26.7 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Sesak Nafas Kambuh, Boru Sinaga Berulat

Wanita tua ditemukan membusuk. (Leo/PM)

SUNGGAL, SUMUTPOS.CO  – Akibat penyakit sesak nafasnya kambuh, Solihem boru Sinaga (60) meregang nyawa di ruang tamu rumahnya. Mirisnya, kematiannya diketahui setelah jasadnya berulat/belatung.

Terungkapnya kematian warga Jalan Tani Asli, Gang Melati, Dusun II Barat, Sunggal, ini bermula dari kecurigaan salah seorang tetangganya, Venita Siahaan (27).

Jumat (24/3) pagi kemarin, perempuan ini mencium aroma tidak sedap dari rumah korban. Teringat Solihem sudah 2 hari tidak terlihat, dia pun khawatir sesuatu terjadi kepada korban, lalu melapor ke kepala dusun (Kadus) setempat.

Berikutnya Kadus dan beberapa warga mengecek ke dalam rumah. Hasilnya, Solihem ditemukan tewas dalam posisi duduk menunduk di pintu sambil bersandar ke kursi tamu. Jasadnya sudah membusuk dan berulat/belatung.

Berikutnya temuan dilaporkan ke Polsek Sunggal. Sembari menunggu Polisi, Kadus mencari ponsel korban. Begitu ponsel ditemukan, keluarga pun dihubungi dan diberitahu perihal kematian Solihem.

Tak lama, Solin Sinaga (48), adik korban yang menetap di Jalan Eka Surya, Medan Johor, tiba di TKP. Pria ini juga yang menolak jasad korban diotopsi. Menurutnya, kakaknya memang sudah lama mengidap penyakit sesak nafas. Rencananya korban akan dikebumikan di Perdagangan, Simalungun.

Pun begitu, petugas tetap melakukan pemeriksaan. Setelah memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, Polisi akhirnya mengabulkan permintaan keluarga dengan membuat surat pernyataan.

Ida (54), juga tetangga korban menyebutkan, sehari-hari Solihem bekerja sebagai pedagang penjual sabun dan plastik kresek di Pajak Kampung Lalang.

“Dia itu sosok yang baik. Rajin  Ke Mesjid Rajin, kerja rajin, ramah. Korban setiap hari ke pajak dengan berjalan kaki. Ia selalu teriak manggil kalau mau pergi. Sudah 4 hari mendiang tidak terlihat. Penyakitnya kambuh sekitar Minggu kemarin. Tiba-tida sudah meninggal ibu itu. Sedih aku,” terang Ida.

Sementara itu, kabar yang merebak di sekitar tempat kejadian, korban diduga stres atas wacana penertiban Pajak Kampung Lalang. Ini dianggap masuk akal, mengingat korban juga memiliki lapak di pajak yang akhirnya ditertibkan pada Kamis (23/3) dinihari lalu. Selain itu, korban selama ini diketahui tinggal dan memenuhi kebutuhannya sendiri.

Kapolsek Sunggal, Kompol Daniel Marinduri mengatakan, jasad korban telah diserahkan kepada pihak keluarga. Sementara Panit Reskrim, Iptu Martua Manik SH menambahkan, korban sudah sudah cukup lama mengidap penyakit sesak napas. Itu diketahui dari pihak keluarga. Dan di tubuh korban tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan. (cr-3/ras)

Wanita tua ditemukan membusuk. (Leo/PM)

SUNGGAL, SUMUTPOS.CO  – Akibat penyakit sesak nafasnya kambuh, Solihem boru Sinaga (60) meregang nyawa di ruang tamu rumahnya. Mirisnya, kematiannya diketahui setelah jasadnya berulat/belatung.

Terungkapnya kematian warga Jalan Tani Asli, Gang Melati, Dusun II Barat, Sunggal, ini bermula dari kecurigaan salah seorang tetangganya, Venita Siahaan (27).

Jumat (24/3) pagi kemarin, perempuan ini mencium aroma tidak sedap dari rumah korban. Teringat Solihem sudah 2 hari tidak terlihat, dia pun khawatir sesuatu terjadi kepada korban, lalu melapor ke kepala dusun (Kadus) setempat.

Berikutnya Kadus dan beberapa warga mengecek ke dalam rumah. Hasilnya, Solihem ditemukan tewas dalam posisi duduk menunduk di pintu sambil bersandar ke kursi tamu. Jasadnya sudah membusuk dan berulat/belatung.

Berikutnya temuan dilaporkan ke Polsek Sunggal. Sembari menunggu Polisi, Kadus mencari ponsel korban. Begitu ponsel ditemukan, keluarga pun dihubungi dan diberitahu perihal kematian Solihem.

Tak lama, Solin Sinaga (48), adik korban yang menetap di Jalan Eka Surya, Medan Johor, tiba di TKP. Pria ini juga yang menolak jasad korban diotopsi. Menurutnya, kakaknya memang sudah lama mengidap penyakit sesak nafas. Rencananya korban akan dikebumikan di Perdagangan, Simalungun.

Pun begitu, petugas tetap melakukan pemeriksaan. Setelah memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, Polisi akhirnya mengabulkan permintaan keluarga dengan membuat surat pernyataan.

Ida (54), juga tetangga korban menyebutkan, sehari-hari Solihem bekerja sebagai pedagang penjual sabun dan plastik kresek di Pajak Kampung Lalang.

“Dia itu sosok yang baik. Rajin  Ke Mesjid Rajin, kerja rajin, ramah. Korban setiap hari ke pajak dengan berjalan kaki. Ia selalu teriak manggil kalau mau pergi. Sudah 4 hari mendiang tidak terlihat. Penyakitnya kambuh sekitar Minggu kemarin. Tiba-tida sudah meninggal ibu itu. Sedih aku,” terang Ida.

Sementara itu, kabar yang merebak di sekitar tempat kejadian, korban diduga stres atas wacana penertiban Pajak Kampung Lalang. Ini dianggap masuk akal, mengingat korban juga memiliki lapak di pajak yang akhirnya ditertibkan pada Kamis (23/3) dinihari lalu. Selain itu, korban selama ini diketahui tinggal dan memenuhi kebutuhannya sendiri.

Kapolsek Sunggal, Kompol Daniel Marinduri mengatakan, jasad korban telah diserahkan kepada pihak keluarga. Sementara Panit Reskrim, Iptu Martua Manik SH menambahkan, korban sudah sudah cukup lama mengidap penyakit sesak napas. Itu diketahui dari pihak keluarga. Dan di tubuh korban tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan. (cr-3/ras)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/