27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Pembangunan Jalan di KSN Danau Toba Butuh Rp5 Triliun

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Kendaraan melintas di bawah ruas tol Medan-Kualanamu yang sedang dibangun, Rabu (25/2/2015) lalu. Pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi terus berlanjut, bahkan pada ruas jalan Medan-Binjai dalam proses tender.
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Kendaraan melintas di bawah ruas tol Medan-Kualanamu yang sedang dibangun, 2015 lalu. Pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi terus berlanjut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Badan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I Medan Paul AH Siahaan menjelaskan, butuh biaya sebesar Rp5,11 triliun untuk memenuhi kebutuhan penanganan jalan nasional dan jalan daerah di wilayah Kawasan Strategis Nasional (KSN) Danau Toba untuk kurun waktu 2017-2019. Kebutuhan itu belum termasuk rencana pembangunan jalan tol.

“Pengembangan pendukung prioritas nasional KSN Danau Toba sebagai kawasan pariwisata di antaranya pembangunan jaringan jalan lingkar dalam dan luar kawasan,” kata Paul AH Siahaan dalam rapat Sinkronisasi Program Pengembangan Kawasan Danau Toba di Hotel Grand Antares Medan, Sabtu (21/5).

Langkah yang dilakukan adalah preservasi dan pelebaran jalan nasional di ruas-ruas lingkar luar danau toba, preservasi dan pelebaran jalan nasional lingkar dalam Samosir, pembangunan jembatan Tano Ponggol di ruas Pangururan-Tele dan pengembangan jalan tol Tebingtinggi-Siantar, tol Siantar-Parapat dan jalan tol Parapat-Sibolga.

Untuk program penanganan jalan dan jembatan untuk jalan nasional dan pembangunan jalan di KSN Danau Toba membutuhkan dana Rp 3.367.842 secara tahun jamak yang terdiri atas peningkatan/pelebaran jalan, pembangunan jalan Balige Bypass sepanjang 9 km, lingkar Samosir (Tele-Pangururan-Nainggolan-Onan Runggu-Lagundi-Tomok-Ambarita) 144,7 km, pembangunan jalan Silangit-Muara-Bakkara sepanjang 21 km dan pebangunan jembatan Tano Ponggol dan Aek Asahan.

Pihaknya juga mengusulkan program penanganan jalan kabupaten mendukung KSN Danau Toba yang membutuhkan dana Rp 1,744 triliyun yang kiranya dapat didanai oleh Provinsi dan kabupaten terkait. Siahaan menjelaskan untuk jalan lingkar luar danau toba sepanjang 360 km, saat ini kondisinya 92% jalan mantap, 8% yang kebanyakan berada di Dairi kondisinya yang tidak mantap. Sedangkan untuk jalan Lingkar dalam samosir akan menjadi bagian dari jalan nasional baru sepanjang 145 km dimana pembangunannya dimulai tahun ini.

“Tahun ini kita sudah lelangkan multiyear selama 3 tahun, demikian juga pembangunan jalan tanah ponggol akan dimulai pembangunan 2017 multiyear,” jelasnya.

Untuk mendukung KSN Danau Toba, pihaknya juga sedang mengusulkan pembangunan jalan tol ruas Tebing Tingi-Siantar dan ruas Siantar-Parapat.

Nantinya akses menuju Danau Toba akan dikembangkan menjadi tiga jalur yakni Medan- Tebing Tinggi-Parapat, jalur Rawasering yaitu Tanjung Morawa-Saribudolok-Tongging (98km) dan melalui Berastagi.

“Untuk jalan tol ruas Kualanamu-Tebing Tinggi, saat ini 88% lahan sudah dibebaskan, ditargetkan pada akhir tahun 2017 selesai,” ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa kendala utama dalam pembangunan infrastruktur jalan adalah masalahnya pembebasan lahan. (bal)

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Kendaraan melintas di bawah ruas tol Medan-Kualanamu yang sedang dibangun, Rabu (25/2/2015) lalu. Pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi terus berlanjut, bahkan pada ruas jalan Medan-Binjai dalam proses tender.
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Kendaraan melintas di bawah ruas tol Medan-Kualanamu yang sedang dibangun, 2015 lalu. Pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi terus berlanjut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Badan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I Medan Paul AH Siahaan menjelaskan, butuh biaya sebesar Rp5,11 triliun untuk memenuhi kebutuhan penanganan jalan nasional dan jalan daerah di wilayah Kawasan Strategis Nasional (KSN) Danau Toba untuk kurun waktu 2017-2019. Kebutuhan itu belum termasuk rencana pembangunan jalan tol.

“Pengembangan pendukung prioritas nasional KSN Danau Toba sebagai kawasan pariwisata di antaranya pembangunan jaringan jalan lingkar dalam dan luar kawasan,” kata Paul AH Siahaan dalam rapat Sinkronisasi Program Pengembangan Kawasan Danau Toba di Hotel Grand Antares Medan, Sabtu (21/5).

Langkah yang dilakukan adalah preservasi dan pelebaran jalan nasional di ruas-ruas lingkar luar danau toba, preservasi dan pelebaran jalan nasional lingkar dalam Samosir, pembangunan jembatan Tano Ponggol di ruas Pangururan-Tele dan pengembangan jalan tol Tebingtinggi-Siantar, tol Siantar-Parapat dan jalan tol Parapat-Sibolga.

Untuk program penanganan jalan dan jembatan untuk jalan nasional dan pembangunan jalan di KSN Danau Toba membutuhkan dana Rp 3.367.842 secara tahun jamak yang terdiri atas peningkatan/pelebaran jalan, pembangunan jalan Balige Bypass sepanjang 9 km, lingkar Samosir (Tele-Pangururan-Nainggolan-Onan Runggu-Lagundi-Tomok-Ambarita) 144,7 km, pembangunan jalan Silangit-Muara-Bakkara sepanjang 21 km dan pebangunan jembatan Tano Ponggol dan Aek Asahan.

Pihaknya juga mengusulkan program penanganan jalan kabupaten mendukung KSN Danau Toba yang membutuhkan dana Rp 1,744 triliyun yang kiranya dapat didanai oleh Provinsi dan kabupaten terkait. Siahaan menjelaskan untuk jalan lingkar luar danau toba sepanjang 360 km, saat ini kondisinya 92% jalan mantap, 8% yang kebanyakan berada di Dairi kondisinya yang tidak mantap. Sedangkan untuk jalan Lingkar dalam samosir akan menjadi bagian dari jalan nasional baru sepanjang 145 km dimana pembangunannya dimulai tahun ini.

“Tahun ini kita sudah lelangkan multiyear selama 3 tahun, demikian juga pembangunan jalan tanah ponggol akan dimulai pembangunan 2017 multiyear,” jelasnya.

Untuk mendukung KSN Danau Toba, pihaknya juga sedang mengusulkan pembangunan jalan tol ruas Tebing Tingi-Siantar dan ruas Siantar-Parapat.

Nantinya akses menuju Danau Toba akan dikembangkan menjadi tiga jalur yakni Medan- Tebing Tinggi-Parapat, jalur Rawasering yaitu Tanjung Morawa-Saribudolok-Tongging (98km) dan melalui Berastagi.

“Untuk jalan tol ruas Kualanamu-Tebing Tinggi, saat ini 88% lahan sudah dibebaskan, ditargetkan pada akhir tahun 2017 selesai,” ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa kendala utama dalam pembangunan infrastruktur jalan adalah masalahnya pembebasan lahan. (bal)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/