26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Disinyalir Suplai Dana, Pejabat Pemprovsu Juga Digarap KPK

Foto: istimewa Dr Chandra Syafei, mantan Kepala Dinas Kesehatan Sumut yang kini menjabat Direktur RS Jiw, tiba pertama kali di Mako Brimob Poldasu, Rabu (22/6) sekitar pukul 10.00 WIB.
Foto: istimewa
Dr Chandra Syafei, mantan Kepala Dinas Kesehatan Sumut yang kini menjabat Direktur RS Jiw, tiba pertama kali di Mako Brimob Poldasu, Rabu (22/6) sekitar pukul 10.00 WIB.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tidak hanya anggota DPRD Sumut, penyidik KPK juga mulai memeriksa sejumlah pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di jajaran Pemprov Sumut. Pimpinan SKPD tersebut disinyalir memiliki peran penting sebagai penyuplai dana kepada Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho, untuk menyuap anggota dewan.

Dr Chandra Syafei, mantan Kepala Dinas Kesehatan Sumut tiba pertama kali di Mako Brimob Poldasu sekitar pukul 10.00 WIB, kemarin. Pria yang kini menjabat Direktur RS Jiwa itu tiba dengan mengenakan setelan kemeja putih lengan panjang. Terlihat, Chandra ingin menghindari kerumunan wartawan yang sudah menanti, dengan cara berputar-putar di aula gedung Mako Brimob yang dijadikan lokasi pemeriksaan.

Akhirnya, Chandra lewat pintu samping. Tidak banyak ucapan yang dilontarkan Chandra ketika berhadapan dengan wartawan. Bahkan, ia mengaku tidak tahu-menahu soal suap yang dilakukan gubernur kepada anggota dewan.

“Cuma menghadiri undangan saja, nggak tahu mau disuruh apa. Mana ruangannya juga saya tidak tahu,” katanya sembari berlalu.

Berselang 30 menit, Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Sumut, Bondaharo Siregar tiba. Mantan Kepala Biro Perekonomian Pemprovsu itu juga irit bicara, begitu turun dari mobil Agya BK 1299 UL, Bondaharo langsung berjalan menuju gedung aula.

Begitu juga dengan mantan Kepala Dinas Tarukim Sumut, Binsar Situmorang. Pria yang baru dirotasi menjadi Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemprovsu itu juga buru-buru berjalan ke aula begitu sampai di Mako Brimob. Pukul 12.15 WIB, Direktur RS Jiwa, Dr Chandra Syafei terlihat hendak keluar dari gedung pemeriksaan. Begitu juga dengan Binsar Situmorang.

Binsar yang mengenakan stelan batik terlihat sibuk dengan ponselnya. Meski sudah selesai diperiksa, Binsar tidak kunjung keluar dari gedung utama Mako Brimob karena melihat kerumunan wartawan.

Begitu juga dengan Chandra yang langsung berbalik arah dan kembali masuk gedung begitu melihat awak media yang sudah siap menanti kehadirannya.

Sayangnya tidak lama berselang, salah satu petugas Brimob mendatangi kerumunan wartawan dan memintauntuk menjauhi aula utama.

“Ada wakasat di dalam, dia minta teman-teman media menunggu di tenda yang sudah disiapkan,” ujar pria berpangkat Bripda itu.

“Nantikan yang diperiksa lewat sana, karena cuma ada satu pintu keluar yang disediakan,” tambahnya.

Setelah dinanti lebih dari satu jam, Binsar dan Chandra tidak kunjung menampakkan diri. Diduga, kedua pejabat eselon II menghindari para pemburu berita dan dibantu sejumlah petuga di Mako Brimob. (dik)

Foto: istimewa Dr Chandra Syafei, mantan Kepala Dinas Kesehatan Sumut yang kini menjabat Direktur RS Jiw, tiba pertama kali di Mako Brimob Poldasu, Rabu (22/6) sekitar pukul 10.00 WIB.
Foto: istimewa
Dr Chandra Syafei, mantan Kepala Dinas Kesehatan Sumut yang kini menjabat Direktur RS Jiw, tiba pertama kali di Mako Brimob Poldasu, Rabu (22/6) sekitar pukul 10.00 WIB.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tidak hanya anggota DPRD Sumut, penyidik KPK juga mulai memeriksa sejumlah pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di jajaran Pemprov Sumut. Pimpinan SKPD tersebut disinyalir memiliki peran penting sebagai penyuplai dana kepada Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho, untuk menyuap anggota dewan.

Dr Chandra Syafei, mantan Kepala Dinas Kesehatan Sumut tiba pertama kali di Mako Brimob Poldasu sekitar pukul 10.00 WIB, kemarin. Pria yang kini menjabat Direktur RS Jiwa itu tiba dengan mengenakan setelan kemeja putih lengan panjang. Terlihat, Chandra ingin menghindari kerumunan wartawan yang sudah menanti, dengan cara berputar-putar di aula gedung Mako Brimob yang dijadikan lokasi pemeriksaan.

Akhirnya, Chandra lewat pintu samping. Tidak banyak ucapan yang dilontarkan Chandra ketika berhadapan dengan wartawan. Bahkan, ia mengaku tidak tahu-menahu soal suap yang dilakukan gubernur kepada anggota dewan.

“Cuma menghadiri undangan saja, nggak tahu mau disuruh apa. Mana ruangannya juga saya tidak tahu,” katanya sembari berlalu.

Berselang 30 menit, Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Sumut, Bondaharo Siregar tiba. Mantan Kepala Biro Perekonomian Pemprovsu itu juga irit bicara, begitu turun dari mobil Agya BK 1299 UL, Bondaharo langsung berjalan menuju gedung aula.

Begitu juga dengan mantan Kepala Dinas Tarukim Sumut, Binsar Situmorang. Pria yang baru dirotasi menjadi Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemprovsu itu juga buru-buru berjalan ke aula begitu sampai di Mako Brimob. Pukul 12.15 WIB, Direktur RS Jiwa, Dr Chandra Syafei terlihat hendak keluar dari gedung pemeriksaan. Begitu juga dengan Binsar Situmorang.

Binsar yang mengenakan stelan batik terlihat sibuk dengan ponselnya. Meski sudah selesai diperiksa, Binsar tidak kunjung keluar dari gedung utama Mako Brimob karena melihat kerumunan wartawan.

Begitu juga dengan Chandra yang langsung berbalik arah dan kembali masuk gedung begitu melihat awak media yang sudah siap menanti kehadirannya.

Sayangnya tidak lama berselang, salah satu petugas Brimob mendatangi kerumunan wartawan dan memintauntuk menjauhi aula utama.

“Ada wakasat di dalam, dia minta teman-teman media menunggu di tenda yang sudah disiapkan,” ujar pria berpangkat Bripda itu.

“Nantikan yang diperiksa lewat sana, karena cuma ada satu pintu keluar yang disediakan,” tambahnya.

Setelah dinanti lebih dari satu jam, Binsar dan Chandra tidak kunjung menampakkan diri. Diduga, kedua pejabat eselon II menghindari para pemburu berita dan dibantu sejumlah petuga di Mako Brimob. (dik)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/