30.6 C
Medan
Friday, June 14, 2024

4 Tahun Hidup Tanpa Anus & Buah Zakar, Bocah Ini Membuncit

Foto: jon/PM Fadili, bocah 4 tahun yang lahir tanpa anus dan buah zakar, hingga perutnya membuncit.
Foto: jon/PM
Fadili, bocah 4 tahun yang lahir tanpa anus dan buah zakar, hingga perutnya membuncit.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kondisi ekonomi memaksa Hendra (32) dan istrinya Sriyani (28) menutup rapat-rapat kekurangan anak kedua mereka. Ya, sejak lahir 4 tahun lalu, Fadli putra tercinta pasutri yang hanya bekerja sebagai pedagang siomay keliling ini tak memiliki anus dan buah zakar.

Meski saban hari menangis melihat penderitaan sang buah hati, tapi Hendra dan istrinya tak bisa berbuat banyak. Betapa tidak, jangankan membawa Fadli ke rumah sakit, untuk makan sehari-hari saja, warga Dusun III Banyu Urip, Desa Litur Tasik, Kecamatan Sawit Seberang ini sulit.

’Pembiaran’ ini jelas membuat kondisi Fadli makin parah. Selain harus menahan sakit yang luar biasa, kini kondisi Fadli kian memprihatinkan karena perutnya membuncit.

”Fadli adalah anak kedua kami bang, yang pertama perempuan dan normal. Anak kedua kami ini sejak lahir memang sudah begini dan kami juga mula-mula bingung juga kok bisa seperti ini,” lirih Hendra saat ditemui di rumah sederhananya, Selasa (26/5).

Hendra mengaku, selama ini ia dan istrinya sengaja menutupi kekurangan Fadli. Selain tak punya uang untuk biaya rumah sakit, Hendra juga mengaku malu.

”Selain tak punya biaya, kami juga malu pak. Taulah kalau tinggal di kampung, pasti orang sini heboh melihat anak kami lahir seperti ini. Pastinya macam-macamlah yang berkomentar dan menuduh kami telah melakukan hal buruk yang berakibat buruk pada anak kami,” dalih Hendra.

Dikisahkan Hendra, sejak lahir awalnya pertumbuhan dan kondisi Fadli terlihat baik-baik saja. Mereka baru panik beberapa bulan belakangan ini, saat melihat perut Fadli membuncit. “Buncit perutnya. Kami semakin bingung karena dia juga terus menangis,” lirihnya.

Foto: jon/PM Rumah orangtua Fadli, bocah 4 tahun yang lahir tanpa anus dan buah zakar, di Dusun III Banyu Urip, Desa Litur Tasik, Kecamatan Sawit Seberang, Langkat, Sumut.
Foto: jon/PM
Rumah orangtua Fadli, bocah 4 tahun yang lahir tanpa anus dan buah zakar, di Dusun III Banyu Urip, Desa Litur Tasik, Kecamatan Sawit Seberang, Langkat, Sumut.

Karena tak tau harus berbuat apa lagi, Hendra akhirnya curhat pada kerabatnya. Saat itu Hendra disarankan mengadu ke kepala desa setempat. “Setelah mengadu, kades menyarankan saya membawa Fadli ke Puskesmas Sawit Seberang bang. Senin 25 Mei lalulah kami membawanya ke sana. Di sana dokter menyarankan kami membawa Fadli ke RS Adam Malik Medan,” kenangnya.

Tapi apa daya, Hendra tak punya uang. Bahkan untuk membayar iuran BPJS yang ditawarkan pun ia tak mampu. “Saya hanya tukang siomay keliling. Tapi alhamdulillah Pak Camat Sawit Seberang datang membantu sehingga kami bisa membawa Fadli ke Medan. Tadi pak camat juga datang memberi bantuan dan menanggulangi biaya BPJS hingga anak kami sembuh,” kata Hendra.

Foto: jon/PM Fadili, bocah 4 tahun yang lahir tanpa anus dan buah zakar, hingga perutnya membuncit.
Foto: jon/PM
Fadili, bocah 4 tahun yang lahir tanpa anus dan buah zakar, hingga perutnya membuncit.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kondisi ekonomi memaksa Hendra (32) dan istrinya Sriyani (28) menutup rapat-rapat kekurangan anak kedua mereka. Ya, sejak lahir 4 tahun lalu, Fadli putra tercinta pasutri yang hanya bekerja sebagai pedagang siomay keliling ini tak memiliki anus dan buah zakar.

Meski saban hari menangis melihat penderitaan sang buah hati, tapi Hendra dan istrinya tak bisa berbuat banyak. Betapa tidak, jangankan membawa Fadli ke rumah sakit, untuk makan sehari-hari saja, warga Dusun III Banyu Urip, Desa Litur Tasik, Kecamatan Sawit Seberang ini sulit.

’Pembiaran’ ini jelas membuat kondisi Fadli makin parah. Selain harus menahan sakit yang luar biasa, kini kondisi Fadli kian memprihatinkan karena perutnya membuncit.

”Fadli adalah anak kedua kami bang, yang pertama perempuan dan normal. Anak kedua kami ini sejak lahir memang sudah begini dan kami juga mula-mula bingung juga kok bisa seperti ini,” lirih Hendra saat ditemui di rumah sederhananya, Selasa (26/5).

Hendra mengaku, selama ini ia dan istrinya sengaja menutupi kekurangan Fadli. Selain tak punya uang untuk biaya rumah sakit, Hendra juga mengaku malu.

”Selain tak punya biaya, kami juga malu pak. Taulah kalau tinggal di kampung, pasti orang sini heboh melihat anak kami lahir seperti ini. Pastinya macam-macamlah yang berkomentar dan menuduh kami telah melakukan hal buruk yang berakibat buruk pada anak kami,” dalih Hendra.

Dikisahkan Hendra, sejak lahir awalnya pertumbuhan dan kondisi Fadli terlihat baik-baik saja. Mereka baru panik beberapa bulan belakangan ini, saat melihat perut Fadli membuncit. “Buncit perutnya. Kami semakin bingung karena dia juga terus menangis,” lirihnya.

Foto: jon/PM Rumah orangtua Fadli, bocah 4 tahun yang lahir tanpa anus dan buah zakar, di Dusun III Banyu Urip, Desa Litur Tasik, Kecamatan Sawit Seberang, Langkat, Sumut.
Foto: jon/PM
Rumah orangtua Fadli, bocah 4 tahun yang lahir tanpa anus dan buah zakar, di Dusun III Banyu Urip, Desa Litur Tasik, Kecamatan Sawit Seberang, Langkat, Sumut.

Karena tak tau harus berbuat apa lagi, Hendra akhirnya curhat pada kerabatnya. Saat itu Hendra disarankan mengadu ke kepala desa setempat. “Setelah mengadu, kades menyarankan saya membawa Fadli ke Puskesmas Sawit Seberang bang. Senin 25 Mei lalulah kami membawanya ke sana. Di sana dokter menyarankan kami membawa Fadli ke RS Adam Malik Medan,” kenangnya.

Tapi apa daya, Hendra tak punya uang. Bahkan untuk membayar iuran BPJS yang ditawarkan pun ia tak mampu. “Saya hanya tukang siomay keliling. Tapi alhamdulillah Pak Camat Sawit Seberang datang membantu sehingga kami bisa membawa Fadli ke Medan. Tadi pak camat juga datang memberi bantuan dan menanggulangi biaya BPJS hingga anak kami sembuh,” kata Hendra.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/