu gagal mengatasi teror-teror kecil yang akhirnya justru berkembang menjadi pemberontakan.

Menurut Gatot, sudah saatnya Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme secepatnya direvisi. Menurutnya, teroris bukan lagi tindak pidana, tetapi ancaman terhadap kedaulatan NKRI.

“Jadi sudah terbukti di negara-negara lain, tapi kita sampai saat ini masih sibuk dengan peraturan. Undang-undang yang ada masih pidana terorisme, maka Indonesia menjadi tempat yang paling nyaman bagi pelaku teror,” ujar Gatot.

Panglima TNI pengganti Jenderal (Purn) Moeldoko itu menambahkan, revisi UU Pemberantasan Terorisme harus menetapkan pelaku teror merupakan bentuk kejahatan terhadap begara.

Gatot menegaskan, tanda-tanda asing menguasai Indonesia melalui teror sudah sangat terlihat. Di antaranya adalah pergeseran pada anggota kelompok Negara Islam Irak Suriah (ISIS) ke Asia Tenggara.

ISIS bahkan membangun basis di Filipina Selatan. Menurut Gatot, pergeseran basis ISIS dari Suriah ke Filipina justru karena mengincar Indonesia. “Filipina Selatan akan dijadikan basis ISIS Asia Tenggara. Tapi pasti bukan untuk menguasai Filipina. Itu dekat dengan Poso, Sulawesi Tengah, dekat dengan Tarakan, Kalimantan Utara. Tujuannya pasti untuk menguasai Indonesia. Setelah itu negara-negara lain bisa masuk,” demikian Gatot. (gir/jpnn)

Jenderal Gatot Nurmantyo.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengingatkan seluruh elemen masyarakat agar tidak meremehkan terorisme sekecil apa pun. Dalam analisisnya, justru terorisme menjadi cara bagi kekuatan asing untuk masuk Indonesia.

“Jangan lihat terorisme hanya kecil. Kalau saya melihatnya, teror itu cara legal agar negara-negara lain bisa masuk (ikut campur urusan dalam negeri Indonesia, red),” ujar Gatot di Jakarta, Rabu (28/12).

Gatot lantas mencontohkan negara-negara Timur Tengah yang kini terlibat konflik seperti Libya, Irak dan Suriah. Menurutnya, negara-negara itu gagal mengatasi teror-teror kecil yang akhirnya justru berkembang menjadi pemberontakan.

Menurut Gatot, sudah saatnya Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme secepatnya direvisi. Menurutnya, teroris bukan lagi tindak pidana, tetapi ancaman terhadap kedaulatan NKRI.

“Jadi sudah terbukti di negara-negara lain, tapi kita sampai saat ini masih sibuk dengan peraturan. Undang-undang yang ada masih pidana terorisme, maka Indonesia menjadi tempat yang paling nyaman bagi pelaku teror,” ujar Gatot.

Panglima TNI pengganti Jenderal (Purn) Moeldoko itu menambahkan, revisi UU Pemberantasan Terorisme harus menetapkan pelaku teror merupakan bentuk kejahatan terhadap begara.

Gatot menegaskan, tanda-tanda asing menguasai Indonesia melalui teror sudah sangat terlihat. Di antaranya adalah pergeseran pada anggota kelompok Negara Islam Irak Suriah (ISIS) ke Asia Tenggara.

ISIS bahkan membangun basis di Filipina Selatan. Menurut Gatot, pergeseran basis ISIS dari Suriah ke Filipina justru karena mengincar Indonesia. “Filipina Selatan akan dijadikan basis ISIS Asia Tenggara. Tapi pasti bukan untuk menguasai Filipina. Itu dekat dengan Poso, Sulawesi Tengah, dekat dengan Tarakan, Kalimantan Utara. Tujuannya pasti untuk menguasai Indonesia. Setelah itu negara-negara lain bisa masuk,” demikian Gatot. (gir/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/