25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

AWAS! Jangan ke Zona Merah Sinabung

Foto: Anita/PM Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo meningkat. Pada Selasa (23/2), terjadi 5 kali luncuran awan panas.
Foto: Anita/PM
Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo meningkat. Pada Selasa (23/2), terjadi 5 kali luncuran awan panas.

KARO, SUMUTPOS.CO – Dua hari terakhir, aktifitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo meningkat. Petugas Pos Pemantau Sinabung mewarning (mengingatkan) wisatawan dan masyarakat sekitar agar tidak memasuki zona bahaya Sinabung, Selasa (23/2).

“Hari ini sudah terjadi 5 kali luncuran awan panas,” ujar Armen, Putra Kepala Pos Pemantau Sinabung.

Dikatakannya, aktifitas luncuran awan panas terjadi 5 kali yang mengarah ke sector timur tenggara dengan jarak luncur bervariasi. Antara 2,5 hingga 3,3 kilometer. Pos Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga mencatat telah terjadi 3 kali erupsi dengan tinggi kolom mencapai 1,5 kilometer.

“Dari kemarin Sinabung masih terus menunjukkan peningkatan aktifitas dan belum ada tanda-tanda penurunan. Hingga sore ini (23/2) luncuran awan panas masih dimuntahkan,” jabarnya.

Sebab, aktifitas Sinabung memuntahkan awan panas bisa terjadi kapan saja. Sehingga himbauan untuk masyarakat sekitar perlu diumumkan lagi. Peringatan dan himbauan ini sudah disampaikan ke pihak Pemkab Karo agar ditindaklanjuti.

Sementara status Sinabung masih tetap berada di level IV (AWAS). Dengan kondisi tersebut, Gunung Sinabung berpotensi terus erupsi, meski dapat dipastikan letusannya bersifat efusif (erupsi tanpa letusan) atau eksplosif (erupsi dengan letusan). “Masyarakat sekitar jangan mendekati zona larangan, apalagi pergi ke ladang. Portal-portal diharapkan dapat dijaga ketat,” sebut Armen.

Terpisah, M Ginting (45) warga Desa Tiganderket, Kecamatan Tiganderket mengatakan erupsi Sinabung yang terjadi dua hari terakhir berdampak pada desanya. Sebab, debu vulkanik yang dikeluarkan mengarah ke desanya.

“Meskipun debunya enggak terlalu tebal, tapi debu yang jatuh di jalan sangat mengganggu aktifitas warga. Setiap kendaraan yang lewat debunya berterbangan sehingga menganggu pernafasan,” ujarnya.(Cr-7/ala)

Foto: Anita/PM Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo meningkat. Pada Selasa (23/2), terjadi 5 kali luncuran awan panas.
Foto: Anita/PM
Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo meningkat. Pada Selasa (23/2), terjadi 5 kali luncuran awan panas.

KARO, SUMUTPOS.CO – Dua hari terakhir, aktifitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo meningkat. Petugas Pos Pemantau Sinabung mewarning (mengingatkan) wisatawan dan masyarakat sekitar agar tidak memasuki zona bahaya Sinabung, Selasa (23/2).

“Hari ini sudah terjadi 5 kali luncuran awan panas,” ujar Armen, Putra Kepala Pos Pemantau Sinabung.

Dikatakannya, aktifitas luncuran awan panas terjadi 5 kali yang mengarah ke sector timur tenggara dengan jarak luncur bervariasi. Antara 2,5 hingga 3,3 kilometer. Pos Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga mencatat telah terjadi 3 kali erupsi dengan tinggi kolom mencapai 1,5 kilometer.

“Dari kemarin Sinabung masih terus menunjukkan peningkatan aktifitas dan belum ada tanda-tanda penurunan. Hingga sore ini (23/2) luncuran awan panas masih dimuntahkan,” jabarnya.

Sebab, aktifitas Sinabung memuntahkan awan panas bisa terjadi kapan saja. Sehingga himbauan untuk masyarakat sekitar perlu diumumkan lagi. Peringatan dan himbauan ini sudah disampaikan ke pihak Pemkab Karo agar ditindaklanjuti.

Sementara status Sinabung masih tetap berada di level IV (AWAS). Dengan kondisi tersebut, Gunung Sinabung berpotensi terus erupsi, meski dapat dipastikan letusannya bersifat efusif (erupsi tanpa letusan) atau eksplosif (erupsi dengan letusan). “Masyarakat sekitar jangan mendekati zona larangan, apalagi pergi ke ladang. Portal-portal diharapkan dapat dijaga ketat,” sebut Armen.

Terpisah, M Ginting (45) warga Desa Tiganderket, Kecamatan Tiganderket mengatakan erupsi Sinabung yang terjadi dua hari terakhir berdampak pada desanya. Sebab, debu vulkanik yang dikeluarkan mengarah ke desanya.

“Meskipun debunya enggak terlalu tebal, tapi debu yang jatuh di jalan sangat mengganggu aktifitas warga. Setiap kendaraan yang lewat debunya berterbangan sehingga menganggu pernafasan,” ujarnya.(Cr-7/ala)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/