“Yang dipanggilnya saya, katanya mau berdamai. ‘Bang temanilah aku’ kata si Sabar. Ditelpon aku. Datanglah kami sekitar empat orang. Jadi saat pertemuan itu, sudah panjang lebar, si Sabar dikasih kesempatan menceritakan kronologis permasalahan. Jadi, saat itu suaranya (Sabar) kecil, nggak dengar semua orang yang ada di situ. Jadi, datanglah adek (Ansor Sibarani), pas dia di belakang si Sabar. Dia bilang biar suaranya dikuatkan, biar semua mendengar. Tiba-tiba dia (Sibaya Dewi) emosi dan beridiri sambil menghampiri adik saya si Ansor. ‘Siapa kau?’ Katanya sambil memegang pinggangnya mau mencabut pisau. Kulihat dia sudah mendekat, kutendanglah dia, terjatuhlah dia (Sibaya Dewi) dan pisaunya masi dipegangnya,” jelas Salohot.
“Setelah saya tendang, Sibaya Dewi berusaha mengejar saya. Karena merasa terancam, saya melompat ke rambing untuk menyelamatkan diri. Namun dia terus mengikuti dan secara tiba-tiba pisau yang dipegangnya tersebut menancapkan ke arah leher saya sampai mengeluarkan darah,” jelasnya.
Akibat penikaman yang dialaminya itu, hingga saat ini Salohot masih terbaring di ruang rawat inap RSUD Pandan. Ia berharap pihak kepolisian segera melakukan tindakan terhadap pelaku penikaman yang merupakan warga Desa Palopat Pijorkoling, Kecamatan Sidempuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan itu.
“Ya, ditangkaplah itu. Kalau dibiarkan nanti, malah menjadi-jadi itu,” pungkasnya. (jpg/nin/ras)