SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Isu penculikan anak belakangan ini sudah cukup meresahkan. Tapi di Dairi, kasus lebih menakutkan sedang berlangsung. Dalam sebulan terakhir, 12 orang mendadak meninggal dunia tanpa penyakit yang jelas.
Saking takutnya, warga dari tiga dusun di Desa Lumban Toruan menggelar akan menggelar ibadah tolak bala. Sebab santer berkembang, kematian mendadak itu disebut-sebut akibat ulah Begu Ganjang.
Keputusan gelaran tolak bala merupakan hasil musyawarah di halaman kantor desa, yang difasilitasi Nursiah Banurea (Plt Kepala Desa Lumban Toruan) dihadiri, Camat, Kasat Bimas Polres Dairi, serta tokoh Agama dan tokoh Masyarakat, Kamis (23/3) kemarin.
“Warga sepakat melakukan ibadah tolak bala secara bersama dengan pemuka agama pada minggu depan,” sebut Kasat Bimas, AKP Jokner Malau di sela-sela pertemuan tersebut.
Ditambahkan Jokner, Babinkabtimas akan selalu melakukan mediasi atau pemahaman kepada masyarakat, agar tidak anarkis dan main hakim sendiri atas orang yang dicurigai. Masyarakat diharapkan bersikap tenang dan dapat melakukan aktifitasnya sehari-hari seperti biasanya.
Sebelumnya, Nursiah Banurea menyebutkan, pertemuan dilakukan demi menindak lanjuti keresahan warga terkait meningalnya 12 orang warga secara berturut-turut selama sebulan terakhir ini secara tiba-tiba.
Atas kejadian tak wajar itu, warga lantas menanyakan kepada orang yang dituakan di desa ini atau sering disebut Sipukah Huta. “Sipukah Huta menyarankan melakukan musyawarah atau pertemuan untuk membahas isu adanya warga memelihara begu ganjang,” terang Nursiah.
Kabar berkembang, Begu Ganjang sengaja digunakan untuk merebut kekuasaan dalam pemilihan kepala desa dalam waktu dekat ini. (ric/cpn/ras)