ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Isu dan pemberitaan seputaran dunia pendidikan di media massa, sudah selayaknya mendapat porsi yang lebih besar dibandingkan isu-isu lainnya. Hal tersebut tidak lepas dari peran peserta Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) menjadi motor penggerak opini publik dengan menyajikan berita dunia pendidikan secara intens serta berkelanjutan.
Demikian disampaikan salah satu mentor Frans Surdiasis kepada peserta program FJP Batch ke-4 dalam zoom meeting yang diselenggarakan oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan, Rabu (23/2/2022).
“Menyajikan berita seputaran pendidikan adalah hal yang sangat penting. Kita sebagai wartawan harus memahami konsep pendidikan secara lebih luas dari tema yang dibahas,” ujar Frans Surdiasis yang juga wartawan senior tersebut.pada sesi Zoom Meating kepada para peserta.
Dijelaskan tenaga pengajar jurnalis di Universitas Atmajaya, Jakarta ini, ada dua level yang bisa ditempuh awak media untuk mendorong isu pendidikan menjadi isu yang lebih luas. Pertama, yakni level mikro melingkupi ruang kebijakan editorial berita.
Kemudian, kedua adalah level makro. Dimana isu pendidikan menjadi perbincangan yang luas dan serius. “Tentunya publik yang membaca dapat teredukasi, dan diharapkan ini menjadi upaya kita mencerdaskan anak bangsa,” ujar Frans.
Dikesempatan yang sama, mentor Haryo mengungkapkan, ada tantangan mengenai perkembangan informasi pada era digitalisasi saat ini, yakni pengguna media sosial mempunyai jumlah viewer yang banyak.
“Media sosial itu tidak mempunyai kode etik jurnalistik, pengguna tidak dilindungi undang-undang. Selain itu, pengguna media sosial juga belum memegang syarat uji kompeten seperti yang dimiliki wartawan,” ujarnya.
Haryo berpesan, di sinilah peran awak media untuk mencerdaskan publik terhadap banyaknya informasi di era digitalisasi. “Terutama lebih mencerdaskan publik dengan pemberitaan pendidikan yang tentunya dapat mencerdaskan pola pikir putra-putri bangsa,”pungkasnya. (dat/han)