30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Urus Administrasi Berobat Susah, Kondisi Anak Kian Parah

Firly, Bocah Dua tahun Pengidap Infeksi Selaput Otak

KISARAN-Firly, bayi berusia dua tahun asal Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjugbalai Kabupaten Asahan menderita infeksi selaput otak (meningitis). Berat badannya kini  hanya 5,2 kilogram.

PERIKSA: Petugas medis saat memeriksa keadaan Firly bocah dua tahun mengidap penyakit infeksi selaput otak. //susilawady/smg/metro siantar
PERIKSA: Petugas medis saat memeriksa keadaan Firly bocah dua tahun mengidap penyakit infeksi selaput otak. //susilawady/smg/metro siantar

Anak ke tujuh dari pasangan DTM Syahrial (44) dan Nurbaiti ( 44 ) awalanya dilahirkan normal. Namun, dalam masa pertumbuhan, Firly sering mengalami demam tinggi. Bayi di bawah lima tahun (Balita) itu sempat mendapat penanganan medis di salah satu klinik di Kota Tanjungbalai, karena keterbatasan dana maka pengobatan terhadap putra bungsunya terhenti.

“Kami sempat membawa Firly berobat di salah satu kilinik di kota Tanjungbalai, kemudian terhenti akibat tidak memiliki cukup biaya,” ungkap DTM Syahrial saat dikonfirmasi awak koran ini di ruang rawat inap khusus anak.

Semangat Syahrial sempat bangkit kembali begitu dia memiliki biaya tambahan untuk mengobati anaknya tersebut. Hanya saja dokter yang biasa menangani kesehatan anaknya tidak ada lagi ditempat praktiknya.

“Begitu pun kami terus berusaha untuk membawanya berobat dan ianya sempat mendapat perawatan di RSUD Tanjungbalai kemudian di rujuk ke RSUD Kisaran,” tuturnya.

Menurutnya, Firly sudah empat berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kisaran. Sekarang dalam kondisi kritis,  dan tidak sadar (koma).
“Hasil pemeriksaan balita, selain gizi buruk Firly juga menderit Meningitis Tuberculosis paru,” jelas Direktur RSDU Kisaran dr Nilwan Arif saat ditemui Metro Siantar (Group Sumut Pos) ketika melihat kondisi Firly di ruang anak.

Oleh sebab itu, kata Nilwan, pihaknya akan terus memantau perkembangan Firly, karena hingga saat saat ini belum juga ada perkembangan. Menurut catatan saat masuk berat Firly hanya 5,2 kilogram, begitu juga berat badannya hingga dirawat empat hari. “Kita akan lakukan koordinasi kepada dokter anak yang merawatnya, bila tidak ada kemajuan, dan karena keterbatasan fasilitas balita ini akan kita rujuk ke Medan,” jelas Nilwan.

Sementara Nurbaiti, ibu Firly menuturkan bahwa, putranya baru kali ini sakit parah.

Saat ditanya dengan imunisasi, balita ini hanya ikut tiga kali. Padahal menurut peraturan dasar imunisasi lengkap itu sebanyak lima kali. “Karena sibuk mencari uang  dan memenuhi kebutuhan keluarga, tidak sempat melakukan imunisasi,” kata Nurbaiti.

Nurbaiti juga menjelaskan, bahwa perawatan anaknya selama ini hanya disibukan mengurus administrasi rumah sakit, karena keluarga mereka tidak terdaftar  dalam peserta jaminan kesehatan masyarakat. “Sehingga mengurus surat keterangan miskian sampai saat ini belum selesai,” bebernya. (sus/smg)

Firly, Bocah Dua tahun Pengidap Infeksi Selaput Otak

KISARAN-Firly, bayi berusia dua tahun asal Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjugbalai Kabupaten Asahan menderita infeksi selaput otak (meningitis). Berat badannya kini  hanya 5,2 kilogram.

PERIKSA: Petugas medis saat memeriksa keadaan Firly bocah dua tahun mengidap penyakit infeksi selaput otak. //susilawady/smg/metro siantar
PERIKSA: Petugas medis saat memeriksa keadaan Firly bocah dua tahun mengidap penyakit infeksi selaput otak. //susilawady/smg/metro siantar

Anak ke tujuh dari pasangan DTM Syahrial (44) dan Nurbaiti ( 44 ) awalanya dilahirkan normal. Namun, dalam masa pertumbuhan, Firly sering mengalami demam tinggi. Bayi di bawah lima tahun (Balita) itu sempat mendapat penanganan medis di salah satu klinik di Kota Tanjungbalai, karena keterbatasan dana maka pengobatan terhadap putra bungsunya terhenti.

“Kami sempat membawa Firly berobat di salah satu kilinik di kota Tanjungbalai, kemudian terhenti akibat tidak memiliki cukup biaya,” ungkap DTM Syahrial saat dikonfirmasi awak koran ini di ruang rawat inap khusus anak.

Semangat Syahrial sempat bangkit kembali begitu dia memiliki biaya tambahan untuk mengobati anaknya tersebut. Hanya saja dokter yang biasa menangani kesehatan anaknya tidak ada lagi ditempat praktiknya.

“Begitu pun kami terus berusaha untuk membawanya berobat dan ianya sempat mendapat perawatan di RSUD Tanjungbalai kemudian di rujuk ke RSUD Kisaran,” tuturnya.

Menurutnya, Firly sudah empat berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kisaran. Sekarang dalam kondisi kritis,  dan tidak sadar (koma).
“Hasil pemeriksaan balita, selain gizi buruk Firly juga menderit Meningitis Tuberculosis paru,” jelas Direktur RSDU Kisaran dr Nilwan Arif saat ditemui Metro Siantar (Group Sumut Pos) ketika melihat kondisi Firly di ruang anak.

Oleh sebab itu, kata Nilwan, pihaknya akan terus memantau perkembangan Firly, karena hingga saat saat ini belum juga ada perkembangan. Menurut catatan saat masuk berat Firly hanya 5,2 kilogram, begitu juga berat badannya hingga dirawat empat hari. “Kita akan lakukan koordinasi kepada dokter anak yang merawatnya, bila tidak ada kemajuan, dan karena keterbatasan fasilitas balita ini akan kita rujuk ke Medan,” jelas Nilwan.

Sementara Nurbaiti, ibu Firly menuturkan bahwa, putranya baru kali ini sakit parah.

Saat ditanya dengan imunisasi, balita ini hanya ikut tiga kali. Padahal menurut peraturan dasar imunisasi lengkap itu sebanyak lima kali. “Karena sibuk mencari uang  dan memenuhi kebutuhan keluarga, tidak sempat melakukan imunisasi,” kata Nurbaiti.

Nurbaiti juga menjelaskan, bahwa perawatan anaknya selama ini hanya disibukan mengurus administrasi rumah sakit, karena keluarga mereka tidak terdaftar  dalam peserta jaminan kesehatan masyarakat. “Sehingga mengurus surat keterangan miskian sampai saat ini belum selesai,” bebernya. (sus/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/